BERITABETA.COM, Namlea – Sebanyak 21  mahasiswa asal Kabupaten Buru yang juga rekan dari pasien 01 Buru (Kasus 16 Maluku), kembali dijejaki untuk dilakukan Rapid Test oleh tim medis di Kabupaten Buru.

Ke-21 mahasiswa ini, adalah mereka yang datang dari Jakarta bersama pasien 01 Buru yang juga mahasiswa asal Nusa Tenggara Timur (NTT).  Dari jumlah ini,  Gugus Tugas Covid-19 Kabupaten Buru baru bisa mengambil Rapid Test 14 mahasiswa. Dari hasil Rapid Test yang dilakukan, terdapat satu mahasiswa dari Desa Waekase, Kecamatan Airbuaya, bereaksi positif.

“Dari 14 mahasiswa yang sudah selesai di-Rapid Test, ada 1 orang terindikasi reaktif (positif) berinitial GW,”ungkap Jubir Satgas Covid 19 Kabupaten Buru, Nani Rahim kepada awak media di Namlea,  Rabu malam(23/4/2020).

“Rapid test bukan gold standart untuk diagnosa Covid-19. Makanya orang yang positif dengan Rapid Test  perlu dilakukan konfirmasi dengan PCR. Jika PCR positif baru bisa kita rilis sebagai kasus konfirmasi positif,”sambung Nani Rahim.

Dari jumlah mahasiswa itu, tujuh  mahasiswa dikabarkan gagal diambil Rapid Test.  Lantaran, empat orang ada di pedalaman Rana, Kecamatan Fenalisela,  dua orang di Waelata dan satu di Lolongquba.

Sementara itu, informasi yang diperoleh awak media menyebutkan, dua mahasiswa yang gagal diambil Rapid Test berdomisili di salah satu dusun di kecamatan Waelata.

Satu oknum mahasiswa, teman kontak pasien 01 yang datang bersamaan dari Jakarta, bersikap membangkang, sehingga ia dan satu rekan lagi batal menjalani Rapid Test.

Sedangkan satu mahasiswa yang tercatat berdomisili di satu tempat di Kecamatan Kolongquba, juga gagal diambil Rapid Test karena menghilang. Ada dugaan, oknum ini tidak tinggal di sana dan tim Satgas hanya diberi tahu alamat palsu.

“Yang di Lolongguba belum ketemu orangnya, initialnya MN tapi sudah dicek di wilayah Lolongquba tidak ada nama itu,”tutur Nani Rahim.

Jubir Satgas Covid 19 Buru, Nani Rahim yang baru balik dari sejumlah TKP pengambilan Rapid Test, mengungkapkan dari 21 mahasiswa teman kontak dan teman seperjalanan dengan mahasiswa asal NTT itu, hanya 14 yang berhasil di-Rapid Test.

Mereka 14 mahasiswa ini yang selesai dirapid test, sebanyak 8 orang di Kecamatan  Airbuaya, 3 orang di Waelata, dan  3 orang di lolongguna.

Nani turut membenarkan ada 7 orang  belum diperiksa kerena perlu waktu untuk mengevakuasi ke lokasi pemeriksaan.  Namun dipastikan besok, dua mahasiswa yang di Waelata tetap akan diperiksa dengan Rapid Test.

“Besok satgas waelata akan tetap melakukan pemeriksaan.   Di Lolongguba belum bisa dipastikan karena belum tau jejaknya,”ujar Nani Rahim.

Sementara empat mahasiswa yang berada di beberapa desa di pedalaman Rana juga belum dipastikan akan dapat diambil Rapid Test besok.

“Tapi besok tim dari PKM Wamlana dan satgas Kecamatan Fenaleisela akan naik ke Rana,”aku Nani Rahim.

Terhadap mahasiswa asal Waekase Kecamatan Airbuaya yang Rapid Test bereaksi positif, akan dievakuasi ke Namlea, Kamis (23/4/2020), guna diisolasi di Penginapan Silta untuk pengambilan sweb tenggorokan untuk diuji lewat PCR.

Rapid Test Terbatas

Nani juga mengungkapkan jumlah Rapid Test yang dimiliki Satgas Covid-19 Kabupaten Buru, kini sudah sangat terbatas. Kendala ini yang membuat belum bisa dilakukan Rapid Tets secara massal dan secara acak di suatu desa dimana mahasiswa ini telah pulang kampung, telah bersosialisasi dengan masyarakat.

Agar memastikan oknum mahasiswa ini positif atau negatif terinfeksi virus Corona, harus diperkuat dengan uji PCR, karena hasil Rapid Test persentasinya atau kekuatan membacanya hanya 80%.

“Rapid test kami terbatas, yang dipesan belum datang. Jadi kita tunggu hasil swab, klo positif baru keluarganya ditracing,”pungkas Nani Rahim.(BB-DUL)