Be The Ambassador Of Islam
" Ya !" Aku menatapnya.
" Apakah jilbab yang kamu kenakan karena paksaan dari orang tuamu ?"
" Pardon me ? " aku terkejut namun buru - buru kuberi seulas senyum.
Kali ini Mia sedikit khawatir pertanyaannya membuatku tak enak.
"No ! Bukan itu maksudku. Darimana kamu mendengar bahwa kami dipaksa memakai jilbab ? "
Mia terlihat bingung. Matanya berputar, nampaknya Mia berusaha mengingat - ingat : " Ooh...sekedar mendengar dari omongan orang. Aku juga mendengarnya dari berita - berita di tv ."
" Mia...tak ada paksaan sedikitpun dari orang tua kami. Aku memakai jilbab karena keinginanku sendiri. Begitu juga dengan teman - temanku. Kami justru merasa jauh lebih nyaman dan terlindungi."
" Aku melihat beberapa anak memakai penutup kepala sejak kecil." : sambung Mia.
" Yes, Mia...bahwa ada sebagian kami mengenakan jilbab pada putri kecil mereka sebagai bentuk pengenalan pakaian tertutup sejak dini seperti para ibu di sini membiasakan putri-putrinya mengenakan pakaian terbuka di musim panas atau bikini mungil saat berenang."
"Ooo...I see." Mia menepis beberapa lembar anak rambut yang mengganggunya sewaktu tertiup angin.
"Ya, terlalu banyak informasi keliru dari sudut pandang berbeda karena ketidaktahuan. Namun banyak juga berita yang disebarkan dengan sengaja untuk mendiskreditkan Islam. Aku melihat dan mendengarnya langsung dari media - media mainstream."
Mia terlihat serius mendengarku.
"Awal aku tinggal di sini, aku melihat berita tentang seorang wanita Maroko melaporkan suaminya ke polisi ketika ia mengalami KDRT. Tentu saja wanita ini mempunyai hak yang sama dengan siapapun. Langkah itu adalah sebuah bentuk perlindungan diri."