Be The Ambassador Of Islam
"Yes ! Meskipun aku melihat peringatan di mana - mana untuk tidak melakukan diskriminasi. Belakangan baru kumengerti, ternyata di Eropa tingkat diskriminasinya lebih parah dibanding dengan Amerika."
"Beberapa kali aku melihat video teman - teman Muslimahku diperlakukan tak baik, bahkan ada yang ditendang jatuh menggelinding dari tangga di stasiun kereta. Ada pula yang jilbabnya ditarik saat bersepeda.
Kali ini pelakunya sempat terekam kamera ponsel dan dilaporkan ke polisi. Ia dijatuhi denda 1000 euro. Organisasi Muslim di sini sedang mengupayakan agar siapapun pelaku diskriminasi terhadap Muslimah dikenakan denda setinggi mungkin sebagai efek jera."
Mata Mia terbelalak.
"ooh Jesus ! Mengapa ada orang sejahat itu." : sambung Mia.
"Sorry Mia...aku terbawa emosi sehingga mencurahkan isi hatiku seperti menumpahkan seember air di hadapanmu tanpa bisa kuhentikan."
"Nee...aku bisa merasakan apa yang kamu rasakan. Senang sekali berteman denganmu. Thanks telah membukakan jendela Islam padaku. Ternyata banyak sekali disinformasi tentang kalian."
"It's always a pleasure, Mia...! : sambil bercanda memberi hormat anggun dengan sedikit menekuk lutut.
Mia tertawa renyah..
"Ayo, anginnya mulai kencang." : Aku menutup pembicaraan pagi kami.
Kubereskan meja dan mendorong kursi rodanya ke lobby. Bersamanya menikmati sejenak dentingan piano mevrouw Wina yang sering bermain piano di lobby lalu mengantar Mia kembali ke kamar.
Begitulah kami saling mengenal. Pandangan Mia tentang wanita berjilbab perlahan berubah. Setidaknya Mia mulai memahami bahwa jilbab adalah pilihan sebagian wanita Muslim sebagai jati diri mereka.