BERITABETA.COM, Jakarta - Yayasan EcoNusa bersama mitra mengajak anak muda Indonesia yang memiliki inovasi bisnis untuk mengembangkan usahanya melalui program Econovation.

Program Econovation merupakan wadah bagi para entrepreneur muda Indonesia untuk dapat berkontribusi dalam menciptakan ekonomi berkelanjutan yang mendukung perbaikan ekosistem hutan dan laut akibat perubahan iklim.

Latar belakang program Econovation ini dibahas dalam webinar “Menjadi Pengusaha Solutif di Era New Normal” pada Kamis (29/04/2021).

Webinar ini menghadirkan Bustar Maitar, CEO Yayasan EcoNusa, Reyza Ramadhan, Programme Officer FAO Indonesia & Co-Founder of Parti Gastronomi, Dr. dr. I. G. N. Darmaputra, Dewan Pembina HIPMI Bali & Founder DNY Skincare dan Auradermatology, dan Riri Muktamar, Founder RM Synergy & Tulus Company.

CEO Yayasan EcoNusa, Bustar Maitar dalam kesempatan ini menjelaskan, kewirausahaan menjadi salah satu motor penggerak ekonomi di Indonesia. Untuk mewujudkan ekonomi berkelanjutan, diperlukan kewirausahaan yang inovatif, adaptif dengan era kenormalan baru, bisa berdampak bagi masyarakat luas namun tetap menjaga kelestarian ekosistem sekitarnya.

Digelar kali pertama di tahun 2021, Econovation mendorong kewirausahaan pada tiga sektor yakni sektor ketahanan pangan, sektor solusi edukasi dan sektor kesehatan berbasis komunitas.

“Sektor pangan, pendidikan dan kesehatan menjadi hal dasar dan fundamental yang harus ada ketika menghadapi situasi saat ini. The countries need young people to innovate, now! Dengan situasi sekarang kita berhadap makin banyak anak muda dengan inovasi cemerlang dan akan ada banyak orang yang bisa bantu untuk mengembangkannya,” ungkap Bustar.

Menurutnya, melalui program Econovation pihaknya berharap bisa menjadi platform yang bagus untuk anak-anak muda berkompetisi mengembangkan ide-ide yang bagus untuk kedepannya.

Dikatakan, pandemi Covid-19 berdampak signifikan pada perekonomian di Indonesia dari berbagai sektor. Di sisi hulu, salah satunya berdampak pada penurunan daya serap hasil panen dan menumpuknya stok bahan pangan termasuk hasil laut, yang kemudian mempengaruhi penurunan harga di sisi hilir.

Reyza Ramadhan menyatakan bahwa pangan adalah keharusan dan food safety menjadi hal yang perlu diperhatikan lebih untuk mengetahui sumber pangan berasal dan pengolahannya.

“Yang perlu menjadi catatan, orang bisa menahan diri untuk berlibur, untuk belanja kebutuhan lain, tapi orang tidak bisa menahan untuk beli makan. Kedepannya seperti apa, kita harus menyadari hal yang penting seperti food safety, digitalisasi, dan sebagainya, yang masih bisa dilakukan di masa new normal,” tandasnya.

Untuk itu, lanjutnya,  inovasi menjadi hal penting, terutama inovasi pada implementasi ketahanan pangan yang harus sangat bisa terkoneksi antara satu dengan yang lain. Anak muda di Indonesia banyak sekali yang punya potensi untuk berinovasi.

“Ide yang paling baik adalah ide yang diimplementasikan sekarang juga, dengan semangat mencari solusi bukan hanya untuk diri sendiri dan lingkungan terdekat tapi juga untuk masyarakat luas,” ujarnya.

Sementara sektor Pendidikan di masa pandemi ini juga harus beradaptasi dengan penerapan pembelajaran jarak jauh. Hal tersebut menyebabkan banyak orang tua yang kesulitan menyediakan peralatan yang dibutuhkan seperti smartphone atau computer dengan jaringan internet.

Riri Muktamar mengatakan bahwa ide kreatif dan inovasi juga diperlukan dalam menunjang sektor pendidikan saat ini karena adanya keterbatasan akses baik dari guru ke murid demikian sebaliknya.

“Minimnya akses terhadap internet terutama di daerah terpencil perlu diimbangi dengan aturan belajar tatap muka khusus, yang realistis untuk dijalankan, dengan melihat juga kondisi kesehatan di sekitarnya. Jadi inovasi dan ide di pendidikan menjadi sangat penting. Yang penting adalah juga untuk mengimplementasikan ide tersebut, dengan kolaborasi dan memperkuat inner circle agar inovasi dan ide bisa berkelanjutan,” ujar Riri.

Dr. dr. I. G. N. Darmaputra menyatakan bahwa selain sektor pangan dan pendidikan, sektor Kesehatan adalah sektor yang berhadapan langsung dengan pandemi Covid-19.

Sektor Kesehatan tidak hanya membutuhkan solusi pemenuhan tenaga medis tapi juga pemenuhan distribusi obat dan alat-alat medis hingga ke seluruh wilayah dan pelosok.

“Ide dan inovasi di bidang kesehatan memang sangat dibutuhkan. Diharapkan para anak muda dapat mengeluarkan ide-ide yang berkualitas tidak hanya secara finansial tetapi juga bagi kesehatan, karena ini masih menjadi masalah yang sangat ruwet, sehingga diharapkan bisa ada inovasi terbaik untuk bangsa,” ujarnya.

Ide dan inovasi yang diikutsertakan dalam Econovation diharapkan dapat menjadi solusi nyata dari berbagai tantangan di sektor pangan, pendidikan dan kesehatan yang sedang dihadapi oleh masyarakat termasuk petani, nelayan dan masyarakat adat.

Selain menjadi solusi, ide dan inovasi tersebut dapat di scale-up secara nasional untuk “membangun kembali dengan lebih baik”.

Yayasan EcoNusa mengajak para entrepreneur muda Indonesia untuk mendaftarkan inovasi bisnisnya melalui www.econusa.id/econovation sampai tanggal 31 Mei 2021. Lima belas (15) inovasi bisnis yang terpilih akan berkesempatan mengikuti mentoring serta business matching untuk mengembangkan bisnisnya (BB-DIP)