Belakangan, kata Fahri,  diketahui tahun 2014 lewat  APBD Malteng ada dana hibah sebesar Rp. 1,5 M yang digelontorkan untuk pembagunan gedung Islamic Centre itu,  tapi sampai detik ini hasilnya nihil.

Fahri yang belakangan ini nyaring mengkritisi kebijakan Pemkab Malteng itu juga meguraikan, proyek pembagunan gedung Islamic Centre, hingga  di masa kepemimpinan Bupati  Tuasikal Abua tidak dilanjutkan.  Bangunan itu hanya menjadi bahan tontonan semua pejabat Muslim di Kota Masohi.

“Mereka sering lewat di kawasan itu dan sering lihat bangunan yang tidak kunjung tuntas dikerjakan itu, tanpa ada rasa malu,” ungkap Fahri.

Kata Fahri,  semua orang takut bicara persoalan seperti itu. Termasuk para  calon anggota legislatif (caleg) di Dapil 1. “Samua panaku (takut) kritisi soal itu,” kata Fahri dengan logat Ambon.

Mandeknya pembagunan gedung IC ini, kata dia,   juga sudah pernah  dilaporkan dirinya ke pihak Kejaksaan Tinggi (Kejati) Maluku.  Akan tetapi sampai saat ini,  Kejati Maluku berdalih masih dalam tahapan pengumpulan data.

Fahri mengakui kecewa atas kondisi bangunan itu, lantaran beberapa komponen yang harus memberikan masukan kepada Pemkab Malteng, termasuk Ormas Islam juga tidak berkutik.

“Letaknya di depan pandopo Bupati Malteng dan Kantor DPRD Malteng, satu area dengan Mesjid Raya Al-Muawwanah, tapi sama sekali tidak ada yang menggubris bangunan itu. Di Malteng saat ini sosial control sudah mampus, “beber dia penuh emosi.

Belakangan terkuak gedung tua IC itu, tambah Fahri,  ternyata awalnya dibangun menggunakan dana basis atas permintaan lisan mantan Bupati Malteng Abdullah Tuasikal.

“Kita tidak tahu mana yang benar alur cerita dari asal muasal dana pembangunan gedung IC itu. Tapi belakangan keberadaannya menjadi TKP kasus perkosaan, lantaran lokasinya gelap,” ungkap Fahri.

Menyikapi kondisi bangunan IC tersebut, Fahri mengusulkan agar Pemkab Malteng membongkarnya saja, agar tidak merusak pemandangan di sekitar kawasan tersebut.

“Kalau daerah sudah tidak mampu untuk menuntaskan bangunannya, bongkar akang saja. Seharusnya mereka  malu dengan  fakta model itu. Cuman mereka sudah kebal dan tidak tahu malu,”semprot Fahri (BB-DIO)