BERITABETA.COM – Selain gangguan kesehatan, orang lanjut usia atau lansia biasanya memiliki kebutuhan khusus yang berbeda. Tak sedikit diantara mereka yang memiliki masalah kesehatan, yang memengaruhi mental dan perilaku. Bahkan, tak jarang hal tersebut membuat mereka bersikap seperti anak kecil.

Kondisi tersebut tentu akan menghambat rutinitas sehari-hari para lansia. Cara pikir dalam  memandang hidup pasti akan berbeda dibanding pada usia muda. Kenapa hal ini bisa terjadi?

Hal tersebut dapat dijelaskan secara medis dan psikologis. Pada lansia kemampuan mengingat dan kemampuan memecahkan masalah sudah berkurang. Fungsi luhurnya (indikator kesehatan mental) menurun. Sehingga, mereka memang mengalami kemunduran dalam hidupnya seperti pelupa atau berbicara yang diulang-ulang.

Misalnya, pada beberapa kasus yang lebih parah adalah buang air kecil tidak di toilet atau muncul halusinasi.

M. Ramli Selay, Sp.S, dokter pada RSUD Masohi menjelaskan, kondisi ini dipengaruhi oleh system kerja otak. Otak manusia jika semakin sering digunakan maka volumenya akan semakin membesar. Tetapi seiring dengan berjalannya usia, tubuh akan mengalami Apoptosis (kematian sel secara terprogram yang terjadi secara normal selama proses perkembangan dan penuaan semua jaringan tubuh termasuk sel di otak).

Volume otak akan semakin mengecil karena sudah jarang digunakan sebagai akibat dari penurunan kesehatan dan mental karena adanya faktor usia yang semakin bertambah.

“Akibatnya akan terjadi penurunan kualitas memori, karena peran sel-sel induk syaraf  juga sudah mulai menurun, dan itu normal terjadi ketika seseorang sudah memasuki fase lansia, yah normal sekitar usia 70 tahun, “kata Ramli kepada beritabeta.com, Selasa (14/7/2020).

Menurut dokter Ramli, para lansia juga memiliki memori jangka panjang yang lebih bagus dibandingkan memori jangka pendeknya sehingga  lansia sering sekali menceritakan masa lalunya secara berulang-ulang akibat dari regresi (kemunduran) otak tadi.

Penurunan kualitas memori juga akan berpengaruh kepada ”mood” para lansia. Mereka lebih sensitif atau sering dibilang “ngambek” layaknya anak kecil.

Untuk menghadapi hal-hal tersebut, lingkungan terutama keluarga harus lebih memahami dan memberikan support kepada lansia.

“Butuh kesabaran menghadapai orang tua yang sudah memasuki usia lanjut. Sering-seringlah mengobrol dan mendengar cerita mereka. Ajaklah melakukan kegiatan yang menyenangkan agar mereka juga tidak merasa sendiri,”jelasnya (BB-eda sanaky)