BERITABETA.COM – Mungkin masih banyak yang kurang mengenal atau kurang familiar dengan tanaman daun gatal. Tanaman ini memang berasal dari timur Indonesia tepatnya Papua dan Maluku.  

Daun gatal sendiri termasuk dalam keluarga tanaman perdu (Urticaceaey) dan termasuk dalam spesies ‘laportea decumana’.

Sudah sejak lama daun gatal atau ‘laportea decumana’ dikenal dan digunakan oleh masyarakat Maluku dan juga Papua, untuk kebutuhan menjaga kebugaran tubuh dan mengobati rasa sakit yang diderita.

Dinamakan  daun gatal karena baik sengaja atau tidak, bila daun ini terkena pada tubuh  akan menimbulkan efek rasa gatal. Efek rasa gatal ini justru sangat bermanfaat bagi kesehatan tubuh manusia. Kenapa demikian? Ternyata ini rahasianya :

Khasiat bagi Manusia

Sentuhan dari daun gatal yang menimbulkan rasa gatal ternyata bukan tanpa sebab, efek yang ditimbulkan dan mampu menghilangkan rasa pegal-pegal di badan adalah rahasia yang selama ini belum diketahui banyak orang.

Masyarakat Maluku dan Papua sejak lama sudah menggunakannya dengan cara digosok secara langsung pada bagian tubuh yang terasa pegal dan lelah. Selain rasa pegal di tubuh, daun gatal juga mampu menghilangkan rasa pusing di kepala, bila digunakan dengan cara dibungkus di bagian kening.

Bahkan di zaman dulu, daun gatal juga berfungsi sebagai anastesi alami karena biasa digunkan dalam proses persalinan sebagai obat penghilang rasa nyeri pada ibu yang akan melahirkan. Hal ini sejak dulu juga digunakan pada suku Meyah.

Dari manfaat di atas, secara medis daun ini memang dapat mengatasi hal-hal tersebut. Tumbuhan famili Urticaceae umumnya memang memiliki kandungan kimiawi seperti monoridin, tryptophan, histidine, alkaloid, flavonoid, asam formiat dan authraguinones.

Tanaman daun gatal sangat efektif karena memiliki senjata berupa duri-duri  atau bulu-bulu kaku (trikoma) yaitu asam formiat yang dipercayai secara turun temurun jika ditempel pada bagian tubuh yang sakit, pegal, kaku, nyeri akan segera sembuh. Ketika trikoma dioleskan dalam tubuh, maka asam format akan keluar dari trikoma dengan proses enzimatis.

Asam formiat ini sendiri terkandung di dalam kelenjar “duri-duri” yang terdapat pada permukaan daun. Saat duri-duri tersebut mengenai tubuh, asam kelenjar itu terlepasakan dan mempengaruhi terjadinya perlebaran pori-pori tubuh. Pelebaran pori-pori ini rupanya merangsang peredaran darah.

Itulah sebabnya pemanfaatan daun gatal umumnya digunakan untuk mengatasi pegal-pegal ataupun membuat orang merasa lebih baik. Selain itu, dari hasil penelitian Puro, Imam (2012) mengenai aktivitas anti bakteri, daun gatal juga dapat dikembangkan menjadi bahan pengawet alami makanan selain untuk kesehatan.

Di Papua daun dari tanaman bernama latin Laportea decumana ini dimanfaatkan sebagai obat tradisional dan dipasarkan di sejumlah pasar tradisional di Papua dan Maluku.

‘Laportea decumana’ memiliki berbagai nama spesifik di setiap negara dan daerah. Tanaman ini di Indonesia disebut sebagai daun gatel atau disebut daun gatel besar atau Salaoleh orang Ambon, dan disebut Sosoro baca oleh orang Ternate (Heyne 1987).

Disadur dari Wikipedia.org tumbuhan ini banyak dimanfaatkan oleh masyarakat secara etnofarmakologi termasuk di distrik Depapre sebagai obat antinyeri/ analgesik secara tradisional.

Selain itu, tanaman ini juga memiliki aktivitas antibakteri terhadap bakteri E. coli, S. aureus dan S. typhi. Ekstrak daun gatal lebih efektif dalam menghambat pertumbuhan bakteri gram negatif, yaitu Escherichia coli dan Salmonella typhi, daya hambat ekstrak daun gatal dengan zona hambat 9,02 mm dan 8,55 mm pada konsentrasi 1000 ppm dengan kategori sedang.

Sedangkan untuk bakteri gram positif, yaitu S. aureus, daya hambat ekstrak daun gatal juga efektif dalam menghambat pertumbuhan bakteri dengan zona hambat 9,37 mm pada konsentrasi 1000 ppm dengan kategori sedang.

Daun gatal oleh masyarakat Nusa Tenggara Barat disebut Jelateng Kerbau. Selain itu di Papua Nugini tanaman ini memiliki berbagai nama lokal seperti salat (Pidgin); nik (Mendi, Southern Highlands); nondi (Ialibu, Southern Highlands); niki (Tari, Southern Highlands); youta (Wagawaga, Milne Bay) dan lain-lain.

Sedangkan dalam bahasa Inggris tanaman ini disebut sebagai stinging tree atau juga ant plants (WHO 2009).   (BB-DIO)