Catatan : Mary Toekan Vermeer   

Sebuah video viral, merekam seorang anak berlari menyusul iring - iringan yang mengusung jenazah ayahnya. Diantara sayat tangisnya, tangannya menggapai - gapai keranda. Dengan wajah tanpa harapan, ia ikut mengawal jasad ayahnya di barisan terdepan.

Benar kata orang - orang itu, " Tak perlu menjadi muslim, cukup saja menjadi seorang manusia !" Sebuah kalimat yang terus menggantung di atas langit bumi akhir - akhir ini, sebab gelombang simpati menggemuruh dari seluruh belahan dunia.

Tampak seorang bocah terus memberi semangat, tersendat tangis, bertakbir di halaman Al - Aqsa sambil menyeka setiap bulir air mata dengan ujung lengan bajunya. Gema takbir orang dewasa,  menjawab seruan takbirnya yang tersengal kesedihan mendalam.

Beberapa hari lalu ribuan warga Amerika ikut melakukan aksi damai di Lincoln  Memorial, Washington dengan tuntutan hentikan bantuan finansial kepada Israel. Tak ada yang bisa disembunyikan lagi. Semua orang tahu apa yang sedang terjadi.

Dunia menyaksikan bagaimana kejinya tentara zionis membombardir tanah Palestina. Ibarat senjata makan tuan. Mereka yang menciptakan sosial media, mereka juga yang tertelan peluru media itu sendiri.

Berbagai cara dilakukan tokoh zionis Theodore Herzl membujuk Sultan Abdul Hamid II agar mau mengizinkan kedatangan imigran Yahudi ke Palestina, ketika wilayah Palestina berada dibawah kekuasaan Turki Utsmani (Ottoman) tahun 1867-1909.

Gagal membujuk Sultan Hamid II untuk sebidang tanah di Palestina, 11 Oktober 1917, setelah kemenangan sekutu dalam Perang Dunia I, nasib Palestina dalam genggaman Inggris. 11 persen tanahnya lalu  diserahkan kepada zionis untuk mendirikan negara Israel.

Israel di sini bukanlah ditujukan kepada Nabi Ya'qub dan keturunannya. Ini ibarat dua orang yang berbeda. Seorang penjahat yang menggunakan nama orang mulia. Mereka mengibaratkan seakan Daud melawan Goliath. Sebuah negara kecil ditengah kepungan negara - negara Arab.

14 Mei 1948 oleh PBB, dikeluarkan resolusi pemisahan Palestina. 50 persen bagian - bagian subur tanah Palestina, diberikan kepada zionis Israel sebagai anak emas mereka.

Tak puas dengan pembagian jatahnya, 10 Juni 1967, kembali Palestina dikepung total oleh zionis, mereka merampas 100 persen tanah Palestina. PBB kemudian mengesahkan 80 persen perampasan tanah Palestina kepada zionis, sementara 20 persen tanah itu, tidak disahkan hingga kini.

Area inilah yang disebut dengan " occupied territories " (wilayah pendudukan). Daerah ini yang kita kenal dengan jalur Gaza, Tepi Barat dan Yerusalem Timur. Ini adalah haknya Negara Palestina yang diakui PBB.

Al - Qur'an telah mengingatkannya : "Dan sungguh wahai Nabi, kamu akan mendapati mereka, manusia - manusia yang paling tamak di dunia........." ( QS : Al - Baqarah 2 : 97 )

Hari ini, pada hakikatnya peradaban dunia di tangan Yahudi. Jumlah mereka tak banyak. Hanya 15 juta tersebar di seantero bumi. Namun denyut nadi bumi ada dalam tangan - tangan mereka. Kini opini yang selalu dibentuk berbalik sudah. Siapakah goliath sebenarnya ?

Joe Biden selagi menjabat Wakil Presiden Obama, pernah mengucapkan terima kasih pada mereka, sebab berhasil mengubah cara pandang bangsa Amerika yang akhirnya menerima kisah cinta Adam dan David melalui film - film box office Hollywood.

AIPAC (American Israel Public Affairs Committee) adalah sebuah kelompok paling kuat di Amerika Serikat. Tugasnya melobi Kongres Amerika Serikat dan badan eksekutif pemerintahan untuk kepentingan Israel.

Negara ini dibangun di atas tiga kekuatan. Keuangan, opini dan lobi. Semua unsur di dunia ini tak lepas dari mereka. Kekuatan militer dengan Mossad-nya bertengger di posisi nomor satu dunia. Belum lagi dari teknologi hingga media mainstream untuk mempengaruhi opini dunia.

Gambaran ini persis seperti di zaman Rasulullah SAW. Ketika Byzantium menyerang Palestina, Yahudi menyebar ke sejumlah wilayah tanah subur, termasuk Madinah.

Meski tiba sebagai pendatang, mereka melebarkan sayap - sayap mereka dengan  melahirkan klan-klan besar. Ada tiga klan besar mereka waktu itu di Madinah. Bani Nadhir, Bani Quraizhah, dan Bani Qainuqa'. Mereka tumbuh perkuat kaki - kaki mereka di tempat-tempat strategis. 

Sudah dari dulu, ciri mereka tak lepas dari tembok - tembok pertahanan yang membentengi pemukiman mereka. Sumber air di Madinah, berhasil dikuasai. Selain tanah, pasar Bani Qainuqa` menjadi pasar paling ramai dan terlengkap, sekaligus jantung perekonomian Madinah.

Mereka unggul di bidang perdagangan, kerajinan tangan, produksi senjata dan jual beli emas. Tapi mereka berkhianat. Bani Qainuqa' adalah suku Yahudi pertama yang melanggar pakta Piagam Madinah.

Pada pertengahan Syawal 2 Hijriyah, Rasulullah SAW bersama penduduk Madinah sepakat mengusir mereka dari Madinah.

Rupanya kasus bani Qainuqa' tak jua jadi pelajaran. Hal serupa dilakukan klan mereka yang lain, Bani Nadhir. Secara terang-terangan mereka membunuh dan menyakiti kaum muslimin Madinah. Tak sampai di situ, mereka melakukan percobaan pembunuhan terhadap Rasulullah SAW.

Atas kejadian ini, tahun 4 Hijriyah Nabi SAW mengirim Muhammad bin Maslamah sebagai utusan, menyampaikan ancaman serius bahwa dalam tempo 10 hari, mereka harus segera angkat kaki dari Madinah, jika tidak, mereka akan diperangi.

Kisah ini Allah abadikan dalam  surah Al - Hasyr sebagai petunjuk bagi umat Islam yang mau berpikir.

Itulah konsep ilmu dalam Islam. Ada wahyu yang menjadi pegangan disamping akal dan keberadaan indra manusia, supaya tak terjebak kebebasan berpikir dalam memahami bait - bait Allah.

Andai muslimin yang berpikir bebas, ini mau sedikit saja menurunkan kesombongan hati, akan mereka temukan jutaan cinta Allah dan Rasul- Nya melimpah penuhi setiap lembar hari mereka.

Sayangnya yang terlihat, satu persatu dari mereka ini, justeru terhuyung - huyung jatuh terkapar, sebab iman terampas  gemerlap surga dunia.

Uskup Agung Al - Quds, Patrick Saphronius, meminta menyerahkan sendiri kunci gerbang kota kepada Khalifah Umar bin Khattab RA, setelah pasukan muslim menaklukkan Yerusalem dan merebut kembali Masjid Al-Aqsa pada 638 M.

Sewaktu menerima kunci gerbang kota,  suara adzan dikumandangkan. Uskup Agung  mempersilahkan Amirul mukminin sholat di gereja yang dipercaya sebagai tempat lahirnya Nabi Isa AS, namun beliau menolaknya dan memilih mendirikan sholat di tanah lapang tak jauh dari situ.

Dikemudian hari di tempat itu didirikan masjid. Bangunan tak luas itu, berdinding batu tebal berwarna putih dengan lengkung - lengkung khas arsitektur Mamluk. Di pintu masuk yang terbuat dari kaca, tertulis " Masjid Umar bin Khattab "

Masih terpampang jelas di salah satu dinding masjid kecil ini, replika surat perjanjian yang ditandatangani Khalifah Muslimin, Umar bin Khattab. Isinya adalah jaminan keamanan bagi penduduk Yarusahlaim, pemeluk agama Nasrani dan Yahudi untuk tinggal dengan aman di Baitul Maqdis.

Umar memberikan jaminan terhadap jiwa mereka, harta mereka, gereja-gereja mereka, salib-salib mereka, orang-orang yang lemah di antara mereka. Tidak ada satupun diantara mereka yang terancam keluar dari Yarusahlaim.

Orang-orang dari Yarusahlaim yang ingin keluar dan tinggal di wilayah Byzantium, mereka boleh membawa barang - barang dan salib - salib mereka. Mereka dijamin aman sampai tiba di wilayah Byzantium.

Bahkan mereka pun masih diperbolehkan kembali lagi ke Yarusahlaim jika ingin berkumpul dengan keluarga mereka. Namun mereka tetap wajib membayar jizyah (pajak) jika mereka kembali sebagaimana penduduk kota - kota lainnya membayar jizyah.

Persyaratan yang tercantum dalam surat itu adalah di bawah perjanjian Allah, Rasul-Nya, Khalifah, dan umat Islam. (Riwayat Tarikh Imam Ath-Thabari).

426 tahun dibawah Daulah Islam penduduk Yerusalem hidup damai. Tak ada paksaan berganti iman. Islam, Kristen dan Yahudi tumbuh bersama. Surat Umar menjadi saksi,  sebuah janji yang tak lekang.

Kembali....

Banjir darah semata kaki ketika tentara salib merangsek masuk ke Masjidil Aqsa, Juli 1099 Masehi. 70 ribu jiwa melayang. Imam, ulama, ahli ibadah, orang yang sedang i'tikaf, para pendatang dan mereka yang tinggal di dekat tempat suci itu tewas ditebas pedang - pedang mereka. James Reston menuliskannya dalam buku Warriors of God : Pasukan - Pasukan Tuhan Perang Salib (2007).

Penulis Karen Armstrongpun ikut bariskan kata - kata semisal, lewat bukunya " Holy War : The Crusades and Their Impact on Today's World ". Tak perlu biadab atau tidak, semua ditebas remuk redam. Yerusalem banjir darah, bangkai manusia di mana - mana.

Penaklukkan ini tercatat sebagai tragedi paling mengerikan yang pernah disaksikan Masjid Al - Aqsa.  Baitul Maqdis selama 88 tahun dalam cengkeraman mereka.

2 Oktober 1187 M, bertepatan 27 Rajab 583 H, peristiwa Isra Mi'raj Nabi Muhammad SAW, bangsawan penting penjaga Yerusalem Balian of Ibelin, menyerah tanpa syarat kepada panglima perang Shalahuddin Al - Ayyubi.

Tentara salib mengenalnya dengan panggilan “Saladin". Seorang yang paling dihormati sekaligus ditakuti.

Usai penyerahan kekuasaan tersebut, Shalahuddin mengizinkan tentara salib pergi. Tak ada pembantaian terhadap penduduk setempat seperti saat kota itu ditaklukkan sebelumnya.

Kisah ini diangkat dalam film Kingdom of Heaven (2005) bahkan menjadi box office film Hollywood yang dianggap jujur dalam menceritakan Perang Salib. Ada adegan dimana terdapat dialog yang terpilih menjadi salah satu the best scene dalam film itu.

"Sebelum aku kehilangan, akan aku bumihanguskan tanah, tempat sucimu, tempat suci kami, setiap hal di Yerusalem yang membuat orang jadi gila, "  kata Balian of Ibelin pada Shalahuddin Al - Ayyubi.

"Aku akan memberikan semua orang pengawalan kembali ke tanah orang Nasrani. Setiap orang. Wanita, anak - anak, orang tua dan semua ksatria serta pasukanmu, juga ratumu. Rajamu, orang seperti dia, kuserahkan padamu dan terserah Tuhan akan berbuat apa untuknya. Takkan ada yang dilukai. Aku bersumpah pada Tuhanku " : jawab Shalahuddin.

"Orang Nasrani membantai setiap Muslim di dalam kota, saat mereka menguasai kota ini, "  sengit Balian menjawab dengan ketus.

"Aku bukanlah orang itu. Aku adalah Shalahuddin !, "  kali ini Shalahuddin menjawab dengan nada tegas.

Sebuah jawaban pendek namun memberikan jaminan yang hanya dimiliki seorang Muslim, janji yang tak akan pernah tercederai seperti dicontohkan manusia paling mulia, Rasulullah Muhammad SAW.

Shalahuddin !

Hanya dengan menyebut namanya, seluruh pasukan lawan angkat kaki, seorang yang dihormati dan disegani kawan maupun lawan. Palestina kembali dalam kedamaian selama 730 tahun.

Akan selalu ada harga mahal untuk sebuah perjuangan. Saudara - saudara kita di Palestina terus memperjuangkan setiap jengkal tanah mereka.

Bantu mereka menyuarakan dengan lantang, keberpihakan itu selalu ada untuk mereka. Besar kecilnya porsi yang kita sediakan pasti tercatat dalam lembaran amal. Jangan pernah menyerah membersamai mereka.

Semoga setiap nilai harta serta huruf - huruf untuk kedamaian Palestina menjadi bukti ketika di akhirat saat ditanya : " Yaa Muslimiiiiiin...dimanakah kalian saat kami teraniaya ? "

Dari Abu Sa’id Al - Khudri RA ia berkata, : " Aku mendengar Rasulullah SAW bersabda, Barangsiapa dari kalian melihat kemungkaran, ubahlah dengan tangannya. Jika tidak bisa, ubahlah dengan lisannya. Jika tidak bisa, ingkarilah dengan hatinya, dan itu merupakan selemah-lemahnya iman.” (HR. Muslim) (***)

Geldrop, 23 Shawwal 1442 H