BERITABETA.COM– Sepeninggal sang ibu, D’Amato menjadi wali Tyson. Dia menjadi sosok ayah bagi Tyson, sampai D’Amato meninggal tahun 1985. Setelah D’Amato wafat Tyson dilatih Kevin Rooney. Tahun 1984, saat berusia 18 tahun, Tyson memulai debut tinju profesional.

Bergelimang uang, gaya hidupnya di awang. Pada akhir 2003, Tyson pergi ke toko permata dan membeli emas berlapis permata 80 karat seharga U$174.000 dolar atau Rp1,5 miliar.

Remaja bengal itu sukses memukul KO Hector Mercedes di ronde pertama. Memukul Hector hingga tersungkur melempangkan jalan ke lawan-lawan berikutnya. Dan kemenangan demi kemenangan diraih. Hampir semua tersungkur KO. Lalu tibalah 1986 itu.

Remaja 20 tahun itu melawan Trevor Berbick sang juara di kelas berat versi WBC. Meski Berbick bertubuh besar, Tyson tidak sulit merubuhkan sang juara. Di ronde kedua Berbick tersungkur.

Tyson pun mencatatkan diri sebagai petinju termuda dalam sejarah yang berhasil meraih sabuk juara kelas berat dunia. Ia meraihnya dalam usia 20 tahun, 4 bulan, 22 hari. Tyson kemudian membuat para petinju meriang ketakutan, bahkan para juara.

Pada tahun 1976 itu juga, dia memukul KO James Smith pemegang sabuk kelas berat WBA. Lima bulan kemudian, Tyson menjadi petinju pertama yang berhasil menyatukan seluruh gelar tinju kelas berat, setelah mengalahkan Tony Tucker, pemegang sabuk IBF.

Mike Tyson saat memukul KO lawannya Trevor Berbick tahun 1986.(Foto : thenypost.files)

Tyson kemudian dikenal sebagai raja KO. Dia berhasil menang 28 kali. Dan 26 di antaranya menang dengan KO atau TKO. Dari pertarungan sejumlah itu, 16 di antaranya menang KO di ronde pertama. Hampir seluruh lawan bengap.

Setelah menyudahi semua jawara di kelas berat, Tyson kemudian menghadapi petinju yang mengincar gelar-gelar itu. Dari wajah baru hingga para jawara tua. Dan mereka disudahi dengan cara menggetarkan.

Mantan juara kelas berat dunia Larry Holmes tersungkur di ronde ke empat. Leonel Spinks jatuh dan tak bangun lagi hanya dalam tempo 91 detik. Kegarangan Tyson terus mendunia. Tapi keharuman itu tidak berumur panjang.

Sejumlah kalangan menyebutkan gaya hidup Mike Tyson berubah semenjak berkenalan dengan Don King, promotor flamboyan yang gemar pesta. Tyson mulai doyan pesta dan absen dari sasana latihan.

Hubungan dengan sang pelatih jadi tegang. Tyson marah besar. Dan puncak perseteruan itu tahun 1988. Dia memecat tanpa sebab Kevin Rooney, pelatih yang susah payah menanam kedisiplinan.

Rooney pergi, kehidupan Tyson kian liar. Tak ada lagi orang yang sesabar Rooney mengingatkan soal disiplin dalam hidup, juga di atas ring. Hidupnya kembali bengal. Rajin mabuk di pesta-pesta.

Dan dia menuai badainya lewat hook beruntun James Buster Douglas. Petinju yang tidak dikenal itu menghajar Tyson Februari 1990 di Jepang. Sebuah pukulan upper cut kanan memang sempat merubuhkan Douglas ke lantai. Tapi dia bangun lagi. Seperti sudah mengukur daya pukulan Tyson, Douglas tampil lebih impresif.

Dan hook kanan beruntun di ronde 10 mengirim Tyson mencium kanvas. Dalam pertarungan ulang, Tyson kemudian membalas dendam. Memukul KO Douglas. Tapi pertarungan melawan Douglas itu perlahan mulai meruntuhkan kedigdayaan Tyson. Si raja KO itu bisa tersungkur juga, bahkan oleh pendatang baru.

Meski para penantang mulai berani, Tyson tak kunjung memperbaiki kelemahan utamanya, kedisiplinan. Hidupnya malah kian buram. Tahun 1991, dia dihukum penjara enam tahun karena memperkosa ratu kecantikan dari Rhode Island, Desiree Washington. Insiden itu terjadi di Indianapolis.

Mike Tyson di masa keemasan

Di penjara, Tyson mulai mengenal dan memeluk agama Islam. Dia mengganti nama menjadi Malik Abdul Aziz. Tiga tahun dia menjalani hukuman.

Keluar dari penjara dia seperti terlahir kembali. Berhasil merebut gelar WBC dan WBA dengan memukul KO Frank Bruno dan Bruce Seldon. Namanya kembali gemilang dalam dunia tinju.

Tapi masa suram itu datang lewat kepalan tangan Evander Holyfield. Petinju yang telah lama menunggu giliran bertarung melawan Tyson. Menerima pukulan bertubi-tubi 9 November 1996 dari Evander, wasit menghentikan pertandingan. Tyson kalah TKO. Dia kehilangan gelar WBA.

Pertandingan ulangnya dibatalkan setelah Tyson menggigit kuping Holyfield. Tyson berdalih, dia kesal karena kepala Holyfield terus membentur dahinya tanpa dihentikan wasit. Semenjak itu Tyson jadi bahan olokan. Tahun 2002, dia kembali bertinju pada usia ke 35. Tapi ia kalah KO oleh Lennox Lewis. Tahun 2006, Tyson resmi mundur setelah kalah KO dari Danny Williams dan Kevin Mcbride. Dua petinju yang tak begitu dikenal dunia.

Gelar hilang, harta juga lenyap. Berkarir semenjak 1984, Tyson sesungguhnya meraup uang banyak. Sedikitnya U$400 juta dolar. Sekitar Rp3,6 triliun. Si leher beton ini memang dibayar mahal tiap bertinju. Pada masa keemasan pernah dibayar U$30 juta dolar alias Rp270 miliar. Untuk sekali tarung.

Bergelimang uang, gaya hidupnya di awang. Pada akhir 2003, Tyson pergi ke toko permata dan membeli emas berlapis permata 80 karat seharga U$174.000 dolar atau Rp1,5 miliar.

Dia banyak menghabiskan uang bersama wanita. Memanjakan mereka dengan perhiasan dan foya-foya. Saban hari begitu, tentu saja uang itu ludes. Hanya delapan bulan sesudah kehebohan membeli emas miliaran itu, Tyson mengumumkan dirinya bangkrut.

Ia mendaftarkan pengakuan bangkrut itu pada 22 Desember 2003 di Pengadilan Kebangkrutan Amerika Serikat di Manhattan.

Harian The New York Times melaporkan Tyson memiliki utang U$23 juta dolar atau Rp207 miliar. Ia juga memiliki utang pajak di Amerika Serikat dan Inggris sebesar U$17 juta dolar atau Rp153 miliar.

Utang itu untuk biaya pengacara sebesar U$750 ribu dolar atau Rp6,7 miliar. Utang biaya pelayanan limosine sejumlah U$300 ribu dolar atau Rp2,7 miliar. “Saya betul-betul sudah melarat dan bokek,” katanya kepada wartawan saat itu.

Tidak hanya bokek, Tyson bahkan dikabarkan sudah jadi gembel. Pada tahun 2004, di berbagai forum internet, ramai diberitakan Tyson hidup luntang-lantung hidup tanpa rumah. Seluruh asetnya habis membayar utang. Lalu munculah bantuan penggemar di Inggris itu.

Dia kemudian menikahi seorang wanita bernama Lakiha Spicer tahun 2009. Bersama Spicer, yang akrab disapa Kiki itu, Tyson mengatur hidup dari pinggiran kota Las Vegas. Mereka tinggal di perumahan Seven Hills.

Menurut The New York Times, rumah itu dibeli Tyson dari Jalen Rose, pebasket NBA. Dan itulah satu-satunya aset Tyson saat ini. Kini usianya 45 tahun. Punya dua anak bernama Moroco dan Milan.

Meski hidup pas-pasan, kata Tyson, “Saya memiliki banyak kesenangan, seorang istri dan dua anak.” Kini hidup Tyson berubah. Tidur pukul delapan malam. Jam dua pagi dia bangun. Lalu mendengar musik dari Ipod-nya. Setelah itu membaca buku. Ia melalap buku apa saja.

Pukul 6 pagi, saat istrinya bangun, barulah ia memulai harinya. Biasanya mereka berunding soal proyek. Bersama sang istri, Tyson memang mendirikan perusahaan Tyranic. Bergerak di bidang hiburan.

Sang istri jadi manajer Tyson. Sejumlah proyek yang digarap antara lain pembuatan film, pertunjukan teater, atau talk show. Dan semua acara itu berkisah tentang Mike Tyson.

Pemain di setiap teater adalah Tyson. Ia bahkan pemain tunggal. Pada setiap panggung dia berkisah tentang hidupnya sendiri. Menurut The Washington Post, pagelaran berjudul “Mike Tyson: Undisputed Truth— Live on Stage” akan digelar selama sepekan.

Dari 13 April sampai 18 April 2012. Harga tiketnya tidak mahal. Untuk 740 kursi penonton, tiket dijual seharga U$99,99 dolar atau Rp900 ribu. Sementara untuk kursi VIP dijual U$499,99 dolar atau sekitar Rp4,5 juta. Acara itu akan digelar di MGM Grand Hollywood Theatre.

Proyek terakhir yang sedang digarap suami istri adalah film komedi “Hangover III.” Film ini memang berkisah tentang sejarah hidup Tyson. Setelah sukses dengan Hangover I dan II, kini Tyson menggagas untuk membuat sekuel ketiga.

Generasi muda kini lebih mengenal Tyson sebagai pemain teater dan film ketimbang sebagai petinju legendaris. Satu dari dua polisi baik hati yang menghantar Tyson ke tempat pesta malam itu, berujar dengan suara girang, “Saya menyukai penampilan Anda di Hangover”. (Selesai)

Sumber : www.anehdidunia.com