BERITAEBTA.COM, Saparua - Madrasah Aliyah Negeri 3 Kabupaten Maluku Tengah di Jalan Puncak Salaiku Kecamatan Saparua Timur, Maluku Tengah, Provinsi Maluku, siap menggelar Ujian Madrasah Berbasis Tertulis atau UMBT pada 2022.

Pelaksanaan ujian tersebut akan diikuti oleh 31 orang siswa siswi Kelas XII MAN 3 Malteng pada 11 April 2022. Sebanyak 31 peserta ujian ini terbagi dari dua jurusan. Yaitu MIA dan IIS atau IPA – IPS.

Hal ini disampaikan oleh Wakil Kepala MAN 3 Maluku Tengah [Malteng], Iwan Renwarin S.Pd, saat diwawancarai oleh Beritabeta.com di MAN 3 Malteng, Jalan Salaiku Negeri Siri Sori Islam Kecamatan Saparua Timur, Maluku Tengah, Provinsi Maluku, Jumat, (25/03/2022).

Iwan menerangkan, berdasarkan rapat pada 14 Februari 2022, panitia ujian pada MAN 3 Malteng telah membahas persiapan pelaksanaan ujian madrasah berbasis tertulis itu untuk digelar pada 11 April mendatang.

“Dalam pembahasan juga ditentukan jadwal pelaksanaan ujian parktek yang mana dilakukan pada minggu terakhir bulan Maret. Alahamdulillah, kemarin sudah selesai,” ujar Iwan.

Ia mengaku, ujian madrasah ini akan diikuti oleh 31 siswa-siswi. Sesuai dengan pos ujian, lanjut dia, proses ujian dimaksud diserahkan kepada masing-masing madrasah.

Untuk itu pihak MAN 3 Malteng mengambil langkah satu bulan sebelum pengumuman kelulusan, para peserta ujian sudah harus selesi mengikuti ujian madrasah berbasis tertulis.

“Pertimbangannya pada pos itu memang tidak ada jadwal. Yang ada hanya pengumuman kelulusan diperkirakan pada 28 Mei 2022,” jelasnya.

Adapun berkaitan dengan persiapan, kata Iwan, sebelumnya pada 28 Februari 2022 juga telah dilakukan Musyawarah Guru Mata Pelajaran atau MGMP.

[MGMP] juga telah selesai membahas kisi-kisi terkait penyusunan lembaran soal yang akan diujikan terhadap para siswa-siswi [peserta ujian].

Iwan juga mengaku terkait persiapan khusus pencetakan lembara soal ujian dimaksud, sudah dilakukan oleh Panitia mencapai 98 persen.

“Pencetakan lembar soal ujian tertulis ini dicetak oleh Panitia di MAN 3 Malteng. Hingga saat ini sisa dua mata pelajaran saja yang belum dicetak. Persiapan lainnya saya kira hanya teknis saja, yakni terkait persiapan ruangan,” imbuh dia.

Adapun mengenai indicator penilaian kelulusan peserta ujian pada MAN 3 Malteng tahun ini, menurut Iwan, hal itu dilakukan berdasarkan petunjuk teknis dari pemerintah.

Iwan Renwarin S.Pd, Wakil Kepala MAN 3 Maluku Tengah. /BB
Iwan Renwarin S.Pd, Wakil Kepala MAN 3 Maluku Tengah. /BB

Untuk penilaian dan penengtuan kelulusan, menurut dia, hal tersebut dilakukan melalui penilaian secara keseluruhan. Mulai dari mereka berproses atau menempuh studi di bangku kelas 10 hingga kelas 12, semuanya dijadikan penilaian.

“Selain itu mereka juga harus ikut ujian madrasah berbasis tertulis. Kemudian sikap [moral/akhlaq] para siswa-siswi ini juga masuk penilaian. Semua persyaratan itu masuk penilaian untuk penentuan kelulusan peserta ujian pada MAN 3 Malteng,” ulasnya.

Menyinggung mengenai soal pergantian Ujian nasional berbasis Komputer [UNBK] dengan ujian madrasah/sekolah berbasis tertulis, Iwan mengaku, justru ujian madrasah/sekolah sangat efektif.

Menurut dia, perbedaan cukup jauh. Sebab, penilaian UNBK hanya dilakukan dengan cara menilai hasil oles lembaran jawaban peserta ujian. Iwan menganggap, metode UNBK itu tidak relevan. Alasannya, UNBK hanya berlangsung tiga hari, tapi dijadikan sebagai bahan penentuan kelulusan.

Sedangkan para peserta ujian sudah berproses selama tiga tahun dari tingkat bawah hingga tingkat terakhir, semua prosesnya tidak masuk penilaian.

“Alhamdulillah tahun ini dengan kebijakan pemerintah kita dapat melaksanakan ujian madrasah berbasis tertulis,” tuturnya.

Penilaian hingga penentuan kelulusan ujian berbasis tertulis ini dilakukan sesuai persyaratan nasional. Mulai dari tingkat 10 hingga 12, seluruh proses peserta ujian dinilai, termasuk sikap mereka minimal baik.

Adapun kalau dari beberapa persyaratan itu ada salah satu yang belum dipenuhi oleh peserta ujian, maka hal itu akan dikembalikan ke pihak sekolah untuk memberikan pertimbangan.

“Kalau memang ada seperti itu akan dibahas pihak sekolah. Misalnya, kalau dia tidak sempat ikut ujian madrasah tertulis, maka siswa atau siswi bersangkutan harus ikut ujian susulan,” jelasnya.

Iwan berharap, 31 orang peserta ujian tersebut dapat mengikuti proses ini hingga memperoleh hasil yang baik.

“Kita doakan semoga mereka siap ikut ujian madarsah hingga berakhir dengan hasil yang baik juga. Lebih penting lagi mereka punya pengalaman dan keterampilan untuk melanjutkan studi ke jenjang perguruan tinggi,” harap Wakil Kepala MAN 3 Malteng ini.

Di tempat yang sama, Rifai Kelian dan Fitri Pattisahusiwa, dua dari 31 peserta ujian MAN 3 Malteng saat diwawancarai Beritabeta.com mengaku, bersama rekan-rekannya telah siap mengikuti ujian madrasah berbasis tertulis itu.

Rifai Kelian dan Fitri P, dua dari 31 Siswa – Siswi, Peserta Ujian Berbasis Tertulis pada MAN 3 Malteng. /BB
Rifai Kelian dan Fitri P, dua dari 31 Siswa – Siswi, Peserta Ujian Berbasis Tertulis pada MAN 3 Malteng. /BB

Mereka tampak optimis menempuh ujian akhir itu karena telah berproses selama tiga tahun di MAN 3 Malteng. , sehingga pada ujian madrasah bebrasis tertulis mereka dapat menempuhnya secara maksimal.

Rifai dan Fitri berharap, lembaran soal ujian tertulis yang disusun panitia, tidak keluar dari mata pelajaran yang sudah mereka terima sejak berada di tingkat/kelas 10 hingga tingkat 12.

“Insha Allah kami dan teman-teman peserta ujian di MAN 3 Malteng siap untuk menempuh ujian madrasah berbasis tertulis. Semoga hasilnya nanti juga baik,” tutur Rifai dan Fitri.   (BB)

 

Editor : Redaksi