BERITABETA.COM, Ambon – Sebuah prestasi berhasil diukir Badan Search and Rescue Agency (SAR) Nasional atau (Basarnas) Ambon sepanjang periode 2018.

Prestasi itu berupa operasi SAR terhadap kondisi membahayakan manusia yang dilakukan regu penyelamat dari Kantor Basarnas selama periode Januari hingga Desember dengan  menyelamatkan 256 orang.

“Sedikitnya delapan orang dinyatakan hilang hingga saat ini sementara lima korban lainnya ditemukan dalam kondisi sudah meninggal dunia,” kata Kepala Kantor Basarnas Ambon, Muslimin di Ambon dalam rilis yang diterima media ini, Selasa (25/12/2018)

Korban yang mengalami musibah ini mayortitas terjadi di laut, namun juga ada beberapa kasus yang terjadi di darat seperti orang hilang di hutan atau tertimbun tanah longsor.

Muslimin menyebutkan satu orang dinyatakan hilang saat terjadi kecelakaan laut pada Januari 2018 lalu namun tidak ada yang meninggal dunia dan satu orang lainnya juga dinyatakan hilang dalam Bulan Februari, kecuali untuk Maret 2018 tidak ada korban yang meninggal dunia maupun hilang.

Untuk April 2018 terjadi satu kasus kecelakaan namun korbannya ditemukan selamat, sementara satu korban dinyatakan meninggal dunia dan satu lainnya hilang dan satu pada Bulan Mei.

“Satu orang juga dinyatakan hilang di laut pada Juni 2018 sementara dua orang ditemukan meninggal dunia pada Bulan Juli dan dua korban lainnya hilang dalam Bulan Agustus,” ujar Muslimin.

Sedangkan di Bulan September, regu penyelamat yang melakukan operasi SAR konisi membahayakan manusia selama lebih dari tujuh hari menemukan satu korban meninggal dunia dan satu lainnya hilang, kecuali untuk operasi SAR Bulan Oktober menyelamarkan 15 orang dan tidak ada korban meninggal atau pun hilang.

Kemudian untuk operasi SAR selama Bulan November, regu penyelamat tidak menemukan satu korban dan dinyatakan hilang sampai saat ini, sedangkan di Bulan Desember tidak ada korban hilang maupun meninggal dunia.

Dia menambahkan, upaya penyelematan dari tim SAR maupun didukung Polairud dan masyarakat ini bukan saja menyelematkan nelayan atau penumpang WNI, namun ada juga nelayan asal tiongkok serta seorang warga Belgia yang mendayung cano dari Saumlaki, Kabupaten Maluku Tenggara Barat menuju Kota Tual (BB-DIA)