BERITABETA.COM, Ambon – Pasca dikarantinanya sebanyak 44 warga di Keluarahan Waihaong, Kota Ambon, yang dinyatakan hasil rapid test-nya  reaktif (positif), dinilai akan berdampak negatif bagi kehidupan warga di kelurahan tersebut.

Pemerintah Kota (Pemkot) Ambon diminta segera menyiapkan sejumlah bantuan kepada warga di kelurahan itu. Bukan saja, soal fisiologi warga yang terganggu akibat image negatif yang terbentuk, tapi dampak ekonomi nantinya cukup dirasakan warga.

Permintaan ini disampaikan politisi PPP Maluku, Darul Kutni Tuhepaly kepada beritabeta.com di Ambon, Jumat malam (08/5/2020).

Kutni menegaskan, upaya tracing yang dilakukan pihak Gugus Tugas Covid-19 Kota Ambon dan mampu menjaring sejumlah warga itu, merupakan hal yang mutlak dalam mengatasi penyebaran virus corona di tengah masyarakat. Namun, kata dia, Pemkot harusnya dapat mengambil kebijakan lanjutan untuk mengantisipasi kondisi yang terjadi kedepan.

“Sudah pasti efeknya akan dirasakan warga sekitar. Saya tahu betul kondisi di keluarahan itu. Rata-rata mereka memiliki pekerjaan dalam menghidupi keluarga mereka. Saat ini, kondisi itu pasti akan berdampak pada kondisi ekonomi warga disana,” tandas Kutni.

Kutni mengaku, baru mengetahui jumlah warga Waihaong yang menjalani proses karantina di  Lembaga Penjamin Mutu Pendidikan (LPMP), dan dari jumlah itu sebagian dari mereka ada ibu rumah tangga yang harus terpisah dengan keluarga mereka selama 14 hari kedepan.

“Siapa yang bisa menjamin kehidupan keluarga mereka? Apalagi di saat bulan Ramdhan seperti ini. Ini yang saya minta, agar kebijakan yang ditempuh pemerintah juga harus disertai dengan kebijakan susulan untuk mempermudah kehidupan keluarga mereka,” urainya.

Atas kondisi ini, mantan Anggota DPRD Maluku tiga periode ini, meminta Walikota Ambon Richard Louhenapessy dapat memprioritaskan bantuan kepada warga yang terdampak akibat adanya proses yang dijalani saat ini.

“Ini soal manusiawi, sebab tidak ada satupun manusia yang bisa menghindar dan menghendaki terpapar virus mematikan ini. Saya minta hal ini dapat menjadi prioritas dari Pemkot Ambon,” harapnya.

Hal senada juga disampaikan tokoh muda Waihaong Sofyan Saimima. Menurutnya, kondisi yang terjadi saat ini harus lebih cepat disiasati  oleh pemerintah. Sebab efaknya cukup besar dan berdampak pada ekonomi warga sekitar.

“Pastinya para pedagang makanan sudah tidak bisa lagi melakukan aktifitasnya. Karena image negatif sudah terbentuk di tengah masyarakat dan pasti tak ada lagi warga yang berbelanja makanan buka dan sebagainya disana,” beber Sofyan.

Ia juga meminta Pemkot Ambon agar bisa melihat persoalan yang mendasar yang melilit sebanyak 44 warga yang kini menjalani proses karantina itu. Bukan soal bantuan sembako atau BLT, tapi lebih penting soal tanggung jawab mengasuh anak-anak yang ditinggalkan warga yang dikarantina.

“Ada yang dari mereka terdapat seorang ibu janda yang mengasuh dua anaknya. Beliau harus meninggalkan kedua anaknya yang masih kecil. Lalu siapa yang akan bertanggungjawab melihat mereka?,” tanya Sofyan.

Selain itu, Sofyan juga menyentil masalah privasi (nama baik) dengan terungkapnya nama-nama warga yang dikarantina ke publik secara luas. Sungguh ini sangat tidak baik karena akan berpengaruh secara fisologis kepada keluarga mereka.

“Kami mendapati nama-nama warga itu bebas disebarkan melalui group-group media sosial (WhatsApp) tanpa menggunakan inisial, sehingga ini menjadi sebuah kajadian yang sangat tidak diinginkan, karena bagaimana pun akan berdampak buruk bagi fisologis keluarga,” tandasnya.

Seperti dijelaskan Ketua Harian Gugus Tugas Percepatan penanganan Covid-19 Maluku, Kasrul Selang di Ambon, ke- 44 warga Waihaong tersebut, sudah dilakukan isolasi di LPMP Maluku.

Puluhan warga ini, merupakan hasil tracing dari pasien Kasus 15. Dari  hasil rapid test massal dilakukan, terungkap hasilnya reaktif.

“Untuk saat ini kondisi ke 44 warga Waihaong tersebut dalam keadaan baik-baik saja,” ucapnya (BB-DIO)