BERITABETA.COM, Ambon – Puluhan mahasiswa asal Papua menggelar aksi demo di  Kota Ambon, untuk memperingati  Hari Kemerdekaan West Papua ke – 58. Sekelompok anak Papua ini,  terdiri dari FRI, WP dan AMP yang tergabung dalam  Komite Perjuangan untuk Demokrasi Hak Asasi Manusia.

Mereka dikoordinir oleh Lukas Hauby dan menggelar aksi demo damai, di depan Gong Perdamaian Dunia (GPD) Ambon, Minggu (1/12/2019).

Dalam aksinya, mahasiswa Papua menyoroti  tindakan rasisme, pelanggaran HAM dan  tindakan represif aparat TNI/Polri, serta  kemerdekaan Papua Barat. Mereka juga membawa spanduk  bergambar 2 buah bendera OPM, logo AMP dan Front Rakyat Indonesia untuk West Papua.

Spanduk ini bertuliskan “Berikan Hak Menentukan  Nasib Sendiri Bagi Bangsa West Papua”.  Mereka juga meminta pemerintah segera melepas dan membebaskan 15 tahanan politik Papua.

Aksi demo mahasiswa Papau ini juga disertai dengan penyampaian pernyataam sikap yang memuat beberapa belasan poin sebagai berikut :

  1. Memberikan kebebasan dan hak penentuan nasib sendiri sebagai solusi  demokratis bagi bangsa West Papua.
  2. Bebaskan Surya Anta dan semua tahanan politik West Papua.
  3. Tuntaskan dan adili pelaku pelanggaran HAM di Papua.
  4. Hentikan Operasi Militer di Nduga.
  5. Hentikan segala bentuk perampasan tanah dan sumber daya alam di West Papua.
  6. Hentikan kriminalisasi aktivis pro demokrasi.
  7. Akui bahwa bangsa West Papua telah merdeka sejak 1 Desember 1961 dan kembalikan hak manifesto kebangsaan West Papua.
  8. Tarik militer organik dan non-organik dari seluruh tanah West Papua.
  9. Tutup Freeport, BP, LNG Tangguh, MNCs lainnya, yang menjadi dalang kejahatan kemanusiaan di West Papua.
  10. Indonesia dan PBB harus bertanggung jawab serta terlibat aktif secara adil dan demokratis dalam proses penentuan nasib sendiri, pelurusan sejarah, dan penyelesaian pelanggaran HAM yang terjadi terhadap bangsa West Papua.
  11. PBB harus membuat Resolusi untuk mengembalikan kemerdekaan Bangsa West Papua yang telah menyatakan kemerdekaan pada 1 Desember 1961 sesuai dengan Hukum internasional.
  12. Berikan ruang demokrasi dan akses bagi jurnalis dan media nasional dan internasional di West Papua.
  13. Hentikan beragam diskriminasi rasialis dan program kolonia| Indonesia di West Papua.
  14. Mendukung keanggotaan ULMWP di Melanesia Spearhead Group, Pacific Island Forum, dan perjuangan keanggotaan ULMWP di PBB
  15. Menyerukan kepada dunia internasional untuk membangun konsolidasi solidaritas untuk mendukung perjuangan bangsa West Papua untuk menentukan nasibnya sendiri.
  16. Wujudkan reforma agraria sejati dan bangun industri nasional.

Dari pantauan wartawan beritabeta.com di lokasi menyebutkan, aksi demo damai ini berangsung dengan orasi yang disampaikan para pendemo sekitar pukul 14.15 WIT. Saat masa aksi melakukan orasi, microfon yang dipegang salah satu pengunjuk rasa  sempat direbut oleh salah satu anggota intel. Aksi ini kemudian memicu terjadinya adu mulut,  namun situasi kembali kondusif.

Pukul 14.45 WIT, Kapolresta Pulau Ambon dan P. P. Lease AKBP Lo  S. N. Simatupang  S.IK di dampingi Dandim 1504 Ambon juga menemui pendemo. Setelah menyampaikan tuntutan mereka, para mahasiswa kemudian membubarkan diri dengan tertib. (BB-DIAN)