BERITABETA.COM, Ambon – Menyambut Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN) yang diperingati pada 21 February 2020, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Provinsi Maluku menggelar bersih-bersih sungai dan pesisir pantai di delapan titik di Pulau Ambon, bekerjasama dengan pemerintah Kota Ambon dan Tentara Nasional Indonesia (TNI).

Pantauan Beritabeta.com di Ambon, Jumat (14/02/2020), satu dari delapan titik yang menjadi target pembersihan, yakni Sungai di bawah Jembatan Waitomu, Kelurahan Uritetu, Kecamatan Sirimau, Kota Ambon, dipenuhi sampah sepanjang aliran sungai.

Beberapa personil Gerakan Peduli sampah (GPS) dibantu petugas Dinas Lingkungan Hidup dan Lurah Uritetu, Adriana S. Sakliressy, serta Lurah Batu Meja, Siti H. Tuanaya, tampak mengeruk sampah dari sungai dan memasukannya ke dalam karung-karung plastik, selanjutnya dibawa ke bak sampah.

“Masyarakat di sini pintar membedakan sampah plastik, basah dan kering. Itu contohnya,” kata salah satu personil GPS, Hany Huwae, dengan nada bercanda sembari menunjuk tumpukan pembalut wanita di atas talud, di bawah salah satu rumah warga.

Pembalut-pembalut itu diperkirakan coba dibuang oleh masyarakat, namun tidak sampah masuk ke sungai, melainkan tertahan di atas talud.

Hal itu menghadirkan pemandangan tidak elok, yang menunjukan perilaku tidak terpuji masyarakat terkait kesadaran membuang sampah yang baik dan benar.

“Masyarakat di sini tidak ada kesadaran (dalam membuang sampah). Kalau di tempat saya, sungai itu bersih. Kami tidak membuang sampah di sungai,” kata salah satu petugas DLH Maluku.

Pada saat para petugas DLH dan personil GPS serta Lurah Uritetu dan Batu Meja sedang membersihkan sungai tersebut, seketika muncul deretan sampah dari arah hulu. Sampah itu berbaris panjang menutupi aliran sungai, hingga nyaris mengendorkan semangat kerja mereka yang sedang membersihkan sungai tersebut.

Untungnya, dengan peralatan seadanya, sampah-sampah itu pun berhasil diangkat.

Pelaksana Tugas Kepala Dinas Lingkungan Hidup, Roy Siauta, mengatakan, melalui kegiatan tersebut pihaknya ingin mengubah pola pikir (mindset) masyarakat terkait kesadaran membuang sampah.

“Kami ingin masyarakat terlibat soal penanganan sampah, dimulai dari rumah tangga atau rumah,” kata Roy Siauta.

Dia mengatakan, sampah bermula dari rumah. Menangani sampah tidak bisa hanya pemerintah atau swasta saja yang berperan. Tidak pula menjadi tanggung jawab provinsi atau kota saja, melainkan harus ditangani secara bersama-sama.

“Tujuan kami, bagaimana mindset masyarakat itu diubah, sehingga mereka tidak membuang sampah sembarangan di lingkungannya,” ujarnya.

Dia mencontohkan, banyak warga masyarakat yang berpandangan bahwa tempat yang aman untuk membuang sampah adalah sungai dan laut.

Akibatnya, sungai dan laut menjadi kotor, dangkal dan memprihatinkan.

“Oleh karena itu lewat kegiatan ini kami mau menyampaikan pesan moral kepada kelompok masyarakat, swasta, dan pemerintah bahwa hanya dengan gerakan-gerakan seperti ini bisa mengubah mindset warga. Selain itu kami juga akan melaksanakan sosialisasi (terkait sampah) dalam waktu dekat,” ungkapnya.

Selain membersihkan sungai dan pesisir pantai, kegiatan yang dimulai sejak pukul 07.00 waktu setempat itu juga diwarnai dengan penanaman mangrove sebanyak 500 anakan di pesisir pantai Desa Laha, Pulau Ambon, Kabupaten Maluku Tengah.

Sementara pada Sabtu (15/02/20) akan dilanjutkan penanaman mangrove 250 anakan dan pengangkatan sampah bawah laut (under water) di salah satu “spot diving” di Laha.

Roy Siauta mengatakan, pihaknya berharap Kelompok Peduli Sampah (KPS) yang sudah terbentuk dan tersebar di tiap kelurahan, dapat masuk ke masyarakat dan menularkan sikap kepedulian mereka terhadap sampah.

Dengan begitu, diharapkan masyarakat akan memiliki kesadaran terkait penanganan sampah, yang dimulai dari rumah tangga.

“Cobalah penanganan sampah itu dimulai dari rumah tangga. Dipilah sampah plastik, kertas dan organik. Harus ada tiga tempat sampah. Karena kalau tidak dipilah sejak dari rumah, akan jadi masalah,” ujar Roy Siauta. (BB-ENY)