BERITABETA.COM, Ambon – Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Ambon akan melakukan perampingan trayek angkutan kota (angkot) dalam waktu dekat. Upaya perampingan trayek dimaksudkan untuk  menciptakan aksesibilitas  dan konektifitas transportasi di Kota Ambon.

Hal itu disampaikan Kepala Dinas Perhubungan Kota Ambon, Robby Sapulette kepada Beritabeta.com di Ambon,  Rabu (06/01/19).

“Di Ambon ini ada berkisar 62 trayek. Dipandang dari segi efisiensi dan efektifitas, perlu dilakukan evaluasi.  Perlu ada perampingan trayek dalam waktu dekat,” kata Robby Sapulette.

Dia mengatakan, selain aksesibilitas  dan konektifitas,  tujuan dari kebijakan perampingan trayek ini agar terminal dapat dimanfaatkan seefisien mungkin,  sesuai peruntukannya.

“Aksesibilitas itu berarti masyarakat mudah untuk menjangkau transportasi yang akan membawanya menuju tempat tujuan.  Sedangkan konektifitas berarti menghubungkan kawasan atau permukiman satu dengan yang lain,” katanya.

Dia mencontohkan,  dari kawasan Mardika – IAIN ada trayek Kebun Cengkeh,  IAIN, Kahena dan Air besar. Empat trayek dalam satu rute itu dinilainya terlalu banyak.

“Kenapa tidak dibikin satu trayek saja,  Mardika – IAIN, misalnya. Tentu akan berdampak terhadap tarif angkutannya. Maka kami akan lakukan evaluasi terhadap tarif angkutan,” katanya.

Sapulette menjelaskan, tarif angkutan dihitung berdasarkan jarak yang ditempuh.

“Jika seseorang menaiki angkutan Mardika – IAIN,  lantas turun di Kebun cengkeh,  maka dia hanya membayar sebesar tarif yang dihitung untuk jarak tempuh Kebun cengkeh saja,” ujarnya.

Menurut Sapulette, dari aspek layanan,  62 trayek yang ada saat ini dinilai terlalu banyak. Hal itu berdampak pada banyaknya yang persoalan yang harus diatasi Dishub Kota Ambon terkait penataan terminal.

“Mengurus banyak trayek itu persoalan bagi Dishub. Terkait terminal,  kapasitasnya terbatas.  Kalau setiap trayek punya jalur dalam terminal, tentu akan lebih baik,” ungkapnya.

Dikatakannya, perampingan trayek itu hanya berdampak pada pengurangan jumlah trayek saja,  tidak untuk mengurangi jumlah kendaraan angkutan.

“Dari segi jumlah kendaraan tetap sama, tapi dari aspek penempatan dalam terminal, setiap angkutan punya jalur antrian. Misal angkutan Mardika – Passo, itu berarti angkutan Halong,  Lateri masuk ke jalur itu (Mardika – Passo, red).  Pindah trayek  ini tidak dikenai biaya,” katanya menjelaskan.

Dia berharap tujuan dari perampingan trayek ini dapat diwujudkan yakni aksesibilitas dan konektifitas, sehingga dapat berpengaruh pada waktu tempuh dan tarif angkutan yang terjangkau. (BB – ENY)