BERITABETA.COM, Ambon  – Walikota Ambon Richard Louhenapessy menyampaikan rasa syukurnya terhadap perkembangan terakhir terkait pengobatan 10 pasien yang positif Covid-19 di Kota Ambon. Rasa syukur itu disampaikan, kerena dua dari 10 pasien Covid-19 di Kota Ambon telah dinyatakan sembuh.

Kota Ambon  menjadi penyumpang terbanyak pasien positif Covid-19 di Provinsi Maluku. Dari 14 pasien yang ditetapkan positif Covid-19 di Provinsi Maluku, 10 diantaranya dari kota Ambon.

“Dari 10 pasien terkonfirmasi positif Covid-19 itu, Puji Tuhan dua orang sudah sembuh,” kata Walikota Ambon Richard Louhenapessy dalam jumpa pers yang digelarnya di lantai I kantor Walikota Ambon, Jalan ultan Hairun, Kecamatan Sirimau Kota Ambon, Provinsi Maluku, Jumat sore, (17/04/2020).

Walikota mengungkapkan dua pasien psoitif Corona yang telah sembuh tersebut adalah pasien 01 dan 02. “Yang Oma (74 tahun) beliau hari ini sudah bisa pulang ke rumah. Praktisnya, ada tujuh orang yang masih dalam perawatan, tetapi kondisi mereka cenderung semakin sehat,” jelasnya.

Penambahan satu orang pasein, menurut Walikota Ambon, setelah bersangkutan kembali dari tugas luar daerah. Sementara ini, lanjutnya, untuk PDP tetap dalam pengawasan Pemerintah baik Kota Ambon maupun Provinsi Maluku.

“Segala upaya kita lakukan supaya bisa menekan penyebaran Covid-19 di wilayah Kota Ambon. Saya terus control. Tim medis kami juga bekerja luar biasa. Terutama untuk mengadakan kegiatan tracking terhadap keluarga dan lingkungan bila ada yang terindikasi tertular. Tim tracking terus mengikuti jejak mereka yang kontak dengan pasien positif,” tuturnya.

Mulai hari Senin, kata Walikota, warga kota Ambon sudah diwajibkan  menggunakan masker. Ia pun sudah mengeluarkan surat edaran. Semua orang yang keluar rumah wajib menggunakan masker. Pemerintah sudah bagikan masker melalui lurah dan camat. Terutama kepada masyarakat yang kurang mampu. Hal ini dilakukan untuk memutus mata rantai penyebaran Covid-19.

“Kami juga akan operasi terhadap pengguna masker dalam lima wilayah di kota Ambon. Ada lima tim bergerak di lima wilayah ini terdiri dari TNI, Polri, Satpol PP, dan petugas lainnya akan jalan dengan mobil. Bagi orang yang belum menggunakan masker, kita akan bagikan kepaa mereka secara gratis,” paparnya.

“Kita berharap hal ini dapat menekan perkembangan Covid-19. Karena dari fakta yang ada, hampir seluruh yang terjangkit itu, mereka melakukan perjalanan dari luar. Cuma memang akibat mereka di Ambon terjadi transmisi local, baik di kalangan keluarga dan teman-teman dekatnya,” sambungnya.

Pemkot Ambon, kata Walikota juga  telah mengambil beberapa langkah untuk memperbanyak isolasi mandiri. Ia merasa prihatin karena masyarakat juga tidak memiliki informasi yang cukup. Sehingga terjadi resistensi, pada waktu kebijakan untuk isolasi mandiri di sekolah A dan B, ada warga yang mau ikut tim dengan parang.

“Saya mau ajak mereka bersama tokoh agama, tokoh adat dan tokoh masyarakat. Saya rapat dengan mereka mau sampaikan Covid-19 ini bukan aib. Ini penyakit biasa yang bisa kena siapapun. Jadi kalau misalnya kita ambil kebijakan isolasi mandiri, itu bukan karena mereka sakit,” tegasnya.

Isolasi mandiri merupakan  mekanisme yang harus ditempuh, karena sesorang melakukan perjalanan dari luar Ambon, maka bersangkutan wajib diisolasi. “Ini orang-orang sehat yang kita amankan. Kalau sakit tempatnya di rumah sakit. Ini hanya karena prosedur untuk dikarantina. Setelah 14 hari baru dia bisa pulang untuk bertemu dengan keluarga. jadi bukan orang sakit,” tutupnya (BB-AZ)