BERITABETA.COM, Masohi – Pandemi Covid-19 tak selamanya menimbulkan gejolak ekonomi di tengah masyarakat. Sisi lain yang dirasakan adalah munculnya geliat usaha yang menjanjikan, akibat imbas yang ditimbulkan.

Salah satunya adalah minat masayarakat yang tinggi dalam mengkonsumsi obat herbal seperti jamu sebagai alternatif untuk menjaga imunitas atau daya tahan tubuh semasa pandemic Covid-19 berlangsung. Jamu tradisional menjadi incaran, karena  dipercaya sejak zaman dahu dapat menjaga kebugaran tubuh.

Hal inilah yang membuat penjual jamu di Indonesia bisa merasakan dampak postifinya terhadap peningkatan ekonomi keluarga.

Seperti halnya yang dirasakan  Irawati (42 tahun).  Ibu rumah tangga yang menetap di Kota Bula, Kabupaten Seram Timur (SBT), Provinsi Maluku ini mengaku imbas pandemic Covid-19 ikut membuat produk yang dihasilkannya laris manis di pasaran.

Ira adalah penjual jamu Kunyit Asam dan Beras Kencur sejak dua tahun lalu. Dua jenis jamu tradisional ini, diakuinya sangat diminati masyarakat setempat pasca pandemic Covid-19 mewabah di daerahnya.

“Sebelum ada Covid-19, dalam seminggu itu hanya dua kali saya memproduksi jamu. Jumlah yang terjual berkisar 15 – 30 botol,” ungkap ibu empat orang anak ini kepada beritabeta.com, via telepon selulernya, Kamis (29/10/2020).

Ira mengakui, semenjak virus Corona ini menyebar hingga ke Provinsi Maluku, banyak orang kemudian mengincar hasil dagangannya untuk dibeli.  Hal ini, tak lain karena banyak beredarnya informasi tentang khasiat jamu tradisional sebagai alternatif menjaga daya tahan tubuh.

Minuman tradisional jamu yang dipercaya berkhasiat menjaga daya tahan tubuh

Semenjak itu, kata dia, permintaan jam uterus meningkat mencapai 45 botol sekali produksi. Jadi bila diakumulasi seminggu permintaan jamu Kunyit Asam bisa mencapai 90 botol.

Kemasan botol yang dipakai untuk dua jenis jamu ini bervolume 600 ml. Harga yang dibandrol untuk setiap botol  Rp. 25.000,00. Jadi jika dihitung, omzet per minggu bisa mencapai Rp. 2.000.000. Artinya dalam sebulan omzet yang diperoleh sebesar Rp. 6.000.000 (enam juta rupiah).

“Alhamdulillah, keuntungannya cukup lumayan, karena banyak peminat yang memesa jamu yang saya produksi. Bukan hanya di kota Bula tapi dari daerah lain,” cetusnya.

Sementara untuk pemasaran produk jamu hasil buatannya, kata Ira, dirinya  juga memanfaatkan media social sebagai lapak untuk melakukan promosi.

Karena lewat media sosial, konsumennya pun banyak yang datang langsung membeli di rumahnya. Ada juga yang langsung di antar ke tempat tinggal konsumen (delivery order).

“Jadi banyak juga pembeli dari luar kota Bula. Ada yang pesan dari Seram Utara dan kota Masohi, Kabupaten Maluku Tengah, “beber Ira.

Ira sangat bersyukur jamu hasil racikannya mendapat respon positif dari pelanggannya, karena kondisi ini tidak pernah disangka-sangka bakal terjadi. Efek atau khasiatnya pun banyak diakui cukup bagus setelah dikonsumsi.

“Alhamdulillah ada yang bilang enak, seger ke badan, ketika dikonsumsi,” tutup Ira.

Seperti diketahui, beras kencur adalah jenis jamu atau minuman tradisional yang diolah dari campuran berbagai bahan seperti jahe, asam jawa, gula jawa, dan daun pandan. Semua campuran bahan tersebut tidak diracik sehingga cita rasanya cukup segar dan juga khasiatnya dikatahui dapat memperlancar peredaran darah.

Sedangkan kunyit banyak mengandung senyawa yang bermanfaat bagi tubuh. Seperti adanya kandungan kurkumin, sesmetoksikumin, bisdesmetoksikurkumin, resim, pati, karbohidrat, protein, selulosa dan lemak.

Kunyit juga diketahui kaya akan vitamin C, antioksidan, zat pahit, zat besi, fosfor, kalsium, hingga minyak atsiri. Dari kandungan ini, kunyit mampu meningkatkan daya tahan tubuh bagi yang mengkonsumsinya secara rutin (*)

Reporter : Edha Sanaky
Editor : Redaksi