BERITABETA.COM, Ambon –  Pandemi virus Corona telah membawa dampak yang cukup terasa bagi pelaku usaha di seluruh dunia. Termasuk di Indonesia. Kebanyakan pelaku usaha terpaksa menghentikan aktifitas usahanya, karena kebijakan yang dikeluarkan pemerintah.

Sontak saja, keadaan ini berdampak terhadap penurunan omset.  Seperti omset rumah makan, kafe, mal, dan sebagainya. Tapi, di sisi lain terdapat peningkatan yang signifikan terhadap transaksi penjualan secara online.

CNN Indonesia mengutip pernyataan Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM) Teten Masduki yang menyebutkan, transaksi penjualan online meningkat hingga 350% di tengah pandemi Covid-19.

Menurut laporan BPS bertajuk “Statistik E-commerce 2019” juga menyebutkan, tahun lalu sebanyak 15,08% dari bisnis di Indonesia dijalankan secara online, sisanya 84,92% masih offline.

Namun berdasarkan hasil penelitian terbaru yang diungkap Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, sepanjang masa pandemi Covid-19 tercatat ada peningkatan hingga lebih dari 300 ribu pengusaha baru yang masuk ke ranah online.

Peningkatan tersebut cukup masuk akal, pasalnya adanya pembatasan sosial dan berkurangnya aktivitas di luar rumah mendorong masyarakat lebih konsumtif melakukan transaksi melalui platform digital.

Mudah ditemui juga usaha-usaha baru berbasis social commerce kekinian. Mereka memanfaatkan media sosial untuk memulai wirausaha. Ada yang berjualan makanan, pakaian, hingga jasa.

Beberapa melakukan pekerjaan tersebut penuh waktu menggantikan pekerjaan sebelumnya, sebagian lagi mengisi waktu luang di sela-sela pekerjaan utamanya.  Kesempatannya memang cukup menjanjikan, karena pilihan platform promosinya juga sangat beragam.

Kondisi ini, sebelumnya juga sudah disampaikan Pengamat Kebijakan dan Komunikasi Strategis dari Universitas Daegu, Korea Selatan, Prof. Gil H. Park.

Ia  menilai aktivitas perekonomian berbasis teknologi informasi atau daring (online) akan memainkan peranan lebih penting dalam kondisi pascapandemi Covid-19.

“Pandemi Covid-19 ini bukan hanya sekedar ancaman namun peluang bagi sektor jasa agar lebih beradaptasi dan bertransformasi di sektor perekonomian, dan pemerintah perlu lebih banyak membantu aktivitas bisnis serta perekonomian berbasis teknologi informasi,” kata Gil H. Park dalam seminar daring yang diselenggarakan CSIS Indonesia di Jakarta, belum lama ini.

Menurut dia, hal tersebut perlu dilakukan mengingat aktivitas perekonomian berbasis teknologi informasi atau daring (online) akan memainkan peran lebih penting pada waktu mendatang.

Dalam kesempatan sama, Duta Besar Republik Indonesia untuk Korea Selatan Umar Hadi mengatakan bahwa bisnis online di Korea Selatan akan mengalami booming atau melesat di Korea Selatan.

“Setelah krisis Covid-19, bisnis-bisnis online akan mengalami momen-momen sangat menguntungkan,” kata Umar Hadi dalam seminar daring.

Senior Director Office Services Colliers International Indonesia (konsultan properti), Bagus Adikusumo mengatakan bahwa pola kerja dari rumah (Work From Home/WFH) diperkirakan bakal menjadi lebih lumrah dalam penerapannya oleh sejumlah kantor perusahaan akibat dampak dari COVID-19, dan diperkirakan akan berlanjut bakal setelah pandemic dapat tertangani.

Ia mengatakan,  kemungkinan ke depannya WFH akan menjadi model bisnis yang menarik untuk diteruskan sehingga bakal ada berbagai penyesuaian dari pola kerja perusahaan.

Hal senada juga disampaikan Pengamat Ekonomi Andry Satrio dari Institute for Development of Economics and Finance (Indef) yang menilai pandemi Covid-19 berhasil mempercepat bahkan memaksa terjadinya transformasi bisnis makanan dan minuman serta aktivitas jual belinya dari tradisional menjadi daring atau online lewat prinsip digitalisasi.

Saat ini semua aktivitas jual beli dilakukan secara daring dan menjalankan prinsip pengantaran, terutama untuk sektor restoran dan bisnis makanan-minuman dipaksa menjalankan bisnis di mana pesanan dapat dilakukan secara daring.

Tak sedikit pelaku UKM produk makanan yang berpendapat bahwa, peningkatan transaksi online ini terjadi karena adanya beberapa keterbatasan dalam menjalankan aktivitas di luar rumah. Sehingga membentuk kebiasaan baru, yakni kebiasaan membeli segala sesuatu dari rumah.

Bahkan bukan hanya soal membeli makanan siap saji atau cemilan sehari-hari, tapi juga belanja bulanan, belanja hobi, dan belanja keperluan rumah tangga lainnya.

Dan belakangan banyak terlihat, para pemilik usaha sudah mulai mengubah pola usahanya ke arah penjualan secara online, selain itu beberapa rumah makan cepat saji mulai menjual makanan dingin yang siap dihangatkan kapan saja, untuk disantap tanpa perlu keluar rumah.

Dari catatan beritabeta.com yang dihimpun dari sejumlah sumber menyebutkan, selain di bidang e-commerce (jual beli via internet), bisnis online juga mengalami pertumbuhan pesat di bidang teknologi informasi (TI). Misalnya jasa pembuatan website dan aplikasi, penulisan artikel, media massa online  bahkan konsultan di bidang IT.

Bisnis internet juga banyak dijalankan oleh mereka yang memiliki skill di bidang tertentu dan ingin menghasilkan uang dari keahliannya tersebut. Singkatnya berbagai peluang usaha online di tahun-tahun mendatang akan semakin terbuka lebar dan bisa dilakukan oleh orang-orang yang ingin berbisnis (BB-DIO)