BERITABETA.COM, Ambon – Data terakhir per Selasa, 10 Maret 2020, disebutkan telah bertambah delapan kasus baru Virus Corona di Indonesia, sehingga totalnya mencapai 27 kasus.

Ancaman ini ikut dipantau oleh Pemerintah Provinsi (Pemprov) Maluku, terkait pengaruhnya terhadap perekonomian daerah. Pemprov Maluku, telah berkomitmen untuk tetap menjaga ketahanan ekonomi, meskipun penyebaran Virus Corona masih bisa meluas ke sejumlah wilayah.

“Kasus Virus Corona juga berdampak terhadap perekonomian daerah bahkan global, sehingga yang bisa dikerjakan Pemprov Maluku adalah menjaga ketahanan ekonomi seperti mempercepat pencairan atau penyerapan anggaran APBD,” kata Sekretaris Daerah Provinsi Maluku Kasrul Selang usai memimpin Rapat Kerja Bersama Bank Indonesia Perwakilan Maluku, Disperindag dan Divre Bulog, di lantai 2 Kantor Gubernur Maluku, Selasa (10/3/2020).

Menurut Kasrul, Pemprov Maluku saat ini juga memiliki Tim Pengendali Inflasi Daerah. Di tahun 2019 Pemprov Maluku telah melakukan evaluasi termasuk perkembangan inflasi di tahun ini. Mengingat,  Maluku termasuk salah satu provinsi di Indonesia yang menjaga inflasi di bawah rata-rata nasional.

“Jadi kalau cepat penganggaran, lelang, kontrak kemudian percepat pekerjaan di lapangan maka akan banyak uang yang beredar di masyarakat, sebab ekonomi agak melambat. Maka secara otomatis investasi dari pihak swasta menjadi lamban. Disinilah pemerintah hadir supaya kestabilan ekonomi masyarakat dapat terjaga,” ujar Selang.

Mengenai inflasi, Kepala KP Bank Indonesia Perwakilan Maluku Noviarsano Manullang mengatakan, tahun 2019 lalu, pihaknya mempunyai capaian target inflasi yang sangat baik yakni 2,87 persen.

Sementara perkembangan tahun 2020 di bulan Januari lalu sekitar 0,65 persen. Sedangkan pada Februari turun menjadi 0,18 persen. Dalam artian, tingkat inflasi masih bisa dijaga dalam kondisi yang rendah. Kalau di akumulasi baru sekitar 0,83 persen.

“Kita berharap, kondisi inflasi seperti ini terus terjaga. Konteksnya seperti apa agar tetap terjaga? Seperti diketahui, kondisi ekonomi sedang melambat. Ketika melambat berdampak terhadap aktifitas persediaan barang-barang juga,” kata Noviarsano.

Alasannya, lanjut dia, bila ada kaitan dengan Virus Corona maka ada hubungannya dengan sejumlah barang yang di impor dari negara-negara yang punya dampak dari virus tersebut. Atas dasar itu, yang bisa dilakukan pihaknya adalah memastikan ketersediaan barang di Maluku tercukupi.

“Bila hal ini tetap dipertahankan, maka inflasi di Maluku kedepannya masih dapat terjaga secara baik,” ujar Noviarsano.

Dalam konteks ini, kata dia, agar daya beli masyarakat tetap terjaga selain inflasi tadi, pemerintah dari sisi fiskalnya ingin percepat project-project agar uang yang beredar di masyarakat dapat bertambah. Sebab, masyaraka juga memiliki penghasilan.

“Sementara dari sisi kinerja BI  adalah berkoordinasi dengan dinas terkait agar barang-barang bisa tersedia,” kata Noviarsano. (BB-DIO)