BERITABETA.COM, Ambon – Pasca-penyebaran virus Corona di Indonesia, keberadaan jahe merah (Zingiber officinale varietas rubrum) banyak dicari masyarakat karena dinilai berkhasiat meningkatkan kekebalan tubuh untuk menangkal virus corona.

Hal itu membuat harga jahe merah melambung naik hingga dua kali lipat. Di sejumlah pasar di kota Ambon harga jahe merah tembus Rp. 100 ribu per kilo gram (Kg). Harga ini melonjak naik mencapai empat kali lipat dari harga sebelumnya.

Meskipun harganya cukup tinggi, namun sejumlah pedagang di Ambon bahkan mengaku kewalahan melayani permintaan jahe merah pasca merebaknya wabah Covid -19 saat ini.

Halima salah satu pedagang yang ditemui beritabeta.com, Jumat (30/10/2020) di lokasi pasar Mardika mangaku, sampai saat ini permintaan jahe merah oleh masyarakat masih tetap tinggi.

“Jahe merah masih terus diminati. Saat ini cenderung meningkat setelah merebaknya penyebaran virus Corona. Kita menjualnya dengan Rp 100.000 – per Kg,” kata Halima.

Menurutnya, rata-rata sejumlah tanaman rempah yang dijual itu diperoleh pedagang di sejumlah lokasi di Pulau Ambon dan Pulau Seram. Namun, kadang jenis komoditi itu juga sudah diperoleh, menyusul banyak yang mencarinya.

Selain menjual dalam jumlah kiloan, kata Halima, biasanya pihaknya juga menjual dalam bentuk tumpukan di atas piring pelastik.

“Nah yang dipiring itu untuk jahe merah biasanya kami jual per piring dengan harga Rp. 50 ribu. Kita hanya ambil keutungan sebesar Rp.10 ribu dari jumlah yang dijual ini,” bebernya.

Halima menuturkan, sebelum pandemic Covid-19 terjadi, komoditi jahe merah biasanya dijual dengan harga di kisaran Rp 15  ribu per kg.  Namun, saat ini harganya cukup tinggi, menyusul kelangkaan jahe merah yang dihasilkan petani.

“Kita juga biasa menjual 1 ikat kecil Rp.20.000 tapi sedikit saja, kalau kita beli biasanya Rp. 100.000 di bagi sedikit-sedikit,”akui Halimah.

Halimah mengakui, harga jahe merah ini mulai naik, setelah pandemic Covid-19 terjadi, banyak warga yang mencari jahe merah untuk dibuat ragam minuman kebugaran. Salah satunya untuk menambah daya tahan tubuh.

“Jahe merah termasuk tanaman obat-obatan yang oleh orang Ternate biasa digunakan untuk membuat air guraka,” tandasnya.

Sampai saat ini, tambah Halima, pihaknya masih terus menjual jahe merah meski kadang stoknya habis. “Banyak peminat, tapi barangnya juga terbatas,” akuinya.

Untuk diketahui, riset membuktikan bahwa manfaat jahe merah untuk kesehatan adalah peluruh kentut (karminatif), antimuntah, pereda kejang, antipengerasan pembuluh darah, peluruh keringat, antiperadangan, antimikroba dan parasit, antipiretik, antirematik, serta merangsang pengeluaran getah lambung dan getah empedu.

Jahe merah paling sering diolah menjadi minuman yang dapat menghangatkan badan saat cuaca hujan. Namun, ada lain manfaat jahe merah untuk kesehatan yang dapat dirasakan, antaranya sebagai antiradang.

Efek antiradang jahe dikarenakan kandungan di dalamnya, yakni gingerol, gingerdione, dan zingeron yang menghambat prostaglandin yang merupakan mediator radang.

Efek tersebut sama dengan efek antiradang dari asam mefenamat dan ibuprofen yang merupakan golongan obat antiradang nonsteroid (NSAIDs).

Studi lain yang dilakukan di Iran dan Amerika Serikat membuktikan bahwa jahe memiliki efek yang sama dengan ibuprofen dalam mengatasi gejala-gejala osteoartritis, termasuk rasa nyeri. Konsumsi jahe merah terbukti mengurangi sakit pada lutut karena tanaman ini memang bersifat antiradang dan juga  kerap digunakan untuk memperbaiki disfungsi seksual (BB-YP)