BERITABETA.COM, Ambon –Pemerintah Provinsi (Pemprov) melalui Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) telah memetakan sebanyak empat masalah dan tantangan utama dalam pembangunan ketahanan pangan di Maluku.

Empat masalah utama ini menjadi isu penting yang dibahas dalam Rapat Dewan Keyahanan Pangan Provinsi Maluku dan Rapat Koordinasi dan Seminar Hasil Kajian Ketahanan Pangan Berkelanjutan dengan melibatkan 11 kabupaten/ kota se- Maluku pada Selasa 2 Juli 2019.

Rapat Dewan Ketahanan Pangan tingkat Provinsi Maluku ini digelar dengan mengusung tema “Mewujudkan Kedaulatan Pangan Melalui Diversifikasi Pangan Lokal Berbasis Gugus Pulau” dibuka oleh Plt. Asisten 1 Pemprov Maluku Hedrik Far-Far, SH, MH mewakili Gubenur Maluku.

Plt. Kepala Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Maluku Ir. Ryona Noya, M.Si melalui rilisnya yang diterima redaksi beritabeta.com di Ambon, Rabu (10/7/2019) mengatakan, empat masalah dan juga tantangan Ketahanan Pangan di Maluku telah menjadi target dari Pemprov Maluku untuk dibenahi.

“Ini masalah dan tantangan yang disampaikan Bappeda Maluku dan akan menjadi fokus pembangunan kedepan,” jelasnya.

Keempat malasah yang juga menjadi meteri seminar itu disampaikan Kabid Ekonomi dan Sumber Daya Alam Bappeda Maluku, Ilhan Tauda, SP, MSi yang meliputi: Ketersedian Pangan, Distribusi Pangan, Konsumsi Pangan dan Kemiskinan dan Kerawanan Pangan. 

Dalam rilis itu, diuraikan untuk masalah Ketersedian Pangan ada lima aspek yang cukup berpengaruh terhadap masalah ini. Antara lain,  jumlah penduduk yang semakin meningkat, produksi dan produktifitas pangan yang menurun, terjadinya perubahan iklim, konservasi lahan pertanian dan masih tingginya proporsi kehilangan hasil pada proses produksi, penanganan hasil panen dan pengolahan.

Kemudian, masalah Distribusi Pangan meliputi, system distribusi yang belum tertata dengan baik, prasarana distribusi darat dan antar pulau yang belum memadai, kelembangaan pemasaran hasil-hasil pengan belum mampu berperan baik sebagai penyangga kestabilan pasokan harga pangan serta pengaruh iklan dan cuaca.

Sedangkan, untuk masalah Konsumsi Pangan, disebutkan terdapat empat poin masing-masing, konsumsi pangan oleh masyarakat belum cukup beragam dan bergizi seimbang. Kemudian, masih tingginya konsumsi beras per kapita walupun telah menurun namun tidak seimbang dengan potensi pangan lokal yang berimpah.

Selanjutnya, upaya diversifikasi pangan selama ini belum sesuai harapan, disebabkan karena industry pangan belum cukup berperan dalam pengembangan pangan karbohidrat non-beras (pangan lokal) dan pengetahuan masayrakat tentang pola konsumsi pangan bergizi seimbang yang masih terbatas. Dan yang terakhir, telah terjadinya perubahan pola makan ke arah makanan jadi ( prepared food) berbasis tepung gandum.

Rapat Dewan Ketahanan Pangan Provinsi Maluku yang diikuti 11 kabupaten/kota se- Provinsi Maluku

Masalah  terakhir yang menjadi perhatian Pemprov Maluku adalah Kemiskinan dan Kerawanan Pangan. Masalah ini juga diuraikan meliputi empat poin penting yakni, jumlah penduduk miskin yang rentan dengan rawan pangan. Kemudian, akses masyarakat terhadap kesehatan, pendidikan dan informasi, terbatasnya sarana dan pra sarana dan yang terakhir tingkat pendidikan dan pengetahuan ibu rumah tangga terkait pola asuh anak.

Sementara itu, Sekretaris Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Maluku Rohani Saimima, SP menambahkan, berdasarkan peta masalah yang  dipetakan, Pemprov Maluku telah menetapkan 4 poin target dan sasaran pembangunan Ketahanan Pangan di Maluku yang meliputi :

  1. Peningkatan diversifikasi pangan yang meliputi, peningkatan angka Pola Pangan Harapan (PPH) Ketersedian dan PPH Komsumsi
  2. Peningkatan katahanan pangan, pertanian, perkebunan, peternakan dan perikanan
  3. Peningkatan inovasi teknologi pangan lokal, dan
  4. Terdesiminasinya pangan lokal daerah (aneka pangan lokal)

Lebih jauh Rohani menambahkan, empat poin target dan sasaran pembangunan Ketahanan Pangan di Maluku ini juga selaras dengan misi pemerintahan yang dipimpin Gubernur –Wakil Gubernur Maluku Murad Ismail – Barnabas Orno yakni misi pengelolaan sumber daya alam yang berkelanjutan dan misi mewujudkan sumber daya manusia yang professional, kreatif, mandiri dan berprestasi. (BB-DIO)