BERITABETA.COM, Ambon – Pasca-penyebaran virus corona di Indonesia, keberadaan jahe merah (Zingiber officinale varietas rubrum) banyak dicari masyarakat karena dinilai berkhasiat meningkatkan kekebalan tubuh untuk menangkal virus corona.

Hal itu membuat harga jahe merah melambung naik. Di pasaran kota Ambon harga jahe merah tembus Rp. 100 ribu per kilo gram (Kg). Harga ini melonjak naik mencapai empat kali lipat dari harga sebelumnya.

Hal yang sama juga terjadi dengan jahe putih. Jahe putih (Zingiber officinale) yang sebelumnya dibandrol belasan ribu per Kg kini harganya mencapai Rp.60 ribu.

Pantauan beritabeta.com, di pasar Mardika dan Batumerah Ambon, Minggu (19/4/2020) diketahui harga umbi dari  jenis  tanaman rimpang yang sangat populer sebagai rempah-rempah dan bahan obat, itu mengalami peningkatan harga setelah diketahui berkhasiat menambah daya tahan tubuh dari serangan virus corona.

“Harga memang demikian, karena kita juga mendapat suplai dari petani dengan harga yang cukup besar, sehingga jahe merah dan jahe putih kini harganya lebih tinggi,” ungkap Ismail salah satu pedangan jahe di pasar Batumerah, Ambon.

Menurut Ismail, pasokan jahe merah yang mereka jual rata-rata berasal dari petani di Pulau Seram. “Mereka menyuplai kepada kita disini, dan memang banyak dicari pembeli,” tandasnya.

Hal senada juga disampaikan Aminah, salah satu pedagang tanaman rempah di lokasi pasar Mardika. Ia menjelaskan, kebanyakan jahe yang diperoleh disuplai dari petani di Desa Limboro, Kabupaten Seram Bagian Barat.

“Sudah naik harganya, karena banyak yang mencari jahe,” tandasnya.

Di Jakarta, harga jahe merah sebelum pandemi corona dipatok Rp40 ribu per kilogram (Kg). Namun, saat ini harganya sudah mencapai Rp100 ribu per Kg.

Sementara itu, harga jahe di Mesuji, Lampung mencapai Rp120 ribu per kg pada sejak bulan Maret 2020. Harga jahe merah tersebut melonjak 300 persen dari Rp40 ribu per kg.

“Jahe merah Rp120 ribu per kg, awalnya Rp40 ribu. Banyak yang beli, gak sesuai sama pasokan, katanya buat obat,” tutur Endang.

Wakil Ketua Umum Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia (APPSI) Ngadiran mengatakan harga jahe merah masih tinggi karena masih banyak dicari masyarakat. Selama virus corona belum reda, harga jahe merah masih akan tetap tinggi.

“Masih tinggi (harga jahe merah). Maksudnya tinggi tapi dalam arti barangnya ada. Memang yang belanja naik, banyak yang membutuhkan itu sekarang. Saya pikir sampai dengan conona reda (harga jahe merah baru turun), karena manfaat jadi obat tradisional,” kata Ngadiran seperti dikutip detikcom belum lama ini.

Kandungan Senyawa

Tanaman jahe memiliki berbagai kandungan senyawa aktif yang sangat bermanfaat untuk kesehatan, diantaranya,  Zingiberena (zingerona), Organik, Terpenoid, Gingerol, Bisabolena, Fenolik utama, Minyak asiri, Filendrena, Senyawa flavanoid, Alkaloid, Kurkumin, Resin pahit, Lemonin, Kamfena dan Zingiberol.

Selain memiliki kandungan senyawa yang cukup lengkap, jahe juga memiliki kandungan lain yang dapat berfungsi sebagai anti-alergi, anti-inflamasi, anti-kanker, anti-bakteri, anti-alkohol, anti-depresan, anti-tusif, anti-mikroba, anti-emetik, anti peggumpalan darah dan antioksidan yang sangat tinggi.

Maka tak heran, jika tanaman jahe ini memiliki keampuhan yang sangat luar biasa dalam memberantas berbagai jenis penyakit yang bersarang di dalam tubuh (BB-DIO)