BERITABETA.COM, Ambon – Di tengah merebaknya virus Corona di Indonesia, banyak usaha yang terpaksa harus dilakoni dengan menggunakan konsep  yang aman untuk mendukung upaya pemerintah dalam meminimalkan penyebaran Covid-19.

“Konsumennya tinggal menelpon, barangnya dijemput ke rumah dan langsung diantar/dikirim ke alamat tujuan. Konsepnya sangat mendukung upaya pemerintah dalam mengatasi penyebaran virus corona,”

Warga (konsumen) diminta tetap harus berada di rumah, dengan mengusung #dirumahsaja, tentunya membuat sejumlah usaha harus merubah konsep usahanya. Salah satunya  adalah jasa pengiriman barang atau jasa titip (JasTip).

Khusus di Provinsi Maluku ada salah satu Jastip yang malah lahir, karena kondisi serba terbatas itu. Usaha ini melayani penitipan barang antar kota/kabupaten  di Maluku. Namanya Jastip Order Transfer Antar (OTA).

JasTip OTA sendiri berdiri sejak adanya pandemi Covid-19 merambah kota Ambon sekitar April 2020.

“Niat awalnya membantu memenuhi kebutuhan beberapa saudara di luar pulau Ambon. Di tengah mewabahnya pandemic Covid-19 ini, mereka merasa kesulitan untuk mengirimkan barangnya ke luar Ambon seperti ke Masohi,” kata Tham Latuconsina, owner JasTip OTA  kepada beritabeta.com, Minggu (28/6/2020).

Tham mengakui, seiring berjalannya waktu, permintaan menitipkan dan mengirimkan barang semakin meningkat. Pria kelahiran Kailolo, 38 tahun silam itu, akihirnaya nekat menjejaki apa yang dianggap memiliki peluang itu.

Atas keberanian itu, Tham nekat merekrut tenaga kurir untuk membantu mobilisasi pengiriman barang sampai ke pelanggannya. Sistem pengiriman Jastip “OTA” adalah bahwa barang yang akan dititipkan atau dikirim dijemput langsung oleh kurir.

Harga pengiriman juga terjangkau yaitu Rp. 25.000/kg untuk paket di atas 3 Kg dan Rp. 50.000 berlaku untuk paket di bawah 3 kg.  Waktu pengiriman antara 1-2 hari tergantung transportasi yang tersedia. Sehari OTA bisa menerima pengiriman barang sebanyak enam sampai tujuh paket.

Saat ini JasTip OTA tidak hanya melayani penitipan dan pengiriman barang di dalam kota Ambon dan Masohi saja, tetapi juga sudah mulai merambah ke daerah lainnya misalnya di kota Bula, Kabupaten Seram Bagian Timur (SBT) dan juga di  kota Namlea, Kabupaten Buru.

“Jika kota Ambon memberlakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), Jastip Amanah melayani pelanggan juga dengan PSBB, Penitipan Sagala Barang-Barang,”jelasnya.

Meskipun demikian, kata Tham, pengusaha jasa pengiriman banyak pula mengalami beberapa tantangan di tengah pandemi ini. Salah satunya adalah waktu pengiriman barang. Sejak diberlakukannya Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), waktu pengiriman barang menjadi lebih lama akibat adanya pembatasan social.

Padahal, di dalam bisnis pengiriman barang, ketepatan waktu juga menjadi salah satu faktor yang berpengaruh kuat terhadap keberhasilan sebuah perusahaan ekspedisi.

Ia menambahkan, pelanggan selalu mengharapkan barang kiriman mereka bisa tiba tepat waktu dan sesuai dengan jadwal yang telah diperkirakan sejak awal.

“Ini yang menjadi sebuah perhatian khusus bagi pelanggan, terutama mereka yang memang memiliki sejumlah kepentingan bisnis yang terkait dengan barang-barang yang mereka kirimkan,”tutupnya (BB-ES)