BERITABETA.COM, Ambon – Minyak kayu putih asal Pulau Buru, Provinsi Maluku kini jadi buruan masyarakat luas. Minyak yang dihasilkan dari proses penyulingan daun pohon kayu putih (Melaleuca leucadendra) bahkan menjadi incaran warga di luar Maluku di masa pandemic Covid-19 ini.

Sejak khasiatnya dinilai mampu menangkal virus Corona, banyak warga pun menjadikannya sebagai lahan bisnis baru. Bahkan dari hasil bisnis minyak kayu putih mereka mampu meraup untung jutaan rupiah.

Seperti yang digeluti oleh Lutfi Kaplale, salah seorang warga asal Maluku yang menetap di Jakarta.

Pria 46 tahun yang lahir di Masohi ini mengaku, sudah tiga bulan menggeluti usaha sebagai penjual minyak kayu putih. Bahkan, beberapa konsumennya terdiri dari kalangan artis hingga mantan atlit nasional di Jakarta.

Lutfi menceritakan, semua ini berawal ketika pandemi virus SARS-CoV-2 masuk Indonesia. Banyak masyarakat yang memburu hand sanitizer. Namun, dia malah lebih tertarik menggunakan minyak kayu pitih.

“Saya punya pengalaman semasa kecil. Saat wabah penyakit Gondongan dan virus penyebab mata merah (konjungtivitis) terjadi, ibu saya memberi saran agar menggunakan minyak kayu putih dioleskan di bawah telinga dan sekitar mata. Ternyata itu sangat ampuh, banyak teman-teman yang tertular sementara saya aman-aman saja,”ungkapnya kepada beritabeta.com, via WhatsApp-nya, Minggu (25/10/2020).

Dari pengalamannya itu, Lufi mengaku sangat yakin dengan khasiat minyak kayu putih, sehingga sempat memposting tentang minyak kayu putih di akun facebook-nya pada 11 Maret 2020 silam.

Idenya menjual minyak kayu putih barulah muncul, setelah ia membaca tulisan mantan Rektor Universitas Hasanuddin, Makassar, Prof. Idrus Puturusi tentang khasiat minyak kayu putih yang dinilai bisa membantu menghambat replikasi virus.

Proses penyulingan minyak kayu putih di Pulau Buru

“Tulisan Prof Idrus Puturusi itu saya share di grup WhatApp, Fakultas Pertanian Universitas Pattimura Angkatan 94. Kebetulan anggotanya hanya beberapa teman dekat dan kami tinggal beda-beda di beberapa provinsi. Dari diskusi ini, kami pun sepakat ingin menyalurkan (menjual) minyak kayu putih yang benar-benar murni dari Pulau Buru,” bebernya.

Alasannya, selama berada di luar Maluku meraka sangat kesulitan mencari minyak kayu putih yang asli dan murni khas Maluku.

Akhirnya bersama beberapa rekannya, mereka lalu menyetujui untuk mengontrol produk yang akan dijual ke pasaran.  Mulai dari pemilihan bahan baku, memilih penyulingan/ketel sampai pendistribusiannya, seefektif dan seefisien mungkin.

“Ini kami lakukan karena beberapa teman kuliah kami,profesinya sebagai penyuluh pertanian yang juga bekerja membantu petani penyuling,” tandasnya.

Dari ide ini, kemudian mendapat respon yang baik. Lutfi pun menjual minyak kayu putih yang dikirim sejumlah temannya dari Pulau Buru.

“Alhamdulillah saat ini customer kami juga banyak dari kalangan publik figur, atlet Nasional dan, presenter. Kami juga pernah menyupalai ke pasien RS Darurat Wisma Atlet dan juga  ada permintaan dari negara-negara tetangga seperti Singapur dan Malaysia,”paparnya.

Dari hasil ini, Lutfi bersama beberapa rekannya berharap, pasar minyak kayu putih yang cukup luas ini akan lebih berefek pada menaikkan taraf hidup petani di Pulau Buru. Tentunya,  juga untuk memperkenalkan produk kearifan lokal daerah  Maluku dan Pulau Buru khususnya.

“Analisa kami kedepan minyak kayu putih kedepan akan tetap menjadi alternatif di tengah pro dan kontra vaksin. Minyak kayu putih akan dibutuhkan. Apalagi khasiatnya lebih banyak meski untuk virus Corona masih butuh diuji lagi,” paparnya.

Saat ini, Lutfi mengaku, setiap bulan dirinya bisa menjual sebanyak 6-10 gen dengan kapasitas 5 liter yang kemudian dikemas dalam botol yang beragam mulai dari ukuran 60 mili liter (ml) dan seterusnya. Harga jualnya pun sesuai ukuran, misalnya untuk 60 ml dihargai dengan Rp.75 ribu per botol.

“Banyak kalangan artis dan mantan atlet yang memesan minyak kayu putih dari saya. Misalnya, Roy Marten, Alexander Felder, Ivanka Suwandhi dan beberapa mantan pesepak bola  seperti Ricky Jacob, Junaedi Abdillah. Ada juga mantan jurnalis  TV ternama era tahun 80-an Yasir Den Has,” urainya.

Sambil berbincang-bincang dengan beritabeta.com, Lutfi juga sempat mengirim video pendek berisi seruan menggunakan minyak kayu putih yang dijualnya. Dalam tampilan video itu, Ivanka Suwandhi dan Yasir Den Has ikut meng-endorse produk yang dijual Lutfi.

Karyawan di sebuah perusahaan swasta di Jakarta ini, mengaku masih banyak orang yang berminat untuk membeli minyak kayu putih khas Maluku ini. Bahkan, sebuah perusahaan madu, malah menggelar meeting dan mengajaknya untuk berkerjasama.

“Mereka miminta saya untuk kerjasama, tapi volumenya tidak mungkin saya penuhi. Mereka minta 300 botol per hari. Tentu ini tidak mungkin saya penuhi. Selain memang saya juga berada di Jakarta, pasokan dari Pulau Buru pun belum mencukupi permintaan itu,” beber pria kelahiran Masohi, Maluku Tengah ini.

Selain itu, produk minyak kayu putih yang dijualnya juga dilebeli merk “JAMAN”. Merek ini merupakan akronim yang dipakai  relawan Jaringan Kemandirian Nasional (JAMAN).

“Intinya, selain berbisnis ada hal positif yang ingin kami lakukan yakni menyebar kebaikan dan berbagai kepada sesama yang membutuhkan produk lokal asal Maluku ini. Dan tentu, ini juga akan berefek pada peningkatan produk lokal Maluku,” tandasnya (BB-ES)