BERITABETA.COM, Namlea – Kapolda Maluku, Irjen Pol Royke Lumiwa mengungkapkan, pihaknya tidak main-main dengan keterlibatan anak buahnya yang terlibat kasus narkoba.  Selama ini sudah sembilan  oknum polisi terlibat narkoba telah dipecat. Yang lain, lagi menunggu antrian untuk dipecat pula.

Demikian penjelasan singkat Kapolda Maluku kepada wartawan usai mengunjungi aktifitas pengobatan kepada masyarakat di Desa Dava, Kec. Waelata, Kabupaten Buru, Selasa (19/3/2019) siang.

Kapolda Royke Lumiwa dengan tegas membantah rumor yang beredar luas kalau oknum polisi yang terlibat narkoba tidak dipecat. ” Wah ada banyak, info itu salah. Beta (saya) di sini saja sudah pecat sembilan orang,”tangkis Kapolda.

Ia lalu menyambung, kalau polisi lain  yang terlibat  juga lagi menunggu dipecat. “Tunggu antrian, nanti ada yang dipecat lagi,”kata Kapolda.

Dengan mencontoh tertangkapnya para pelaku narkoba ini, kapolda memuji pula kinerja Polda Maluku yang dipimpinnya. “Itu berarti penegak hukumnya bagus, penegak hukum aktif, dia tidak tidur,”imbuh kapolda.

Sebelum di Desa Dava, Kapolda yang  ditemani Bupati Buru, Ramly Ibrahim Umasugi SPI MM,  Dansat Brimob, Kombes Guntur, Kabid Humas, Kombes M Roem,  Dandim 1506/Namlea, Letkol Inf Syarifudin Aziz, beberapa pimpinan OPD dan juga Kapolres Pulau Buru, AKBP Ricky Purnama Kertapati, sempat melakukan penanaman anakan pohon di puncak Gunung Botak.

Usai melakukan penanaman anakan pohon dan buah-buahan, kepada wartawan yang menyertainya, Kapolda hanya memberi keterangan singkat, ingin menghijaukan kembali Gunung Botak (GB).

Kawasan ini, tadinya terdapat tiga dusun kayu putih milik almarhum Raja Kayeli, Ishak Wael, milik istri Ishak Wael, almarhum Djenabun Wael dan satu lagi milik adiknya almarhum Abbas Wael yang juga pernah menjadi Raja Kayeli. Pada tiga dusun ini, tadinya ada hamparan pohon-pohon kayu putih dan terselip pula pohon kayu olahan seperti Meranti merah dan Mahoni.

Kapolda dalam kunjungan ke kawasan Gunung Botak

Namun sejak ditemukannya tambang emas pada awal November tahun 2011 lalu, GB dieksploitasi secara serakah oleh para pelaku penambangan emas tanpa izin (peti). Akibatnya, bukan saja mereka menimbulkan pencemaran limba olahan emas, karena merkuri dan asam cianida, namun kawasan itu juga berobah menjadi tandus.

Tidak lagi terlihat pohon pohon di sana, termasuk pohon kayu putih. Yang terhampar hanya bebas-bekas kerusakan lingkungan yang kini mulai ditumbuhi rumput belukar. “Kami datang untuk menanam pohon. Kenapa ?, karena penanaman pohon ini sebagai simbol kelestarian lingkungan,”papar kapolda.

Dengan menanam kembali pohon kayu dan buah-buahan, kapolda berharap paling tidak di GB ini, pohon yang ditanam ini akan tumbuh dan besar.

Wartawan beritabeta.com lebih jauh melaporkan, rombongan kapolda tiba di Namlea pada Selasa pagi. Dijemput Bupati dan Forpimda, rombongan langsung menuju Gunung Botak melalui laut dari Namlea ke Masarete. Kemudian melanjutkan perjalanan darat dengan mobil menuju Jalur D  Dusun Wamsaid, Desa Dafa  Kecamatan Waelata.

Saat melewati tiga perusahan penambangan emas mulai PT BPS di Wasboli dan PT PIP serta PT SSS di Jalur H, tidak terlihat aktifitas. Ketiga perusahan ini tutup total setelah disegel Tim Tipiter Reskrimsus Mabes Polri.

Setibanya di Jalur D, Kapolda dan rombongan melanjutkan perjalanan naik ke Puncak Gunung Botak dengan menggunakan kendaraan roda dua. Untuk pergi dan kembali lagi ke jalur D, rombongan kapolda star mulai pukul 10.00 wit dan kembali pukul 13.30 wit.

Usai menanam di GB, pada siang hari, kapolda dan rombongan sempat melihat aktifitas pelayanan kesehatan pengobatan gratis yang dilakukan tim dokkes kepolisian , bertempat di desa Dafa.

Setelah melihat-lihat sebentar, rombongan kapolda bertolak menuju Masarete , Kec.Teluk Kayeli, lalu menyeberang dengan speedboat menuju Namlea. Kemudian balik lagi ke Ambon dengan pesawat dari Bandara Namniwel Sawah.(BB-DUL)