BERITABETA, Jakarta – Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Wiranto menginstruksikan Kapolri Jenderal Tito Karnavian dan Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto mengejar pelaku penembakan puluhan pekerja pembangunan jembatan di Distrik Yigi, Kabupaten Nduga, Papua. Wiranto menilai pelaku telah melakukan tindakan yang biadab.

“Tadi saya sudah berbicara dengan Kapolri, Panglima TNI, segera dilakukan pengejaran habis-habisan supaya tidak terulang lagi. Usaha mereka kan menakut-nakuti supaya pembangunan tidak berjalan, inikan namanya mengganggu kepentingan masyarakat Papua sendiri,” kata Wiranto dalam keterangan tertulisnya, di Jakarta, Selasa (4/12/2019).

Mantan Panglima TNI ini pun mengaku geram dengan tindakan pelaku penembakan puluhan pekerja itu. Padahal, para pekerja tersebut sedang melakukan pekerjaan yang mulia yakni membangun infrastruktur untuk kesejahteraan masyarakat di Papua.

“Saya kira itu satu aksi yang sangat biadab, karena ini teman-teman kita membangun Papua, sedang membangun infrastruktur, membangun jembatan untuk kesejahteraan masyarakat, untuk kebutuhan masyarakat.

Artinya apa? Artinya mereka itu sudah berbakti, berjuang, bekerja untuk kebaikan Papua, kebaikan masyarakat Papua, lalu ditembaki, dibunuh, ini tentu satu hal yang sangat tidak terpuji,” tegas purnawirawan Jenderal bintang empat ini.

Menko Polhukam juga menegaskan bahwa tindakan kelompok kriminal bersenjata tersebut tidak akan memberikan pengaruh terhadap pembangunan di Papua karena pembangunan akan tetap berjalan karena untuk kesejahteraan masyarakat di timur Indonesia.

“Enggak ada pengaruhnya apa-apa. Pembangunan tetap berjalan, masa pembangunan dengan langkah seperti itu dihentikan,” katanya.

Pembangunan jalan merupakan bagian untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat Papua, yang menghubungkan urat-urat nadi transportasi, urat nadi komunikasi, untuk menyatukan Indonesia, memberikan kesejahteraan kepada orang-orang yang ada di daerah pinggiran.

“Ini sebenarnya satu misi yang sangat bagus, mulia, dilaksanakan oleh para petugas di lapangan yang memang bekerja untuk membantu tercapainya tujuan itu. Kan bagus. Ini orang sudah merelakan dirinya, pengabdiannya luar biasa, mengambil resiko yang luar biasa, kalau dibunuh ini kelakuannya apa?,” demikian Menko Polhukam.

Sebelumnya Kabidhumas Polda Papua Kombes Pol A.M. Kamal menginformasikan bahwa 31 orang telah meninggal dunia dan satu orang hilang diduga karena dibunuh oleh KKB di Kali Yigi dan Kali Aurak, Distrik Yigi, Kabupaten Nduga, Papua.

Ia menduga sebanyak 24 orang dibunuh di hari pertama, delapan orang yang berusaha menyelamatkan diri di rumah anggota DPRD, tujuh di antaranya dijemput dan dibunuh KKB dan satu orang belum ditemukan.

Kombes Kamal menambahkan bahwa para korban adalah pekerja proyek Istaka Karya yang sedang membangun jembatan di Kali Yigi dan Kali Aurak. Aksi pembunuhan terhadap para korban terjadi pada Minggu (2/12).

“Dari informasi masyarakat bahwa pembunuhan terhadap para pekerja proyek Istaka Karya terjadi pada hari Minggu, 2 Desember 2018,” kata Kamal.

Peristiwa pembunuhan itu baru diketahui ketika kendaraan yang membawa para pekerja ke lokasi proyek tidak kembali sesuai jadwal.

“Dari informasi bahwa satu mobil Strada yang membawa 15 orang pekerja proyek dari PT Istaka Karya sampai saat ini belum kembali ke Wamena,” katanya.

Atas informasi tersebut tim personel gabungan TNI dan Polri mengecek lokasi proyek dan di tengah perjalanan didapat informasi bahwa jalan menuju lokasi sudah diblokir oleh KKB.

“Saat tiba di kilometer 46, tim bertemu dengan salah satu mobil dari arah Distrik Bua dan menyampaikan untuk tim segera balik karena jalan diblokir oleh Kelompok Kriminal Bersenjata,” ujar Kamal.

Distrik Rawan di Trans Papua

Wakil Ketua DPRD Kabupaten Nduga, Alimi Gwijangge menyatakan bahwa kondisi distrik lokasi tempat kejadian pembunuhan 24 pekerja

Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Papua

belum kondusif. Ia menyampaikan, hingga saat ini 24 korban belum dapat dievakuasi.

“Korban sementara 24 orang yang kami tahu, pekerja PT (Istaka Karya) itu di Kali Yigi sama Kali Aurak,” kata dia kepada Republika.co.id melalui sambungan telepon, Selasa (4/12/2018).

Alimi mengatakan, korban tewas masih berada di lokasi kejadian yang berada di dua lokasi yang berbeda di sekitar Gunung Kabo.

“Sementara 24 orang itu ada salah satu Gunung Kabo, sebagian di Gunung Kabo sebelah, barusan dimonitor sementara korban belum dievakuasi, masih di tempat kejadian,” ungkapnya.

Ia menyampaikan, pada Selasa pagi Alimi sudah melihat anggota gabungan TNI-Polri yang masuk ke distrik Mbua menggunakan empat helikopter.

Meski di distrik lokasi pembunuhan belum kondusif, Alimi menyatakan bahwa kondisi di Ibu Kota Kabupaten Nduga terpantau aman.

Menurutnya, beberapa distrik yang masih menjadi titik rawan di Kabupaten Nduga adalah distrik Mundi, Mam, Mbua, Nirkuri, Emutunggal, Brigi, Mbal, Mundul Yaman.

Daerah rawan yang ia maksud, adalah daerah yang kerap terlihat orang membawa senjata dari Organisasi Papua Merdeka maupun TNI-Polri. Ia berharap, kejadian seperti ini tidak terjadi di kemudian hari karena membuat warga trauma.

“Kalau rawan itu masyarakat takut OPM juga, takut TNI-Polri juga, jadi takutnya karena itu. Jangan sampai ini (terjadi) lagi, mereka (warga) masih trauma,” tuturnya (BB-ROL-DIO)