BERITABETA.COM, Ambon – Mr. Kurt Grosh pemilik Resort Cape Paperu yang beroperasi di Negeri Paperu, Kecamatan Saparua, Kabupaten Maluku Tengah dilaporkan ke pihak kepolisian karena melakukan penganiayaan terhadap karyawannya.

Pemilik perusahaan asal Swiss yang bergerak dalam usaha diving ini, menganiaya Fandro Tuhepary (38) hingga babak belur. Akibat perbuatan sang majikan, korban yang bertugas sebagai satpam  mengalami luka-luka dan memar di bagian tangan dan mulut.

“Tindakan ini sudah sering dilakukan, tapi kali ini beta sudah tidak mau diam, karena beta sudah luka-luka,” kata Fandro kepada beritabeta.com saat dikonfirmasi terkait insiden kekerasan itu via telepon selularnya, Senin (28/1/2019).

Menurut Fandro, kejadian itu terjadi sekitar pukul 10.00 Wit, Minggu (27/1/2019) malam. Berawal ketika dirinya tengah menjalankan tugas jaga. Sambil duduk, korban yang merasa ngantuk lalu memejamkan mata. Tiba-tiba korban terkaget dan melihat Mr. Kurt Grosh bersama istrinya yang baru datang. Korban lalu menyapa keduanya, tapi sang majikan yang dalam keadaan mabuk berat, marah-marah dan menyuruh korban untuk pulang.

“Kamu pulang saja, cepat tinggalkan tempat ini,” tutur Fedro menirukan perkataan sang majikan.

Korban kemudian mencoba menjelaskan, namun sang majikan tetap mengusirnya. Di waktu bersamaan teman korban Kilbert yang baru saja datang juga diusir. Keduanya lalu meninggalkan TKP. Apesnya, korban kemudian kembali untuk menggambil hand phone miliknya di atas meja.

“Saya lupa angkat HP makanya balik untuk ambil. Tapi pas mendekat saya kemudian dipukul dan dibanting. Istri majikan berusaha melerai, namun saya  tetap dipukul hingga dibanting ke lantai,” ungkapnya.

Korban yang juga warga Negeri Paperu ini mengungkapkan, saat kembali untuk mengambil HP,  emosi Mr. Kurt Grosh tambah menjadi. Sempat sang majikan mengambil senapan angin jenis webleks, akhirnya dicegah sang istri. Setelah tersungkur ke lantai anjing piaraan Kurt kemudian mencabik korban hingga luka-luka.

“Saya hanya bisa menahan  pukulan dari majikan hingga tersungkur dibanting dan mulut saya berdarah karena terbentur lantai. Anjing majikan juga dibiarkan menggigit saya sampai luka-luka,” bebernya.

Perbuatan pemilik Resort Cape Paperu ini membuat warga Negeri Paperu marah. Kakak kandung  korban, Donny Tuhepary jadi emosi dan memposting kejadian kekerasan ini di media sosial facebook.

Kepada beritabeta.com, Donny meminta aparat penegak hukum untuk  mengusut tuntas kasus kekerasan ini, sebelum warga menjadi marah dan bertindak anarkis terhadap perusahaan yang sudah menjalankan usaha selama 15 tahun di Negeri Paperu itu.

“Mereka yang berinvestasi disini harus menjaga kedamaian disini, bukan malah seenaknya menganiaya karyawan,”tegas Donny kepada media ini.

Menurut Fandro, tindakan kekerasan yang dilakukan majikan bukan baru pertama terjadi. Dirinya kerap meyaksikan kekerasan yang dilakukan big bos kepada anak buahnya. Resort Cape Paperu itu telah mengerjakan kurang lebih  40 karyawan yang merupakan warga lokal di Saparua. “Pernah ada kejadian hanya karena soal gula saja, ada karyawan yang diseret oleh sang majikan,” ungkapnya.

Kejadian kekerasan terhadap Fandro telah dilaporkan ke Polsek Saparua. Laporan atas insiden, hari ini dilanjutkan ke Polres Pulau-pulau Ambon dan Lease. (BB-DIO)