BERITABETA.COM, Malang – Tak ada yang menyangka hasil karya inovatif tiga Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) ini bakal diincar di manca negara. Meraka adalah Dita Forama Tuasikal (asal Maluku),  Syahmi Kafin Fahreza, dan Muhammad Fitrah Ashary  dari Prodi Manajemen.

Ketiga mahasiswa UMM ini mampu menciptakan  sepatu multifungsi dengan motif batik yang menyasar  pasar internasional. Hasil karya Tuasikal Cs ini bisa memberikan solusi all in one: yakni sneaker, wedge, boot dan juga sandal.

Karya ketiga mahasiswa UMM itu, membuat  konsumen dari Negeri Sakura menyatakan bersedia menjadi reseller sepatu inovatif karya mereka itu.

Rekan Dita Tuasikal, Syahmi Kafin Fahreza di Malang, Kamis (23/5/2019) mengemukakan, sepatu four in one (4 in 1) tersebut diberi label Setiawan Mungil alias Sepatu Batik Four in One Multifungsi. Karya ketiga mahasiswa ini akan dipasarkan di Jepang.

“Saat kami melakukan survei untuk memastikan kualitas sepatu di sejumlah negara, ada pemuda asal Jepang yang menawarkan diri menjadi reseller dan sepatu 4 in 1 itu akan dihargai lebih mahal,” kata Syahmi seperti dikutip liputan6.com.

Harga sepasang sepatu 4 in 1 dibanderol Rp 700 ribu, namun pemuda asal Jepang yang akan reseller itu memberikan harga lebih tinggi dan di Jepang akan dijual seharga Rp 1,5 juta sepasang.

“Jepang memang sangat berminat terhadap produk-produk inovasi, terlebih produk 4 in 1 atau Setiawan Mungil yang tidak meninggalkan kekhasan dan menyentuh unsur budaya Indonesia, yakni batik, katanya.

Saat ini, kata Syahmi, ada beragam jenis alas kaki berdasarkan situasi dan kondisi yang dihadapi. Hal tersebut memungkinkan sebagian wanita untuk memiliki beberapa jenis alas kaki. Jika dihadapkan pada situasi yang berbeda dengan selang waktu yang berdekatan, akan merepotkan penggunannya untuk membawa banyak alas kaki.

Berangkat dari kondisi tersebut, dirinya bersama, Dita Fomara Tuasikal, dan Muhammad Fitrah Ashary Bangun, membuat produk Sepatu Batik Four in One Multifungsi yang juga diikutsertakan dalam Program Kreativitas Mahasiswa–Kewirausahaan (PKM-K) Ristekdikti 2019.

Syahmi mengaku ide itu muncul ketika ada keluhan dari konsumen wanita, yang jika berpergian selalu membawa banyak macam sepatu dan sandal. “Ya kenapa tidak kita coba untuk membantu memberi solusi all in one,” paparnya.

Selain memiliki keunggulan dalam menjalankan empat bentuk dan fungsi sebagai sneaker, wedje, boot dan sandal, sepatu ini juga menggunakan pesona batik untuk menyasar pasar internasional. Oleh karena itu, mereka melakukan survei ke mancanegara dan mendapatkan hasil yang positif.

Tidak hanya dibuktikan melalui survei saja, produk mereka juga beberapa kali diikutsertakan dalam perlombaan. Penghargaan yang pernah diterima di antaranya adalah Juara 1 National Busines Plan Asia Andalas 2019, Juara 1 Expo National Busines Plan Festival Universitas Kristen Satya Wacana 2019.

Setelah lolos pendanaan PKM-K dan mendapat dana hibah sebesar Rp7,8 juta, dana tersebut digunakan untuk memproduksi dua puluh sepatu yang akan diikutsertakan pada Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (PIMNAS) 2019.

Dita Fomara Tuasikal, sebelumnya juga pernah terpilih dalam ajang Pemilihan Mahasiswa Berprestasi (Pilmapres) yang diselenggarakan Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDIKTI). Dia menyebet juara pertama tingkat Jawa Timur (Jatim), di Grand Whiz Trawas-Mojokerto (2/4).

Mahasiswa angkatan 2016 ini menyisihkan peserta lain dari lima puluh Perguruan Tinggi Swasta (PTS) di bawah Koordinasi Perguruan Tinggi Swasta  (Kopertis) Wilayah VII Jawa Timur. Dita mengusung konsep sosial ekonomi pembangunan, yakni Desa Mandiri Pangan dan Energi melalui sumber pangan dan energi alternatif.

Melalui karya tulis bertajuk “Multi Function Concept to Support Independent Village: Optimalisasi Potensi Sagu sebagai Upaya Mewujudkan Desa Mandiri Pangan dan Energi Berbasis Sociopreneurship” Dita, panggilan akrabnya, mewakili Provinsi Jawa Timur di ajang Pilmapres di tingkat nasional dalam waktu dekat. (BB-DIO)

Sumber : liputan6.com/bisnis.com