BERITABETA.COM  – Pernyataan salah satu dokter di Australia Andy Tagg yang menyebut potensi penyebaran virus Corona lewat kentut, menjadi topik menarik yang kini diperbincangkan.   Andy Tagg mengklaim 55 persen pasien Covid-19 memiliki virus Corona pada feses atau buang air besar, sehingga bisa menjadi perantara penularan Covid-19. Atas dasar ini Andy menyebut ada potensi penyebaran virus corona lewat kentut.

Pernyataan ini kemudian ditanggapi Dr Norman Swan. Kedua mempertimbangkan kemungkinan virus corona bisa menyebar lewat pembuangan gas dari kentut.

Pertimbangan ini berdasarkan fakta bahwa dalam kentut biasanya terdapat partikel-partikel tinja yang memungkinkan terdapat covid-19.

Sembari bercanda, Dr Norman Swann mengingatkan agar jangan kentut sembarangan apalagi tanpa pakai busana.

“Jangan kentut telanjang, untungkan kan kita sekarang pakai masker jadi terlindung dari bau kentut. Tapi saya pikir ini penting agar kita tetap berusaha jaga jarak, dan jangan kentut dekat-dekat dengan orang lain. Apalagi jika Anda kentut tanpa busana,” kata Swan, dalam acara podcast ABC coronacast, yang dikutip cnbcindonesia.com dari New York Post, Selasa (21/4/2020).

Pernyataan ini kemudian memancing tanya dari Dr Andy Tagg.  Andy bertanya lewat twitnya.

“Jadi apakah emisi yang dibuang dari pantat kita bisa mematikan secara diam-diam?”

Ia sendiri kemudian menjelaskan, beberapa pasien corona mengeluhkan perut kembung sebagai gejala mereka, dan gas yang dibuang bisa menjadi prosedur penghasil aerosol. Sama seperti penelitian terakhir soal penularan corona dari WC di tempat publik, yang dikhawatirkan bisa sebarkan virus dari sisa-sisa tinja yang alami proses aerosol setelah wc disiram flush.

Ia kemudian menguatkan asumsinya ini dengan rekomendasi peneliti di Amerika Serikat untuk menghindari kontak dengan organ tubuh yang bisa terkait dengan pembuanga tinja dan oral dalam hubungan seks.

Meski begitu, sampai saat ini masih belum ada penelitian yang kuat terkait potensi penyebaran corona lewat kentut.

Pada akhirnya, Tagg menyarankan untuk santai saja terhadap buang angin.  Dia malah mengusulkan untuk menjaga celana Anda dan menganggapnya bagian dari peralatan perlindungan pribadi Anda, untuk berjaga-jaga.

“Mungkin SARS-CoV-2 dapat menyebar lewat buang angin, tapi kita membutuhkan lebih banyak bukti. Jadi, ingatlah untuk mengenakan APD yang tepat setiap saat dan tetap aman,” kata dia.

Ditanggapi Peneliti LIPI

Sementara dari Jakarta, peneliti bidang mikrobiologi Lembaga Ilmu Penelitian Indonesia (LIPI) Sugiyono Saputra menyatakan mikroorganisme bisa keluar dari tubuh manusia lewat saluran cerna, salah satunya saat kentut.

Hal itu menanggapi penyataan, Andy Tagg bahwa penularan penularan virus corona yang menyebabkan SARS-CoV-2 (Covid-19) dapat terjadi melalui kentut.

Sugiyono mengatakan penelitian mengatakan mikroorganisme keluar saat proses pelepasan gas dari sistem pencernaan.

“Kentut sebetulnya proses melepaskan gas dari sistem pencernaan melalui anus. Proses tersebut juga ternyata dibarengi dengan release-nya mikroorganisme yang berasal dari saluran cerna, sebagaimana dilaporkan oleh British Medical Journal,” ujar Sugiyono yang dikutip beritabeta.com dari CNNIndonesia.com, Senin (20/4/2020).

Meski bisa terlepas, Sugiyono menyatakan mikroorganisme yang keluar saat kentut tidak akan bisa menyebar ketika seseorang yang kentut memakai celana. Dalam laporan yang sama, dia berkata celana mampu dijadikan sebagai barrier untuk mencegah kemungkinan menyebarnya mikroorganisme.

“Jadi sebetulnya tidak perlu khawatir tentang itu, asalkan memakai celana, seperti saran Chinese CDC. Sepengetahuan saya, penyakit yang penularannya lewat feses pun belum pernah dilaporkan bisa lewat kentut juga,” ujarnya.

Di sisi lain, Sugiyono membenarkan Covid-19 pernah dilaporkan terdeteksi pada feses maupun anal swab, serta pada benda mati di area toilet. Namun, dia berkata viabilitas dari virus tersebut belum diuji dan bukti ilmiah yang menunjukkan penularannya secara langsung belum pernah dilaporkan.

“Mengutip pernyataan WHO, COVID-19 penularan utamanya adalah dari droplet saluran pernapasan,” ujar Sugiyono.

Sebelumnya, kentut diklaim bisa menjadi perantara penularan Covid-19. Berdasarkan temuan seorang dokter di Australia, Andy Tagg bahwa 55 persen pasien Covid-19 memiliki virus corona pada feses atau buang air besar mereka.

Kentut yang keluar melalui saluran BAB itu disebut juga mengandung kotoran yang dapat menyebarkan bakteri dan virus (BB-DIP)