BERITABETA. COM, Jakarta – Aplikasi Zoom yang banyak diganderungi untuk melanggsungkan meeting dan pertemuan secara online di musim pandemi virus corona ini, dikabarkan tak lagi aman.

Sebuah kabar menyebut hacker atau peretas berbahasa Rusia telah menjual lebih dari setengah juta data login pengguna aplikasi Zoom di dark web (situs gelap). Transaksi disebut The Times, seperti dikutip oleh Gizchina dan Straitstimes pada 3 Mei 2020.

Data yang diunggah para peretas tersebut berupa alamat email, kata sandi, tautan obrolan, serta pin untuk menggelar konferensi video. Pembelinya adalah perusahaan keamanan siber Cyble seharga setara dua sen dollar Singapura per data detil login itu.

Cyble membelinya dari pengguna Telegram berbahasa Rusia. Sejumlah data login itu disebut milik klien Cyble sehingga perusahaan itu dapat memverifikasi keasliannya.

Peristiwa pencurian data mengingatkan kepada yang baru saja menimpa toko online di tanah air, Tokopedia. Dikabarkan, sebanyak 91 juta akun penggunanya juga diperjualbelikan oleh hacker.

Adapun Zoom terus didera masalah keamanan dalam aplikasinya setelah menikmati popularitas konferensi video di era pandemi Covid-19 saat ini.

Disaat terungkap kelemahan aplikasi Zoom ini, di Indonesia, PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (Persero) atau Telkom bersama anak usahanya, PT Telkomsel, kini meluncurkan sebuah produk  aplikasi yang diberi nama  CloudX. Aplikasi ini serupa Zoom yang akan memfasilitasi para pekerja melakukan rapat secara online.

Wakil Menteri BUMN Budi Gunadi Sadikin mengatakan, CloudX ini memang dibikin serupa Zoom, aplikasi yang populer sejak adanya pandemi Covid-19 karena banyak digunakan untuk berbagai rapat jarak jauh.

“Telkom dan Telkomsel sudah meluncurkan aplikasi CloudX, ini mirip dengan Zoom adalah video conference buatan dalam negeri yang bisa kita pakai untuk memfasilitasi kerja dari rumah,” kata Budi dalam rapat gabungan bersama DPR RI, Selasa (05/5/2020).

Selain itu, kedua perusahaan telekomunikasi negara ini juga membuat aplikasi ChatAja. Kata Budi, kegunaan aplikasi ini sebagai wadah konsultasi psikologi secara online bagi pasien, termasuk yang terdampak corona.

Lalu ada aplikasi PeduliLindungi yang sudah diluncurkan sekitar 3-4 minggu lalu. Aplikasi ini dibuat untuk mendukung pencegahan, deteksi dini, dan penelusuran dari pasien Covid-19.

“Sekarang sudah di-download 3 juta pengguna dan akan bisa memberikan indikasi apabila si pengguna masuk ke wilayah yang berbahaya, bisa memiliki fungsi tracing dan tracking dari pasien COVID-19,” terang Budi.

Aplikasi CloudX sendiri bisa diunduh dan diakses di beragam platform, mencakup Android, iOS, Windows, serta MacOS.

CloudX juga memberikan bebas biaya berlangganan CloudX Meeting selama 1 (satu) bulan. Selain itu, layanan solusi bisnis korporasi dari Telkomsel ini juga membebaskan kuota akses data CloudX Meeting hingga 60 GB untuk host meeting, dan 30 GB untuk peserta meeting.

Hal ini di usung Telkomsel untuk mengupayakan aktivitas pelanggan dapat terus berjalan dengan efektif dan efisien selama bekerja dari rumah melalui layanan CloudX nantinya.

CloudX dapat diakses secara fleksibel dari berbagai macam perangkat, mulai dari desktop, perangkat mobile, hingga laptop. Dengan demikian produktivitas karyawan diharapkan tetap terjaga walaupun harus bekerja dari rumah.

Terdapat tiga layanan utama di dalam CloudX, yaitu CloudX Communication, CloudX Meeting, dan CloudX Hunting Group. CloudX Communication memungkinkan seluruh karyawan untuk terkoneksi melalui chat serta panggilan telepon dan video.

Meeting dapat diikuti oleh maksimal 100 peserta. Sedangkan CloudX Hunting Group merupakan solusi untuk pelayanan pelanggan melalui metode hunting group yang efektif dan efisien bagi organisasi  (BB-DIP)