BERITABETA.COM – Hampir sepekan ini netizen atau pengguna media sosial baik facebook dan Instagram di Maluku sepertinya terhipnotis dengan penggunaan aplikasi wajah tua FaceApp yang sering hasilnya ditampikan di media sosial.

Ramai-ramai menggunakan aplikasi  wajah tua FaceApp, ternyata terungkap berpotensi negetif. FaceApp menjamur seiring dengan munculnya Age Challenge yang hits di Instagram. Tak ketinggalan netizen Maluku seperti kerasukan ingin tahu prediksi wajah tuanya.

Namun, seiring dengan banyaknya pengguna yang tertarik untuk menggunakan aplikasi FaceApp agar bisa mengikuti Age Challenge, kini bahaya dari penggunaan aplikasi wajah tua ini mengintai.

Apa saja ancaman bahayanya? Redaksi beritabeta.com menyadur sejumlah informasi yang menyebutkan adanya bahaya penggunaan aplikasi FaceApp itu.

Seperti dikutip dari TribunStyle.com dari Mashable, Jumat (19/7/2019), aplikasi wajah tua FaceApp ini akan mengumpulkan informasi berupa lokasi dan riwayat penelusuran browser (browser history) yang ada di smartphone pengguna, baik Android maupun iPhone.

Informasi yang terancam bocor, di antaranya berupa laman web yang dikunjungi pengguna, add-on, serta informasi lain seperti lokasi dan riwayat lokasi.

Tujuan dari pengumpulan informasi ini disebut-sebut akan digunakan untuk meningkatkan layanan FaceApp. Namun, diketahui, informasi ini tak hanya untuk peningkatan mutu FaceApp saja, akan tetapi aplikasi wajah tua akan membagikan informasi pengguna kepada ‘mitra iklan pihak ketiga’ untuk iklan yang ditagetkan.

Artinya, secara otomatis iklan yang ditampilkan akan menyesuaikan dengan browser yang sering pengguna kunjungi. Contohnya, pengguna wanita akan memperoleh ikan skincare jika sering mencari sesuatu terkait skincare.

Selain itu, ada dugaan penyimpanan foto yang dilakukan oleh FaceApp tanpa persetujuan penggunanya. Hal ini berdasarkan pada sistem kerja FaceApp yang mana akan meminta pengguna mengunggah foto yang disubmit untuk ‘dituakan’, ke cloud, alih-alih langsung mengeditnya di smartphone di mana aplikasi terpasang.

Menurut pakar privasi, penyalahgunaan foto mungkin terjadi, tetapi ada sesuatu yang mengganjal dengan menyerahkan foto ke pihak lain tanpa persetujuan pengguna. Kendati demikian, pengguna diimbau untuk tidak khawatir soal penggunaan privasi. Asalkan pengguna tidak bermasalah soa pelacakan maupun penggunaan data privasi iklan.

Menanggapi hal ini, CEO FaceApp Yaroslav Goncharov mengatakan, pihaknya tidak pernah menyalahgunakan foto pengguna yang diunggah ke aplikasinya.

“Foto-foto itu tidak digunakan untuk tujuan lain, apalagi diberikan kepada pihak ketiga,” tegasnya, dikutip TribunStyle.com dari Washington Post, Jumat (19/7/2019).

Menurutnya, sebagian besar foto pengguna akan secara otomatis dihapus server mereka dalam kurun waktu 48 jam. Dia menegaskan pula bahwa pemerintah Rusia tidak memiliki akses mencuri data pengguna.

Sebelumnya, kecurigaan pengguna mulai mencuat seiring ketentuan layanan yang tertera dalam penggunaan aplikasi FaceApp. Dalam keterangannya, tertulis perusahaan memilik hak untuk mengatur apa pun yang dibuat pengguna.

Artinya, jika Anda menggunakan aplikasi FaceApp dan mengunggah foto, perusahaan bisa menggunakannya sesuai keinginan. Tidak hanya dapat mengunggah ulang gambar tanpa seizin pengguna, tetapi perusahaan juga bisa memonetisasi gambar baik secara langsung maupun tidak langsung.

Tak hanya itu, ketentuan layanan FaceApp selanjutnya menyatakan bahwa mereka tidak memiliki kewajiban untuk menjaga apa pun yang dibuat oleh pengguna.

Hal tersebut menimbulkan pertanyaan terkait integritas perusahaan untuk memberikan jaminan keamanan terkait keamanan dan privasi data pengguna.

Diketahui, FaceApp adalah aplikasi yang dibuat oleh perusahaan dari Rusia yaitu Wireless Lab.

Dikutip dari TechCrunch (19/7/2019), FaceApp mendapat kritikan tajam mengenai privasi para penggunanya. Senator Amerika, Chuck Schumer memerintahkan FBI untuk menginvestigasi. Pemerintah Amerika Serikat was-was mengenai data para masyarakatnya yang ditakutkan dapat diakses pemerintah Rusia.

Tak hanya FBI, Komisi Perdagangan AS (FTC) juga turut menyelidiki aplikasi tersebut. Masih mau menggunakan FaceApp? Waspada!, (BB-DIO)