BERITABETA.COM, Tual – Dugaan penyimpangan dalam penggunaan Dana Desa (DD) di Provinsi Maluku kembali terungkap. Salah satu desa di Kota Tual, Desa Ohoitel, menggunakan DD untuk program peternakan (budidaya ayam petelur), namun hasilnya tak kunjung ada.

Ironisnya, alokasi DD tahun 2016 itu, bukan saja tak rampung,  namun pengelolaannya juga dilakukan langsung Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Ohoitel yang seharusnya menjalankan fungsi pengawasan terhadap realisasi DD di desa tersebut.

Berdasarkan penelusuran wartawan beritabeta.com di lapangan terungkap,  bangunan kandang yang diperuntungkan untuk program budidaya ayam petelur itu tidak terlihat aktivitas peternakan disana.

“Lima tahun dikerjakan, tak satu pun induk ayam ada di bangunan itu. Apalagi telur yang menjadi sasaran program ini,” ungkap salah satu warga Desa Ohitel.

Anehnya, pada pelaporan realisasi DD  Ohoitel tahun 2016 itu, di atas kertas semuanya beres dan rapih. Laporan ini juga berhasil mengecoh pihak Inspektorat Kota Tual bersama Badan Pemeriksaan Keuangan (BPK) RI yang tidak menemukan kerugian keuangan negara yang ditimbulkan pada item kegiatan pemberdayaan pada DD tahun 2016 ini.

Fakta lainnya, bangunan kandang ayam petelur yang dibangun menggunakan DD sejak tahun 2016 itu saat ini sudah ditumbuhi rumput ilalang, sehingga jauh dari apa yang diharapkan masyarakat setempat.

Warga Desa Ohoitel yang ditemui di lokasi bangunan itu mengaku resah dan kecewa dengan prilaku aparatur Desa Ohoitel yang memanfaatkan DD Tahun 2016 untuk kepentingan pribadi.

Kondisi bagian dalam bagunan kandang ayam yang tidak terpakai hingga saat ini

“ Bapak lihat sendiri, BPD Desa Ohoitel pakai uang desa untuk bangun bangunan ini sejak tahun 2016, tapi tidak ada ayam yang bertelur didalam “ sesal warga Ohoitel yang enggan namanya dipublish.

Mereka  membeberkan, alokasi DD Ohoitel tahun 2016 yang diperuntukkan untuk program pemberdayaan dalam bentuk budidaya ayam petelur ini senilai Rp120 juta.

“Uang ratusan juta dari DD 2016 itu dikelolah BPD untuk bangun kandang, pakan dan perlengkapan fasilitas lainya, namun yang terlihat hanya pembangunan kandang yang baru capai 60 persen,“ kesal warga.

Warga setempat bahkan mengaku, sampai saat ini belum ada satu ekor bibit ayam yang didatangkan dari program ini.

“Kami resah tidak mengetahui DD Ohoitel itu kemana, karena bapak – bapak aparatur desa pakai uang DD untuk kepentingan lain. Mereka BPD Ohoitel kelolah sendiri DD tahun 2016, jadi kami masyarakat hanya jadi penonton,“ ujar warga Ohoitel yang ditemui dilokasi.

Warga Ohoitel juga mempertanyakan kinerja Inspektorat Kota Tual bersama BPK, termasuk aparat penegak hukum, baik Polisi dan Jaksa yang dinilai tidak pekah melihat penyelewengan DD Ohoitel sejak tahun 2106.

“Aneh, kok sudah lima tahun ini, Inspektorat Kota Tual dan BPK tidak menemui hal ini sebagai temuan kerugian uang negara “ kesal warga.

Warga berharap aparat penegak hukum segera turun tangan menangai kasus dugaan KKN dana Desa Ohoitel 2016 itu, karena sangat merugikan masyarakat dan keuangan negara.

Sampai berita ini diturunkan BPD Ohoitel belum dapat dihubungi untuk dikonfirmasi terkait mangkraknya bangunan ayam petelur yang sudah lima tahun terlantar. (BB-OL)