BERITABETA.COM, Ambon – Pernyataan sekaligus wacana dari pengamat militer dan pertahanan Prof Salim Said agar rencana pemulangan lebih dari 600 Warga Negara Indonesia (WNI) mantan anggota ISIS di Suriah ke Tanah Air untuk ditempatkan (dikarantina) di Pulau Buru, Provinsi Maluku mendapat tanggapan keras dari sejumlah pihak.

Anggota DPR RI  dari Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) asal Maluku, Mercy Christy Barends kepada beritabeta.com via telepon selulernya, Selasa (11/2/2020) menilai wacana yang disampaikan Prof Salim Said itu konyol, karena tidak relevan dengan kondisi Pulau Buru saat ini.

Menurut Mercy, dengan melihat latar belakang sejarah Pulau Buru sebagai daerah pembuangan eks tahanan politik (tapol), sama halnya dengan kembali merusak citra Pulau Buru yang selama ini sudah berubah total menjadi daerah yang berkembang di Provinsi Maluku. Meskipun apa yang disampaikan itu hanyalah sebagai contoh sekaligus cara yang dianggap pas, namun mengaitkan Pulau Buru sebagai daerah karantina yang pas bagi mantan anggota ISIS bisa menuai protes masyarakat Maluku.

“Biarlah sejarah mencatat Pulau Buru sebagai tempat buangan eks tapol PKI. Tapi  bukan  lantas saat ini dianggap layak dijadikan sebagai tempat karantina  orang-orang dengan paham radikal. Sebagai anggota DPR RI asal Maluku, kami menolak itu, karena kondisinya sudah berbeda,” tegas Mercy.

Politisi PDI-P ini mengatakan, usulan atau wacana itu sangat mengganggu eksistensi masyarakat Maluku sebagai daerah pasca konflik, yang hari ini telah menjadi salah saru pusat laboratorium perdamaian dunia.

“Jangan lagi mengganggu suasana damai dan ketenangan di Maluku lagi. Orang Maluku juga bisa marah. Jangan sampai,” pinta Mercy.

Mercy mengaku, sejak beredarnya video talk show di salah satu stasiun TV yang menampilkan komentar Prof Salim Said tentang ISIS dengan mengaitkan Pulau Buru sebagai daerah yang dicontohkan sebagai cara yang pas untuk mengkarantina pengikuti ISIS itu, telah memicu aksi protes dari masyarakat Maluku secara luas.

“Sejak tadi pagi,  Saya ditelpon banyak teman baik di Pulau Buru bahkan Maluku secara umum. Saudara-saudara kami disana marah dan menyatakan menolak keras apa yang disampaikan Prof Salim Said itu, karena dianggap sebagai pernyataan konyol,” beber Mercy.

Di ujung telepon selulernya, srikandi Maluku ini meminta agar para pengamat dan semua pihak, untuk  tidak lagi melihat masa lalu dan mengaitkan  Pulau Buru dan Maluku secara umum sebagai daerah dengan citra negatif apapun. Sebab, Pulau Buru dan Maluku secara umum sudah berubah total dan jauh dari image negatif masa lalu yang kelam itu.

“Biarlah semua itu menjadi masa lalu, Maluku kini sudah berbeda jauh apalagi untuk menampung orang-orang dengan paham demikian,” tandasnya menutup (BB-DIO)