BERITABETA.COM, Ambon –  Sekretaris Jenderal DPP Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P), Hasto Kristiyanto memaparkan lima makna Pancasila bagi kehidupan.

Hal ini disampaikan dalam sambutannya saat menghadiri Kongres Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI) ke XXXI, di Kota Ambon, Minggu (9/2/2020).

Dalam kongres yang berlangsung di Aula lantai 3, lingkup Katedral ini, Hasto meminta pemuda PMKRI dapat menjadikan Pancasila sebagai pedoman dalam kehidupan maupun dalam berperilaku.

“Pada sila pertama, menyatakan bahwa setiap warga negara bebas untuk menjalani ibadah menurut keyakinannya masing masing. Tetapi harus dengan cara-cara yang berkebudayaan dan mengedepankan kedamaian. Prinsip ketuhanan tidak boleh terlepas dengan sila kedua, bahwa kita ingin bebaskan rakyat Indonesia dari belenggu penjajahan. Sila kemanusiaan mengartikan kekuasaan politik harus mempunyai watak pembebasan,”papar Hasto.

Demikian pula dengan makna Sila ketiga, bahwa setiap warga negara harus saling memiliki. Artinya, ada prinsip kebangsaan dengan prinsip kesetaraan. Ini yang harusnya mampuh mengatasi minority syndrome.

Sedangkan Sila Keempat, yang menentukan sistem demokrasi Indonesia bukanlah liberal, tetapi musyawara. Dengan itu, anak-anak muda PMKRI, harus menjadi pelopor pergerakan anak muda sebagai calon pemimpin yang sadar terhadap tanggungjawab bagi bangsanya.

“Kuncinya adalah mendorong pendidikan anak-anak muda. Dengan itu, pedoman Pancasila menjadi insan yang melayani sesama tanpa membedakan status sosial, sehingga kesejahteraan dan keadilan dapat dirasakan oleh setiap warga bangsa. Kita harus mempunyai perhatian bagi mereka yang miskin, diperlakukan tidak adil. Untuk itu harus diselesaikan dengan cara-cara politik, dengan mendapatkan kekuasaan politik yang dikelola dengan hidup berpancasila itu tadi,”katanya.

Selain itu, Hasto mengajak pemuda PMKRI untuk mampuh menguasai Iptek, itu sejalan dengan tema Kongres PMKRI yakni empertegas komitmen kebangsaan dan memperkokoh ketahanan nasional guna mewujudkan kesejahteraan bangsa di tengah arus globalisasi.

Maka dari itu, PMKRI melalui Kongres dimaksud, dapat merumuskan sebuah dedikasi kaum muda Indonesia, mahasiswa katolik untuk berperan aktif jadi bagian dari kepemimpinan kebangsaan.

“Hal itu agar penguasaan terhadap iptek, riset, dan inovasi itu dapat dikedepankan. Karena hanya iptek yang bisa membawa Indonesia maju dan mampu berdiri sendiri. Maluku pernah menjadi pusat perdagangan rempah internasional. Bahkan bukan hanya soal komoditas, tetapi tekad, visi bagi kita bergerak keluar. Ini sama dengan misi Gereja tentunya,”ujar Hasto. (BB-SAS)