BERITABETA. COM, Ambon – Pernyataan Presiden Joko Widodo (Jokowi) terkait akan adanya putra/putri Papua di Kabinet Kerja Jilid II, membuat pemuda Maluku merasa cemburu.

Kepastian yang disampaikan Presiden itu dinilai hal yang wajar, jika itu menjadi keinginan rakyat Papua, namun Jokowi juga diingatkan soal anak Maluku yang selama ini sudah berupaya mendorong akan hadirnya anak Maluku di kursi kabinet.

“Kami di Maluku sudah puluhan tahun dari zaman Orba, hingga kini belum memiliki keterwakilan di kabinet dan selalu diteriaki baik oleh kalangan mahasiswa sampai pemerintah daerah, namun suara kami tidak perna didengar,” ungkap Koordinator Aliansi Pemuda Maluku, Subhan Pattimahu kepada beritabeta.com, melalui rilisnya yang diterima, Sabtu (12/10/2019).

Pattimahu menegaskan, keterwakilan anak daerah itu adalah salah satu langkah strategis yang harus dipertimbangkan Presiden Jokowi sebagai upaya mengantisipasi dan meredam munculnya gejolak-gejolak yang berdasarkan kedaerahan untuk memperteguh nilai-nilai dan  rasa ke-NKRI-an.    

Meski demikian, kata Pattimahu,  keterwakilan daerah di kabinet harus pula dilakukan dengan mempertimbangkan profesionality, integrity, nasionality dan rekam jejak yang baik dari mereka yang dipilih.

“Harus ada the right man on the right place . Kami Maluku punya itu, dan selama ini terus diabaikan. Apakah anak Maluku tidak mampu? Ataukah Maluku tidak punya sumbangsi terhadap negara ini?. Saya kira selama ini sudah cukup kami sampaikan, semoga selain Papua ada pula anak Maluku yang dipercayakan masuk dalam cabinet mendatang,” tandas Ketua DPD KNPI Maluku ini.

Menurut Pattimahu, selama ini  banyak sekali kebijakan nasional yang harusnya berlaku di semua provinsi tapi diistimewakan khusus Papua. Misalnya, soal seleksi  CPNS yang oleh Pemerintah, Papua kemudian diberikan keistimewaan tidak menggunakan sistem Computer Assisted Test (CAT) yang sangat menguntungkan bagi  anak Papua.

Padahal, tambahnya, perlu disadari Indonesia yang cukup luas dan sangat beragam dari berbagai perspektif budaya, politik, ekonomi hendaknya itu tercermin dalam sebuah tim (kabinet) yang solid, bukan tim yang homogen, tapi tim yang heterogen.

“Pilihlah semua anak negeri ini sesuai keterwakilan daerah. Setiap daerah pastinya memiliki putra dan putri terbaik dan memiliki kompetensi untuk bekerja sesuai bidangnya, jika memang  ingin kabinet kedepan ada unsur keterwakilan daerah, sehingga daerah merasa terwakili, terlayani dan terperhatikan secara adil,” bebernya.

Kabinet Sudah Rampung

Sebelumnya, di Jakarta Presiden telah menyampaikan soal peluang putra-putri Papua menduduki jabatan menteri di kabinet periode 2019-2024. Jokowi memastikan akan ada perwakilan dari Papua di kabinetnya.

“Saya pastikan ada. Saya pastikan ada,” kata Jokowi menjawab pertanyaan apakah ada masyarakat Papua yang masuk kabinet, seperti Yohana Yembise, yang menjabat Menteri PPPA 2014-2019, Jumat (11/10/2019).

Ditanya berapa orang masyarakat Papua yang bakal menduduki kursi menteri, Jokowi belum bisa memastikannya. Namun Jokowi menyebut penyusunan kabinetnya sudah rampung.

Jokowi tak memerinci kapan dirinya mengumumkan susunan kabinet periode 2019-2024. Namun dia mengatakan ada peluang pengumuman itu dilakukan tepat di hari pelantikannya, yakni 20 Oktober 2019.

“Mungkin bisa di hari yang sama dengan pelantikan, mungkin sehari setelah pelantikan. Insyaallah semua akan kita siapkan,” sebut Jokowi. (BB-DIO)