BERITABETA.COM, Ambon – Statement Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan (Menkopolhukam) RI  Wiranto yang meminta pengungsi gempa Ambon kembali ke rumah agar tak menjadi beban pemerintah, memicu amarah sejumlah kalangan di Maluku.

Rasa solidaritas warga Maluku pun tak bisa dibendung. Dalam sehari ini saja,  ada ratusan bahkan ribuan netizen asal Maluku menuangkan protesnya lewat dinding-dinding media sosial. Mereka menilai statement Wiranto itu sangat menyakitkan.

Tak hanya itu, salah satu kader Partai Hanura, atas nama Sehan Hanubun bahkan langsung melanyangkan surat penguduran diri dari partai besutan Wiranto itu.

Redaksi beritabeta.com sempat mengintip pernyataan sikap Sehan Hanubun yang diposting di akun fecebooknya, Selasa (1/10/2019). “Atas nama pribadi saya menyampaikan permohonan maaf kepada Keluarga Besar Hanura dan DPP Hanura. Bersama ini saya menyampaikan mengundurkan diri dari Partai Hanura dan prihatin  atas pernyataan Bapak Wiranto sebagai Menkopolhukam yang juga pemilik Partai Hanura,” tulis Sehan.

Sehan dalam postingannya itu juga menulis “Kami orang Maluku bukan pengemis untuk bebankan/berharap bantuan Pemerintah. Orang Maluku diajarkan untuk mandiri oleh orang tua kami. Hari ini kami anak Maluku menyatakan lawan Pak Wiranto atas pernyataanya yang tidak mendidik kami sebagai pewaris pejuaang bangsa. #AleRasaBetaRasa #PotongDiKukuRasaDiDaging#LawanMahafiaPemerintahan,” tulisnya.

Sikap Sehan ini ditunjukkan langsung dengan melayangkan surat pengunduran diri. Namun, belum jelas apa posisi Sehan Hanubun dalam Partai Hanura.

Wartawan beritabeta.com yang mencoba menghubungi yang bersangkutan tidak ditanggapi lewat messenger facebooknya. Informasi lain yang dihimpun menyebutkan, Sehan Hanubun selain menjadi kader Partai Hanura, juga merupakan bendahara di DPD KNPI Papua.

Sikap pengunduran diri dari Partai Hanura yang diposting Sehan di akun facebooknya mengundang reaksi ribuan netizen. Postingan ini bahkan dibagikan sebanyak 914 kali.

Bukan hanya itu, pernyataan Menkopolhukam Wiranto  juga menuai reaksi lebih keras dari  Forum Lintas Aktivis Mahasiswa Indonesia Timur. Forum ini bahkan meyampaikan udangan secara terbuka kepada Pers untuk hadir dalam Konfrensi Pers yang akan dihelat di Tugu Proklamasi, Jakarta, Kamis (3/9/2019).

Seperti diberitakan sebelumnya, Menkopolhukam Wiranto dalam sebuah wawancara seperti dikutip www.suara.com menyampaikan terkait kondisi terkini di Ambon, Maluku pascagempa magnitudo 6,5 pada Senin (30/9/2019).

Dalam berita berjudul “Bebankan Pemerintah, Wiranto Minta Pengungsi Gempa Ambon Kembali ke Rumah” Menkopolhukam Wiranto  meminta pengungsi kembali ke rumah agar tak menjadi beban pemerintah.

Menurut Wiranto, hingga saat ini masih banyak masyarakat yang memilih bertahan di pengungsian meski gempa sudah tidak terjadi kembali.

Banyaknya pengungsi ini disebut Wiranto akibat dampak dari penyebaran informasi yang menakut-nakuti warga akan gempa susulan dan ancaman tsunami.

“Pengungsi ini ditakuti adanya informasi adanya gempa susulan yang lebih besar, ditakuti adanya tsunami akibat gempa, padahal tidak ada badan resmi manapun yang mengumumkan itu,” kata Wiranto di Kantor Kemenkopolhukam, Senin (30/9/2019).

Kalimat ‘menjadi beban pemerintah’ inilah yang memicu amarah warga Maluku. Bahkan menjadi viral di media sosial. Netizen  Maluku tak terima bunyi kalimat tersebut, karena dinilai tidak tepat digunakan. Sebab, penderitaan yang dialami warga yang ditimpa musibah gempa di Ambon dan sekitarnya, menjadi tanggungjawab negara dan itu terjadi bukan atas kehendak mereka. (BB-DIO)