BERITABETA.COM, Semarang – Gubernur Jawa Tengah (Jateng), Ganjar Pranowo menilai kopi menjadi alat diplomasi karena sifatnya yang membawa keakraban dan mencairkan suasana.

“Perbedaan politik bikin kita pecah mari kita ngopi. Kopi sebenarnya media diplomasi, media perekat,” katanya dalam pembukaan pameran Foto-Kopi Nusantara di Bandara Jenderal Ahmad Yani, Sementara, Kamis (27/12/2108).

Lebih lanjut, dia menambahkan kopi itu identik dengan penyejuk suasana atau pemecah kebuntuan. “Sekarang itu becandaan anak-anak muda itu kalau mereka telmi (telat mikir), eh ngopi dulu. Kopi itu jadi media pertemanan, silaturahmi, lobi bisnis, lobi politik atau guyonan yang bikin orang terpingkal-pingkal. Saya ceritakan orang yang punya kaos di Temanggung itu bertuliskan ngopi dulu sebelum gila, ‘ngopi sek ben ora edan’, kalimat-kalimat yang cukup menggelitik,” jelasnya.

Untuk itu, ia mendorong produk kopi lokal untuk terus berinovasi agar bisa bersaing dengan merk-merk asing.

“Kampenye kopi mari kita dorong. Produk UMKM-nya putar terus agar bisa menjual. Kenapa kopinya merk-merk luar padahal ada loh kopi lokal menarik, tinggal baristanya mengolah sehingga memunculkan rasa beraneka ragam,” terangnya.

Ganjar menambahkan perlunya diversifikasi varian kopi juga penting untuk menyesuaikan permintaan pasar yang didominasi para milenial. “Jangan hanya kopi tubruk, kebanggaannya kopi tubruk, lidah-lidah anak muda tidak suka. Mereka suka decafeinne,” katanya.

Dalam kesempatan sama, Direktur Utama PT Angkasa Pura I Faik Fahmi mengatakan dengan adanya pameran foto dan kopi di Bandara Internasional Jenderal Ahmad Yani, diharapkan bisa mempromosikan kopi lokal ke mancanegara serta perjalanan kopi itu sendiri yang sangat kaya tersebar di Indonesia.

“Ini pameran yang kedua, pameran yang pertama kita di event IMF, Alhamdulillah sambutannya menggembirakan, kita bisa menunjukkan keanekaragaman Indonesia, khususnya keunggulan kopi di Indonesia,” katanya. (BB-ANT)