BERITABETA.COM, Ambon – Suasana Kampus Universitas Darussalam (Unidar) Ambon di Desa Tulehu, Kabupaten Maluku Tengah, siang itu terasa berbeda.

Meskipun lingkungan kampus masih penuh dengan tenda-tenda pengungsi terdampak gempa yang belum kembali ke rumah, namun “kampus merah” itu tetap melaksanakan sebuah hajatan penting berupa wisuda 251 mahasiswanya di pengujung tahun ini, Sabtu (28/12/2019).

Didampingi sejumlah pimpinan OPD di lingkup Pemerintah Provinsi Maluku, Gubernur Maluku, Murad Ismail, tiba di Kampus Unidar disambut Rektor dan Civitas Akademika Unidar, serta warga yang memadati pelataran aula kampus yang berlokasi di desa Tulehu tersebut.

Sebanyak 250 mahasiswa lulusan Unidar Ambon yang diwisuda siang itu, dan berlangsung dalam Rapat Senat Terbuka Luar Biasa. Saat memberikan sambutannya, Gubernur mengatakan, pendidikan merupakan jembatan emas menuju masa depan yang gemilang.

“Tanpa pendidikan yang bermutu dan unggul, kita akan sulit bersaing di pentas global yang makin maju dan kompetitif saat ini,” katanya.

Gubernur Maluku Murad Ismail bersama Rektor Unidar Ambon yang juga bertindak sebagai Ketua Senat, Dr. Ir. Alwi Smith, M.Si,

Dengan kesadaran itu, kata dia, baik Pemerintah Pusat maupun Pemerintah Daerah terus mendorong upaya-upaya strategis untuk meningkatkan kualitas pendidikan, mulai dari pendidikan dasar hingga perguruan tinggi.

Untuk itu, lanjut Gubernur, lembaga pendidikan seperti Unidar Ambon harus siap dan sigap. Harus bisa menyiapkan para sarjana-sarjana yang unggul sehingga dapat terserap di berbagai pasar kerja.

“Jika pendidikan kita makin berkualitas, maka akan tersedia SDM yang unggul, yang dapat menciptakan lapangan kerja, serta mampu mengeksplorasi dan mengeksploitasi potensi sumber daya alam yang tersedia di daerah ini, demi kemaslahatan dan masa depan kita semua,” ujarnya.

Dikatakannya, sebagai perguruan tinggi Islam, Unidar Ambon memiliki tantangan yang kompleks sehingga dituntut menjadi lembaga yang unggul pada pembelajaran, pengkajian, dan penelitian ilmu-ilmu keislaman.

“Namun disisi lain juga dituntut untuk mengembangkan diri dan menjawab kebutuhan pasar ketenagakerjaan dan berkontribusi pada pembangunan baik pada daerah Maluku maupun nasional,” tandasnya.

Sementara itu, Rektor Unidar Ambon yang juga bertindak sebagai Ketua Senat, Dr. Ir. Alwi Smith, M.Si, mengatakan, Unidar dalam perkembangannya pernah menjadi universitas swasta terbesar di Maluku.

Hanya saja, universitas yang didirikan oleh Gubernur Maluku Hasan Slamet tahun 1986 tersebut, tengah mengalami badai yang besar sejak tahun 2013.

“Saya pastikan, semua wisudawan hari ini legal dan sesuai dengan peraturan akademik yang berlaku,” kata Alwi.

Lebih lanjut, dia mengatakan, Unidar Ambon sementara berjuang untuk peralihan status dari perguruan tinggi swasta menjadi perguruan tinggi negeri. Untuk itu, dirinya meminta dukungan Gubernur Maluku untuk turut mendukung rencana peralihan tersebut.

“Kita sudah melakukan pendekatan ke pemerintah provinsi, kementerian pendidikan dan kepresidenan, insyaa Allah sudah mendapat sinyal positif dari berbagai pihak berwenang.  Acara wisuda hari ini, insyaa Allah menjadi wisuda terakhir bagi Unidar Ambon, sebagai perguruan tinggi swasta. Selaku Rektor, saya memohon dukungan dari semua pihak, terutama Bapak Gubernur Maluku dalam rangka melancarkan proses peralihan ini,” harapnya.

Mahasiswa Unidar Ambon yang diwisuda berjumlah 250 orang sarjana dan satu ahli madya, dengan lulusan terbaik sebanyak 14 orang, terdiri atas 2 mahasiswa Fakultas Ekonomi, 2 mahasiswa Fakultas Teknik, 2 mahasiswa Fakultas Pertanian, 4 mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP), 2 mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial, 1 mahasiswa Fakultas Hukum, dan 1 mahasiswa Fakultas Perikanan dan Ilmu kelautan.

Wisudawan dengan IPK tertinggi yaitu 3,93 atas nama Rosita Nirmalasari Leurima dari Program Studi Pendidikan Biologi FKIP. Bupati Buru Selatan, Dr. Tagop Soulisa yang juga diundang dalam Rapat Senat Terbuka Luar Biasa itu diberikan kesempatan untuk menyampaikan orasi ilmiah (BB-DIO)