BERITABETA.COM, Ambon – Setelah diumumkan untuk ditutup sementara dari pelayanan public, Kantor Gubeunur Maluku disterilkan dengan menggunakan disinfektan oleh petugas dari Palang Merah Indonesia (PMI), Jumat (4/9/2020).

Langkah ini ditempuh sebagai upaya memutus  mata rantai penyebaran Covid-19, menyusul terkonfirmasinya sebanyak 23 Aparatur Sipil Negara (ASN) di lingkup Pemrov Maluku.

Sekretaris Daerah Maluku, Kasrul Selang dalam keterangan pers mengatakan, penyemprotan disinfektan dilakukan sebagai upaya mengurangi potensi penyebaran Covid-19.

Kantor Gubernur Maluku baru akan kembali aktif melakukan pelayanan public pada hari Senin, 7 September 2020 mendatang.

“Kita butuh waktu minimal tiga hari untuk melakukan penyemprotan di seluruh ruangan kerja yang di mulai hari ini hingga tiga hari kedepan,” ungkap Sekda.

Namun demikian, kata Sekda, dengan ditutupnya Kantor Gubernur Maluku, bukan berarti para ASN akan libur.

“Jadi kita tidak meliburkan kantor. Hari ini semua pegawai tetap bekerja dari rumah seperti biasa termasuk Pejabat Struktural,” kata Sekda.

Berkaitan dengan pemeriksaan Swab Test bagi ASN, Ketua Harian Gustu Percepatan Penanganan Covid-19 Provinsi Maluku ini menegaskan, upaya ini dilakukan untuk memastikan ASN bebas dari Covid-19.

Sebab, kata dia, begitu perkantoran aktif, baik kantor pemerintah dan swasta, kenaikan kasus harian terkonfirmasi postif  sangat signifikan.

“Ketika sudah beraktifitas, maka potensi orang tertular  covid makin besar. Tapi ini tergantung bagaimana kita melindungi diri dengan tetap memakai masker, jaga jarak dan rajin mencuci tangan,” imbau Sekda.

Berkaitan dengan hal tersebut, pihaknya mengambil langkah cepat untuk melakukan swab  test bagi seluruh ASN.

” Kita ingin  memastikan ASN itu harus sehat. Kalau tidak sehat tentunya bisa menyebarkan virus  kepada keluarga, rekan kerja bahkan ke masyarakat. Kita ini kan melakukan melakukan pelayanan kepada masyarakat, jangan sampai kita menularkan ke yang lain,” ujarnya.

Sekda juga menyampaikan hasil swab test yang  dilakukan sejak 28 Agustus 2020 lalu, ternyata angka positif bisa mencapai 20 sampai 25 persen.

“Jadi, kalau ada 200 orang yang di swab,  ternyata bisa 20 orang yang positif,” kata mantan Kadis PUPR Provinsi Maluku ini.

Ini artinya, saat ini sudah banyak pasien yang tertular Covid-19 dengan status Orang Tanpa Gejala (OTG) di kantor Gubernur.

“Bayangkan, kalau kita tidak melakukan swab dan tidak mengetahui diri kita positif,  kemudian mondar mandir dan kembali ke ruang kerja. Itu artinya penyebarannya lebih besar lagi. Ini yang kita hendak putus mata rantainya,” imbuhnya.

Untuk itu, Sekda mengajak seluruh ASN untuk berpartisipasi agar wajib  menjalani swab test.

“Mari kita ambil peran ini sebagai upaya melindungi keluarga, rekan kerja dan masyarakat, maka kita harus melakukan swab,” tandas Sekda (BB-YP)