BERITABETA.COM, Jakarta – Kebijakan belajar jarak jauh atau dengan menggunakan metode virtual (online) kini membuat kekhawatiran sejumlah pihak. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim  akhirnya mendorong pemerintah daerah segera membuka pembelajaran tatap muka di sekolah.

Nadiem mengaku khawatir terjadi learning loss pada peserta didik. Learning loss adalah fenomena di mana sebuah generasi kehilangan kesempatan menambah ilmu karena ada penundaan proses belajar mengajar.

“Tolong bagi pemda-pemda di mana sekolah-sekolahnya paling sulit melakukan PJJ (pembelajaran jarak jauh), harap segera mulai dilakukan untuk tatap muka. Toh tatap muka tersebut dilakukan dengan protokol kesehatan dan kapasitas 50 persen,” kata Nadiem dalam diskusi daring dikutip dari CCNindonesia.com, Jumat (22/1/2021).

Nadiem menilai learning loss sulit dihindari dalam kondisi pandemi. Karenanya, Kemendikbud menggencarkan penerapan PJJ selama para murid harus belajar di rumah.

Kemendikbud memberikan bantuan kuota internet bagi 35,7 juta orang murid dan guru. Kemendikbud juga melonggarkan aturan agar sekolah bisa memakai dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) untuk keperluan PJJ.

Meski begitu, Nadiem mengakui tidak semua daerah bisa menerapkan PJJ secara sempurna. Sehingga ia berharap pemda bisa mulai menerapkan belajar tatap muka.

“Sekolah-sekolah yang sangat sulit melakukan PJJ harus masuk tatap muka sekolah lagi. Itu adalah satu-satunya solusi, biar mereka tidak lebih ketertinggalan,” ujar Nadiem.

Pemerintah Indonesia menerapkan kewajiban belajar di rumah sejak Maret 2020. Kebijakan itu diambil menyusul pandemi Covid-19.

Pemerintah mulai melonggarkan kebijakan itu pada 1 Januari 2021. Pihak sekolah dan pemerintah daerah diperbolehkan menggelar proses belajar mengajar secara tatap muka dengan sejumlah pembatasan.

Sebelumnya, Walikota Ambon Richard Louhenapessy pada 24 November 2020 lalu memastikan, Pemerintah Kota Ambon, Maluku belum mengizinkan aktivitas belajar mengajar tatap muka di sekolah pada masa pandemi Covid-19.

“Saat ini kota Ambon masih ada di zona oranye, jika aktivitas belajar di sekolah dimulai maka bisa terjadi klaster baru karena itu kami belum izinkan, ” kata Louhenapessy saat itu.

Dia mengatakan kebijakan Mendikbud kegiatan belajar mengajar di sekolah dimulai semester pertama tahun 2021 dengan menerapkan pembelajaran jarak jauh atau PJJ dikombinasikan dengan tatap muka.

“Kebijkan pak menteri diprediksi aktivitas belajar di sekolah dimulai Januari 2021, dengan menyesuaikan kondisi daerah masing- masing,” ujarnya.

Kota Ambon saat ini masuk zona oranye atau zona risiko sedang, tingkat (RO) penularan COVID-19 dengan skor 1,94. Jumlah pasien yang sementara dirawat sebanyak 395 orang, pasien yang sembuh 2.965 dan kasus meninggal dunia 39 orang.

“Kasus yang masih tinggi kita masih tetap membatasi aktivitas masyarakat sambil menunggu vaksin,” ujarnya (BB-DIP)