BERITABETA.COM, Namlea – Jumlah kasus Orang Dalam Pengawasan (ODP) coronavirus disease (COVID-19) di Kabupaten Buru dilaporkan terus mengalami peningkatan.

Hingga hari ini, Kamis (02/04/2020) terdapat sebanyak 33 kasus. Jumlah ini bertambah sebanyak 22 orang, setelah sebelumnya hanya mencapai angka 20 orang dan turun menjadi 11 orang.

Wartawan beritabeta.com dari Namlea melaporkan, angka ODP ini mengalami peningkatan, pasca Bupati Ramly Ibrahim Umasugi meralat SK-nya tertanggal 28 Meret 2020 terkait keputusan menutup pintu dari arus manusia selama 14 hari sejak tanggal 1 s/d 14 April nanti.

Surat berisi instruksi  itu diralat dengan menerbitkan istruksi baru  tanggal 31 Maret tanpa disebutkan konsideran alasan dibatalkan surat sebelumnya.

Saat ini, pintu masuk melalui jalur laut dan udara ke Kabupaten Buru, masih dibiarkan terbuka bagi arus kedatangan manusia.

Data yang diperoleh dari Jubir Covid-19 Kabupaten Buru, Nani Rahim menyebutkan,  warga dari daerah terjangkit yang masuk lewat pelabuhan Namlea yang turun dari KM Dorolonda sebanyak 329 orang.

Dijelaskan, penumpang yang turun itu berasal dari Jakarta, Surabaya, Bandung, Bogor, Kalimantan dan Makassar. Untuk warga yang masuk dari daerah terjangkit cukup banyak.

“Dari KM Dorolonda saja ada 329 orang yang berasal dari Jakarta, Surabaya, Bandung, Bogor, Kalimantan dan Makassar. Sehingga ODP yang tadinya turun dari 20 kasus  menjadi 11 kasus pada  tanggal 31 Maret, sekarang naik menjadi 33 kasus ODP,”tulis Nani Rahim dalam pesan WhatsApp-nya.

Dari 22 OPD baru ini, sesuai hasil penelusuran terungkap, ada sebanyak empat orang yang tidak diperbolehkan pulang untuk jalani karantina mandiri di rumah.

Keempatnya diperlakukan khusus dan sedang diinapkan di Penginapan Silta yang letaknya tak jauh dengan RSU Lala. Mereka dalam pengawasan medis dan aparat keamanan.

“Dari keempat orang ini, tiga orang merupakan penduduk Buru dan satu lagi asal Namrole, Buru Selatan. Mereka menempati kamar masing-masing, di awasi oleh petugas keamanan,” urainya.

Nani juga menjelaskan, gajala rata-rata yang dialami keempat orang ini adalah batuk. Ada juga dengan riwayat demam. Dan ada yang tinggal di wilayah dengan riwatar warga meninggal karena positif covid.

“Setiap hari ada petugas kesehatan yang melakukan pemeiksaan dan pemantauan. Diinapkan sampai 14 hari,”tambahkan Nani Rahim.

Ketika ditanya kesigapan satgas dan tenaga kesehatan untuk menjaga kemungkinan terburuk, Nani Rahim mengawalinya dengan mengucapkan kalimat Alhamduillah.

“APD-nya  sudah diterima RSU Namlea. APD lengkap 2 pasang, Baju hazmat 50 buang, masker N95 2 box, masker bedah 2 bok dan rapid test 2 boks,”ujarnya.

Meski demikian, ia mengakui, jumlah yang sudah ada di tangan Dinas Kesehatan Kabupaten Buru masih belum memenuhi kebutuhan, sehingga Pemkab Buru sendiri akan memasok tambahan ADP lengkap sebanyak 200 pasang.

Terkait informasi sudah dipasoknya 2000 ADP dan 6000 rapid test yang telah tiba dan akan didistribusikan ke 11 kabupaten/kota, Jubir Covid-19 Kabupaten Buru ini mengaku belum dikirimi bantuan tersebut.

“Saya belum konfirmasi ke Dinkes Provinsi Maluku. Mudah-mudahan Buru bisa dapat lebih mengingat banyaknya jumlah ODP saat ini, yang sewaktu-waktu bisa saja statusnya naik menjadi PDP atau kasus positif,”kata Nani Rahim.(BB-DUL)