BERITABETA.COM, Banda – Membangun kesadaran, sekaligus memperkuat pengetahuan masyarakat, Tim Medis Yayasan EcoNusa menggelar simulasi penanganan COVID-19, di Pulau Hatta, Kecamatan Banda, Kabupaten Maluku Tengah.

Simulasi ini melibatkan tim medis di Puskesmas Pembantu, juga masyarakat umum di pulau setempat, Sabtu (14/11/2020).

Maksud dari simulasi ini, agar masyarakat mengetahui tata cara mengevakuasi pasien terpapar COVID-19 ke speedboad secara baik dan benar. Sisi lain, untuk meletakan pengetahuan masyarakat terkait dampak bahaya dari serangan virus corona.

Dokter Syaiful Islam mengatakan, simulasi atau uji coba yang dilakukan itu, agar masyarakat dan tim medis di Pulau Hatta bisa tahu cara menangani pasien yang terkonfirmasi COVID-19.

“Kebetulan yang sering menjadi kendala adalah masyarakat yang hidup di pulau-pulau atau wilayah terpencil. Karena memang, untuk mengakomodasi ke fasilitas kesehetan yang memadai, agak sulit,” katanya.

Sebab itulah, Tim Medis EcoNusa kemudian berbagi dengan masyarakat tentang bagaimana cara mengevakuasi masyarakat yang terkonfirmasi COVID-19, tentu dengan tindakan yang benar berdasarkan protokol kesehatan.

Simulasi yang dilakukan, mengilustrasikan penggunaan perlengkapan COVID-19, seperti Alat Pelindung Diri (APD). Kemudian melibatkan masyarakat umum, tenaga medis dan keluarga pasien.

Tim medis juga berbagi pengetahuan, tentang rasa kekeluargaan yang tidak boleh hilang di masa pandemi. Karena memang, partisipasi dari semua elemen masyarakat untuk saling tolong-menolong, dapat membawa dampak baik di saat-saat sekarang.

“Iya, maksud dari kegiatan ini selain bisa memberikan pengetahuan, juga mengajak masyarakat untuk saling tolong-menolong, agar kita semua bisa melewati pandemi ini,” katanya.

Senada CEO EcoNusa Foundation, Bustar Maitar menjelaskan, pihaknya melakukan simulasi bagaimana penanganan pasien COVID-19 di pulau-pulau kecil, karena memang masyarakat di wilayah tersebut jauh dari fasilitas kesehatan yang memadai. Tenaga kesehatan juga sangat terbatas.

Berangkat dari itu, EcoNusa merasa perlu untuk berbagi pengetahuan jika terjadi kasus COVID-19, yang memang gejalanya cukup parah. Tentu dengan standar yang dibuat WHO dan Pemerintah.

“Dengan begitu, jika ditemukan adanya kasus corona setelah ravid test atau ada gejala, sudah pasti kan dilakukan isolasi,” jelas Bustar.

Rata-rata masyarakat di perkampungn punya ruang isolasi. Namun, yang menjadi kendala adalah kasus COVID-19 yang gejalanya cukup fatal, sehingga harus dievakuasi ke Puskesmas atau Rumah Sakit Umum (RSU) yang memiliki fasilitas dan tenaga kesehatan yang cukup.

“Kita bersama masyarakat melakukan uji coba itu, tentu dengan menggunakan APD yang cukup lengkap sehingga tidak tertular. Kita buat pasiennya dibawa ke boad, lalu ditransfer ke rumah sakit terdekat,” jelasnya lagi.

EcoNusa juga memberikan dukungan alat kesehatan berupa APD, agar kelak ada kasus seperti ini bisa digunakan masyarakat di pulau atau daerah terpencil, untuk mengevakuasi pasien terpapar virus corona. (BB-TAN)