BERITABETA.COM, Ambon – Kunjungan Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) di Ambon, Provinsi Maluku, Selasa pagi (29/10/2019) ternyata banyak menyisakan suka cita bagi warga pengungsi di Negeri Tulehu, dan juga masyarakat Maluku secara luas.

Salah satunya adalah sinyal positif dari Presiden Jokowi saat merespon permintaan penegerian Kampus Universitas Darussalam (Unidar) Ambon yang terungkap dalam dialog bersama warga pengungsi di areal Unidar Ambon, Negeri Tulehu, Kacamatan Salahutu, Kabupaten Maluku Tengah.

Hal ini diungkapkan  salah satu dosen Universitas Darussalam, Zulfiqar M.A. Lestaluhu, S.Sos, M.Si, dalam rilisnya yang diterima beritabeta.com, Rabu malam (30/10/2019).

Zulfiqar yang saat itu menjadi penanya pertama dalam dialog tersebut mengaku, permintaan yang diajukan dirinya itu direspon dengan baik oleh Presiden Jokowi.

Setelah menanyakan masalah tidak masuknya mesjid Kampus Unidar dalam pendataan bangunan yang rusak  oleh Kementerian PUPR untuk perbaikan, permintaan selanjutnya adalah soal penegerian Unidar Ambon yang kampusnya kini dijadikan lokasi penampungan warga pengungsi.

Permintaan ini, kata dia,  dijawab dengan lugas oleh Presiden dengan meminta segera memasukkan berkas terkait proses menegerikan Kampus Unidar, kampus Tulehu.

Presiden Jokowi saat menanggapi pertanyaan dan permintaan dalam dialog bersama warga pengungsi korban gempa bumi di lokasi pengungsian Kampus Unidar Ambon, Negeri Tulehu, Selasa (29/10/2019)

“Yang kedua yang dinegerikan tadi itu, tolong nanti berkasnya dimasukkan untuk ditindaklanjuti,” ungkap Presiden Jokowi, ditirukan Zulfiqar.

Menurut Zulfiqar,  dalam dialog tersebut, ada tiga orang penanya.  Selain dirinya juga ada penanya lain yang adalah mantan anggota legislatif.  Dan untuk pertanyaan pertama terkait pembangunan kembali masjid kampus Unidar yang juga terkena dampak gempa bumi, presiden juga mengaku akan menjadi tanggungjawab Kementerian PUPR.

 “Yang pertama yang urusan mesjid biar dibangun oleh PU, langsung dicatat ditangan itu, biar nanti dicek di lapangan,” kata Jokowi seperti ditirukan Zulfiqar.

Ia mengatakan, hadirin yang hadir sangat antusias mendengar jawaban presiden, dan mereka berharap hal ini segera dapat diwujudkan. Ada masyarakat yang berkomentar bahwa ini kado terindah tidak saja untuk Unidar Ambon tetapi juga untuk masyarakat di Maluku khususnya di Maluku Tengah, lebih khusus lagi bagi semua masyarakat yang bermukim di Tulehu.

Hal senada juga diungkapkan warga Negeri Tulehu Faisal Lestaluhu (pengungsi) yang mengatakan  Unidar telah membuktikan pengabdiannya kepada masyarakat dengan mengizinkan ribuan pengungsi tinggal sementara di areal kampus seluas 17 hektar sejak tanggal 26 September 2019 lalu sejak gempa pertama terjadi.

“Unidar nih su bantu katong, dong su izinkan katong tinggal dengan fasilitas  listrik gratis di dalam wilayah kampus, ini kan bentuk nyata pengabdian masyarakat sesuai Tri Dharma perguruan tinggi,” ungkap Faisal Lestaluhu yang juga sarjana lulusan dari PT ternama di kota Ambon.

Sementara itu, tokoh agama  M. Ali Lekasalaisa, sangat menyambut gembira atensi dan respon yang disampaikan  Presiden Jokowi  ini. Ia mengakui, dengan menegerikan Kampus Unidar, maka akan banyak anak daerah setempat yang dapat menjadi tenaga pengajar di Unidar dan ini tentu membantu pemerintah dalam penyediaan lapangan kerja bagi masyarakat.

Kapala Desa Waiheru,  Usman Elly  juga mengatakan point menegerikan Unidar ini sangat penting, agar banyak yang bisa mengajar nantinya.

“Point terakhir itu yang penting, kedepannya khan akan banyak yang bisa menjadi tenaga pengajar tetap nantinya, sebagai alumni beta sangat dukung hal ini, semoga akang cepat terlaksana jua tuang” pungkasnya.

Selain soal permintaan penegerian Kampus Unidar, ada juga penanya kedua yang  meminta dapat diberikan terpal, karena sudah satu bulan lebih terpal yang digunakan mulai lusuh dan sobek sehingga tidak dapat lagi menjadi pelindung dari hujan dan panas matahari.  Dan menjawab permintaan ini, presiden juga  menjawab bahwa menurut Kepala BNPB, persediaan terpal masih banyak nanti akan didistribusikan secepatnya.

Sedangan mantan anggota DPR RI Hamzah Sangadji yang tampil menjadi penanya ketiga juga meminta ada penambahan APBD Maluku dari Rp. 3 triliun yang selama ini dialokasikan pemerintah pusat.

Sangadaji mengaku,  jumlah APBD ini sangat minim sehingga Maluku sulit berakselerasi maksimal dalam membangun dan mengembangkan daerahnya, Olehnya itu,  dierinya meminta kepada Presiden untuk menaikkan APBD  Maluku di tahun anggaran yang baru nanti.

Permintaan ini kemudian disanggupi oleh Presiden Jokowi dengan mengatakan akan segera menghubungi Menteri Keuangan Sri Mulyani untuk menindaklanjutinya. Sebelum berdialog dengan para pengungsi dan unsur masyarakat lainnya, Presiden Jokowi sempat meninjau RSUD sementara yang lokasinya berdekatan dengan tempat dialog.

Presiden juga menyempatkan diri mengunjungi tenda pengungsian anak-anak pondok pesantren Al- Anwariah yang bersebelahan dengan lokasi dialog. Dalam kesempatan tersebut, presiden memberikan bantuan sejumlah buku tulis yang disambut gembira anak-anak ponpes tersebut.

Setelah berdialog dengan para pengungsi dan masyarakat lainnya, rombongan presiden kemudian bersiap menuju Bandara Internasional Pattimura untuk melanjutkan perjalanan ke Palu Sulawesi Tengah(BB-DIO)