BERITABETA.COM, Namlea – Gugus Tugas Provinsi Maluku, ketahuan  kembali meloloskan orang yang baru datang dari zona merah Jakarta ke Kabupaten Buru tanpa melalui proses karantina dan telah tiba di Namlea, Rabu pagi (17/6/2020).

Fatalnya lagi mereka yang diketahui merupakan warga Jakarta ini, seluruhnya tidak diperiksa kesehatan oleh petugas di pelabuhan. Namun langsung dibawa pergi dengan mobil didampingi staf dari Balai Wilayah Sungai (BWS) Maluku.

Terlihat ada dua orang yang merapat ke meja petugas. Salah satu orang berbaju batik lengan pendek mengenakan tas eiger di punggung belakang dan di tasnya terdapat label lion Air  yang terlihat masih baru.

Pria baju batik ini terlihat mewakili orang yang baru datang membawa surat di meja petugas Dinas Perhubungan dan tim nakes satgas kabupaten yang berjaga-jaga di Pelabuhan dalam kota Namlea.

Petugas yang mengenakan APD, Eva sempat menanyakan kepada pria berkemeja batik dan diakuinya baru dari Jakarta. Sedangkan bapak yang mengenakan kemeja putih lengan panjang akui dari Jakarta , tapi berdalih sudah berapa hari di Ambon.

Pengakuan bahwa mereka dari Jakarta juga dibenarkan kru spedboat Cahaya Putri. Mereka mengaku dibuhungi lewat telepon agar menunggu tamu dari Jakarta akan datang dengan Lion Air di Tahoku, Kec.Leihitu, Maluku Tengah, guna diberangkan ke Namlea, Ibokota Kabupaten Buru.

Wartawan Spektrum dan Barometer yang meliput kedatangan rombongan sempat dihalangi pegawai dari BWS yang bertugas menjemput rombongan. Kedua wartawan ini dihardik  agar jangan tanya-tanya.

Karyani mengaku Pelaksana Lapangan Bendungan Waeapo dan satu temannya  dari BWS , meminta orang dari Jakarta ini agar tidak usah ladeni pertanyaan wartawan. Sambil meminta dua orang itu cepat naik ke mobil.

Wartawan yang curiga sempat tanyakan kedua orang ini di Ambon tinggal di mana. Keduanya tidak bisa menjawabnya, karena bukan penduduk Ambon.

Para staf dari BWS ini sempat ribut mulut dengan kedua wartawan. Bahkan Karyani juga over acting dengan mengatakan ke rekannya kalau dia foto wartawan dengan kamera hp-nya.

Wartawan spektrum langsung menjawab Karyadi kalau foto jangan jauh-jauh. “Ambil foto  itu dekat saja agar dapat kelihatan wajah,”tantang Ahmad Warhangan, wartawan Spektrum.

Sementara itu Sekertaris Gustus C-19 Kabupaten Buru, Azis Tomia kepada para wartawan lewat WhatsApp Group Covid-19 malam ini menjelaskan,kalau mereka yang datang dengan speedboat tadi pagi telah ada pemberitahuan resmi.

“Ini tamu dari Pemerintah Daerah karena kebutuhan harus melaksanakan pertemuan dengan Bapak Bupati, makanya harus dengan speedboat.Tidak ada perhubungan dari Ambon,”tulis Azis.

Saat ditanya apakah para tamu ini juga ada yang baru datang dari Jakarta, Azis tidak menyangkalnya.”Tamu dari Jakarta dengan Ambon terkait dengan pembahasan lahan bendungan,”jelas Aziz.

Dari penjelasan lugas Sekertaris Satgas Covid-19 Kabupaten Buru ini, akhirnya menguak ketidak becusan dari Satgas Provinsi Maluku yang mengeluarkan surat tertanggal 16 Juni 2020, diteken Henri M. Far- Far yang menerangkan semua yang baru datang ini adalah warga beralamat tempat tinggal di Kota Ambon.

Henri M Far- Far melalui surat Nomor : 3546/GT-PROMAL/VI/2020, tanggal 16 Juni 2020, memberikan surat keterangan kepada 9 orang. Sehubungan dengan Perjalanan Dinas yang dilakukan Pegawai Balai Wilayah Sungai Maluku dalam Rangka Pengawasan, Monitorong, dan Evaluasi Paket-Paket pekerjaan pada Kabupaten/Kota di Wilayah Provinsi Maluku dalam masa Pandemi COVID-19 di Maluku.

Para pemegang surat keterangan ini antara lain Hariyono Utomo ST MM , tertulis beralamat di Wayame, Rizhali Triutomi Sahan ST MM (Poka),  Dr. Ruslan Malik ST MM (Galunggung), Eadtwin Alberth leatemia (Nusaniwe), Sofyan Saleh SH (Batumerah), Yudha Pratama Narra Putra (Laha). Mohammad Gazaly Tuanany (Air Kuning), Ir Arif Sambodo (Wayame) dan Iskandar Bambang (Wayame) (BB-DUL)