BERITABETA.COM, Ambon  – Salah satu anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres), KH. Yahya Cholil Staquf mengatakan, takjub dengan masyarakat Maluku yang diluar dugaan mampu menyelesaikan konflik kemanusiaan tahun 1999 silam.

“Cara masyarakat Maluku menyelesaikan konflik ini boleh dikatakan ajaib. Itu sulit ditemukan di dalam masyarakat-masyarakat yang lain,” kata Yahya kepada wartawan usai pertemuan tertup bersama tokoh agama di kantor Gubernur Maluku, Kota Ambon, Kamis (10/1/2019).

Menurut Yahya, konflik di Maluku belasan tahun silam, bila dibanding dengan sejumlah daerah lainnya di Indonesia, menurut Yahya, kurang lebih sama. Namun, cara perdamaian yang digagas seluruh komponen masyarakat Maluku, perlu dipakai dan dijadikan sebagai contoh pembelajaran di Indonesia, bahkan dunia.

“Ini sesuatu yang sangat berharga bagi kita. Bukan hanya masyarakat Indonesia saja, tapi juga internasional perlu dan harus belajar dari masyarakat Maluku, khususnya dalam konteks dinamika saat ini yang penuh dengan berbagai macam antagonisme dan konflik seperti di Timur Tengah, Afrika dan bahkan di Eropa dan Amerika,” terangnya.

Setelah bertemu Wakil Gubernur DR. Zeth Sahuburua dan para tokoh agama, KH. Yahya mengaku banyak mendapatkan masukan penting dan strategis untuk negara. Sejumlah gagasan yang diterima dari tokoh agama dalam pertemuan itu, tambah Dia sangat berharga dan akan dijadikan pertimbangan, serta diakomodasi pemerintah pusat.

“Saya datang kesini (Maluku) melihat keadaan masyarakat yang membesarkan hati. Saya kira kita punya harapan besar bagi masa depan yang jauh lebih baik untuk masyarakat Maluku khususnya,” jelasnya.

Cara perdamaian yang dilakukan seluruh komponen masyarakat Maluku, membuat Yahya optimis dalam perhelatan Pemilihan Umum tahun 2019 mendatang, akan berlangsung aman dan damai.

“Tadi sudah dinyatakan bahwa masyarakat Maluku telah membuktikan terkait kekhawatiran orang tentang stabilitas keamanan. Dan itu sudah dibuktikan,” sebutnya.

Menurutnya, warga Maluku memiliki kohesifitas yang sangat kuat. Budaya toleransi yang asli telah tumbuh sejak lama.

“Saya kira semua orang boleh optimis Pilpres yang akan datang di Maluku tidak akan menimbulkan persoalan yang berat, karena masyarakat Maluku siap menghadapi,” akui Yahya.

Terkait permintaan Wakil Gubernur Maluku DR. Zeth Sahuburua kepada pemerintah pusat untuk melihat dan menghitung wilayah laut Maluku yang lebih luas dibanding daratan, Yahya mengakui seharusnya pengambil kebijakan harus bisa memahami hal tersebut.

“Kalau ini disadari betul saya kira gagasan tentang provinsi Kepulauan itu sangat-sangat masuk akal, mudah-mudahan proses yang sekarang sudah dimulai di DPR untuk UU Provinsi Kepulauan itu bisa diselesaikan dan bisa berhasil,” pungkasnya. (BB-DIA)