Rakyat harus cerdas membelok haluan dari pragmatisme “door prize pilkada”, baju kaus, sembako, dan sedikit uang serangan fajar. Taburan janji yang muluk-muluk telah kehilangan magnet, karena memang terbukti, pragmatisme rakyat tidak akan melemahkan daya kritikal pada saat mencoblos nanti.

Kedua, fakta empiris di beberapa negara lain pun hal ini juga terjadi. Penelitian yang dilakukan oleh Susan C. Stokes (2001), seorang guru besar Ilmu Politik Universitas Chicago terhadap 44 kasus pemilihan presiden di 15 negara Amerika Latin selama kurun waktu 1982-1995 menunjukkan adanya kecenderungan pengingkaran yang cukup tinggi atas janji-janji kampanye.

Ada gejala bahwa para politisi memang berusaha mengambil hati para pemilih ketika berkampanye, tetapi segera setelah mereka terpilih mereka menentukan kebijakan semau mereka tanpa mempedulikan preferensi para pemilihnya.

Kedua fakta memberikan informasi terpilih dan dipilih “sama-sama amnesia” (penyakit lupa) mestinya ini tidak demikian. Apakah ini produk Pilgub-Pilkada dalam wajah demokrasi?

Tentu bukan, sebab ide Demokrasi mengalami penafsiran yang banyak sekali dalam bentuknya. Dalam literature pernah terungkap ada lebih dari tiga ratus (300) varian demokrasi. Sehingga demokrasi Indonesia masi terus berjalan.

Mana kita pakai? mau demokrasi Barat sulit karena kita di Timur, demokrasi sederhana juga tidak mulus 100 persen, apalagi dictator, (baca Filsafat Demokrasi) jalan satu-satunya demokrasi dikontekskan pada fakta ketimuran  “Demokrasi Timur” (Stenleage) dibawah dalam fakta sosial pertarungan politik-demokrasi menguatnya pemilih konservatif, pemilih yang masi menjaga tradisi.

Kiranya  sebuah demokrasi yang kuat yang sehat di awali dari rakyat lokal untuk  Indonesia yang melintasi arus perdaban janji kampanye. Kegagalan kita membangun sistem politik yang sehat hampir 70 tahun menjadi sebab utama mengapa bangsa dan daerah ini masih tertatih-tatih sambil mengerang ditengah pergaulan global yang semakin kompetitif dan agresif.

Tuan rumah di negeri sendiri. Itu persoalan yang masih patut dipertanyakan saat ini, dan mungkin di tahun akan datang. Apakah benar daerah ini akan maju dan berkembang dari hasil buaian kampanye Pilkada yang akan berlangsung di 4 kabupaten di Maluku ? Wallahualam (***)