Contoh sangat sederhana seperti babi di zaman Rasulullah akan tetap sama dengan babi zaman now, hukumnya haram. Begitupun dengan zina maupun khamr. Tak ada yang spesial pake telor utk dihalalkan.Umat Islam tahu betul hal – hal yang melanggar agamanya.

Meskipun seribu penafsiran kembali dari kalangan ulama liberal Islam sekelas profesor sekalipun, tak akan bisa mengubah nilai – nilai abadi ini. Dinding kokoh itu telah dibangun dengan ilmu ulumuddin oleh para ulama – ulama pendahulu. Luasnya ilmu mereka, telah membentuk benteng pertahanan dari serangan – serangan di luar Islam.

Akibat meledaknya bom peradaban Barat di daratan Eropa, membuat masyarakatnya tak banyak lagi mau beragama. Agama seakan menjadi momok. Sebabnya Islam dilabeli agama prehistory sebab masih mempertahankan syariat Islam.

Teman – temanku di kelas bahasa Belanda, jika menyebut Yesus, sambil jari – jari tangan mereka membentuk tanda kutip (“). Kalaupun masih ada sisa – sisanya, banyak hanya sebatas percaya adanya Tuhan, namun Tuhannya disuruh duduk  beristirahat.

Pew Research Center adalah lembaga peneliti non partisan yang berpusat di Washington DC.  Menurut penelitian mereka thn 2018, rata rata penduduk Eropa Barat tinggal 20 persen yang masih meyakini agamanya.

Nah, teman – temanku  dan beberapa keluarga disini,  termasuk dalam 20 persen itu. Buatku, mereka  orang orang tangguh yang mempertahankan iman Kristen mereka di tengah arus kebebasan. Aku menyayangi mereka sebab bernasib sama di daratan ini.

Begitulah gelombang peradaban Barat modern menghantam semua agama sebab ulah manusianya. Perayaan Natal dan Tahun Baru hanya sekedar pesta rutin akhir tahun. Jadi tak usah heran ketika Mohamed Salah dan keluarga kecilnya turut berpotret di depan pohon natal.

Perayaan Natal memang dibuat menjadi kultur Barat, tidak lagi menjadi perayaan agama bagi 80 persen penduduknya. Kristen di Barat menjadi Kristen yg tersekulerkan. Berbeda dengan Kristen di Indonesia yang masih memegang teguh iman Kristennya. Dan itu bisa terlihat di masyarakat Maluku di sini. Mereka sungguh orang- orang hebat yang kuat menggenggam imannya.

Jadi buat teman teman muslimku jangan salah kaprah. Tak perlu latah trauma seperti masyarakat Eropa, mengolok – olok syariat agamanya sendiri. Sungguh orang- orang seperti ini, tanpa mereka sadari, mereka telah bercermin pada cermin yang salah.

Perhatikan tahun tahun di atas, justeru di tahun tahun itu, Islam sedang di puncak keemasan. Andalusia dgn Cordoba dan Granadanya berikut Kekhalifahan Turki Utsmani, menjadi pusat – pusat ilmu pengetahuan, sedang di saat yang sama, Eropa tertinggal 600 tahun di belakangnya.

Saudara Kristen kita telah menebus kesalahan Mahkamah Inquisisi mereka dgn menenggelamkan catatan zaman tragis itu. Mereka lahir kembali dengan wajah penuh kasih. Tugas kita hanya saling memahami , saling menyayangi sesama makhluk Allah SWT.

Buat teman teman muslimku, carilah ilmu dari sumber yang benar. Jika mau menyelami Islam, datang dan hadiri majelis – majelis ilmu, jangan berguru pada kaum Orientalis ( para ahli ilmu Islam tapi bukan beragama Islam) .

Dus, seahli – ahlinya mereka dalam ilmu Islam, tetaplah mereka melihat Islam dari cara pandang Barat yg berlumuran darah. Bisa jadi mereka mampu mengajari cara bersujud, namun mereka tak mampu mengajari cara Islam menguntai lafadz kepada Sang Khalik.

Semoga Allah lembutkan hati setiap muslim, memasukkan hidayah-Nya  ke dalam setiap hati yg mencari cahaya Islam dengan  ikhlas. Pantaskan diri kita untuk dicintai Allah sebelum dicintai dan mencintai makhluk- Nya.

Percayalah, dear.. Jika bumi ini tak mampu lagi memberimu solusi, tataplah langit Allah yang Maha luas yg tak akan pernah lelah berbagi. ( Ust. Budi Ashari ) Sepertinya memang kita perlu menyelam lebih dalam lagi, memungut serpihan – serpihan ” 𝘛𝘩𝘦 𝘐𝘴𝘭𝘢𝘮𝘪𝘤 𝘎𝘰𝘭𝘥𝘦𝘯 𝘈𝘨𝘦 ” yang ikut ditenggelamkan bersama tragedi sejarah Barat.

Sayangnya, meskipun dunia informasi semakin canggih, dan menjamurnya majelis – majelis ilmu, masih banyak umat muslim yg belum juga  mengenal sejarah agamanya dengan baik dan benar, sehingga terbelenggu faham kebebasan yang tak punya sebab dalam sejarah Islam.

In sha Allah, semoga potongan ilmu ini menjadi ilmu yang bermanfaat bagi siapa saja yg Allah gerakkan hatinya untuk  membaca.

Wallahu a’lam bishowab..

Sumber : Kuliah Online Peradaban Barat –  Attaqwa College – Depok  (bedah buku Wajah Peradaban Barat oleh Dr. Adian Husaini ) 24 Jumadil Awal 1442 H.