Oleh : Muh Kashai Ramadhani Pelupessy (Alumni S2 Psikologi UNY)

WORLD Happiness Report (WHR) tahun 2019 melaporkan bahwa penduduk dunia semakin tidak bahagia. Ada tiga faktor yang menyebabkan penduduk suatu negara tidak bahagia ialah kekhawatiran, kesedihan, dan kemarahan.

Salah-satu penyebab utama dari ketiga faktor tersebut ialah kecanduan internet. Berdasarkan laporan Global Digital Reports (GDR) tahun 2019 bahwa penduduk Indonesia termasuk negara yang begitu candu dalam menggunakan internet.

Beberapa negara di Asia Tenggara menguasai posisi lima besar dalam daftar warga paling aktif ber-internet. Filipina menempati peringkat teratas. Thailand ada di posisi ketiga, sementara Indonesia di peringkat Kelima.

Masyarakat Filipina rata-rata menghabiskan waktu mereka di dunia maya selama 10 jam 2 menit setiap harinya dan Thailand selama 9 jam 11 menit. Sementara penduduk Indonesia rata-rata menghabiskan waktunya di dunia maya selama 8 jam 36 menit per hari.

Berbeda dengan Jepang, penduduknya hanya menghabiskan waktu 3 jam 45 menit setiap harinya. Hal ini menunjukkan bahwa mungkin di negara berpendapatan rendah dan menengah seperti Indonesia, warganya lebih sering menggunakan internet ketimbang di negara dengan pendapatan tinggi (Jepang).

Untuk akses ke media sosial (facebook, whatsapp, dll), Indonesia menempati urutan keempat dengan menghabiskan waktu sebanyak 3 jam 26 menit. Sisi positifnya, dengan akses yang begitu mudah ini, kita dapat mengenal dunia lebih luas.

Akan tetapi, sisi positif itu selalu berkelindan dengan aspek negatif lainnya. Di media sosial, terkadang kita sering menjumpai konten-konten berbau hoaks. Mungkin, inilah yang membuat pengguna internet menjadi marah, sedih, dan khawatir, sehingga tingkat kebahagiaannya menjadi turun.

Sebagaimana kasus di India, yang mengalami lonjakan penggunaan internet sejak tahun 2018  lalu. Sepanjang tahun itu, ada lebih dari 97 juta pengguna baru di negara tersebut.

Bertambahnya pengakses internet tak selalu berarti baik bagi pemerintah India. Mereka kini tengah berjuang melawan dampak kekerasan dari berita hoaks yang viral dengan cepat di layanan pesan instan, seperti WhatsApp, Facebook, dll. Kekerasan akibat hoaks telah menghilangkan lebih dari dua lusin nyawa warga India.

Untuk merubah sesorang dari “candu” menjadi “tidak candu” ialah pekerjaan yang tidak mudah. Hal ini butuh kerjasama kolektif. Oleh karena itu, dengan memperhatikan dampak negatif kecanduan internet, maka solusi alternatifnya ialah kita harus lebih mawas diri mulai dari sekarang.

Dengan mawas diri, kita akan lebih mudah mengklasifikasi berbagai informasi. Mawas diri ini juga dapat membuat kita lebih bisa menahan diri, serta tidak mudah terpancing oleh beragam informasi yang dapat menguras energi positif.

Mungkin, itulah sedikit pelajaran, agar kita lebih memaknai rutinitas hidup ini secara lebih positif. Dengan begitu, kita dapat menurunkan perasaan marah, khawatir, dan sedih, sehingga kita lebih bahagia di setiap harinya. (***)