BERITABETA.COM – Sosoknya terus bersinar di usia senja. Tanpa sengaja, Selasa 18 Agustus 2020, seorang sahabat dari Jakarta mengirimkan sepotong video berisi tampilan seorang nenek yang duduk di kursi roda sambil bernyanyi.

Video yang dikirim ke pada wartawan beritabeta.com ini, sontak menarik perhatian. Paslanya, nenek yang didaulat bernyanyi itu, tampil di sebuah acara yang tak lain adalah perayaan HUT Kemerdekaan RI ke 75.

Meskipun tak jelas dimana sosok nenek ini tampil, namun terlihat di sampingnya terdapat seorang perempuan mengenakan masker mencoba mengatur microfon kepada sang nenek. Siapa sosok ini?

Penasaran dengan sosoknya, redaksi beritabeta.com kemudian menanyakannya.  Ternyata, sosok yang tampil membawakan lagu “Indonesia Pusaka” ciptaan Ismail Marzuki adalah penyanyi seriosa ternama Rose Pandawangi.

Rose tampil memukau, suaranya masih ‘wangi’ seperti nama yang disandangnya. Lagu “Indonesia Pusaka” yang dibawakan, masih terdengar merdu dengan suara yang stabil.

Penyanyi kondang yang dulu dikenal dengan nama Rose Sumabrata ini, awal tahun 2019 lalu juga tampil memukau di sebuah acara yang digelar di panggung Ciputra Artpreneur Theater.

Saat itu Rose juga tampil melantunkan  lagu “Indonesia Pusaka”. Lewat Dentingan tuts piano Ananda Sukarlan yang mengiringinya, mantan bintang radio era 1960-an ini menyuguhkan suara sopranonya yang cukup jernih.

Ros saat itu tampil dalam acara “Kisah Mawar, 90 Tahun Rose Pandanwangi untuk Seriosa dan Keroncong Indonesia”.

Siapa Rose Pandanwangi?

Rose Pandanwangi lahir dengan nama Rosalina Wilhelmina Poppeck pada 26 Januari 1929 di Makassar. Ayahnya berdarah Jerman, bernama Gustav Poppeck dan ibunya, Sara Elizabeth Pondt Supit, keturunan Spanyol dan Manado.

Sejak kecil, Rose sudah digembleng olah vokal dan berlatih piano. Beranjak dewasa, dia dikirim orangtuanya ke Belanda untuk meneruskan sekolah, sebab keadaan di Indonesia tak kunjung membaik.

Dia menikah dengan Yahya Sumabrata, mahasiswa kedokteran di Rijks Universiteit-Utrecht. Dia pun mengasah olah vokalnya.

Setelah lima tahun di Belanda, Rose kembali ke Indonesia pada 1952. Kualitas vokal dan teknik bernyanyinya dianggap mumpuni untuk dikirim ke Festival Pemuda ke-4 di Bukares, Hongaria. Rose kemudian menjadi penyanyi seriosa Indonesia pertama yang tampil di panggung internasional.

“Ibu Rose Pandanwangi adalah soprano pertama di dunia musik klasik yang dimiliki Indonesia,” kata pianis Ananda Sukarlan dalam acara konferensi pers “Kisah Mawar: 90 Tahun Rose Pandanwangi untuk Seriosa dan Keroncong” seperti dikutip beritabeta.com dari Historia.id.

Nama Pandanwangi pemberian pelukis Sudjojono, suami keduanya. Dan nama Rose Pandanwangi pun dipakai dalam beragam kontes vokal. Pada 1958, tulis Sori Siregar dalam Kisah Mawar Pandanwangi, nama ini dipakai pertama kali sebagai peserta Pemilihan Bintang Radio. Dia menyabet juara kedua Bintang Radio Jenis Seriosa daerah Jakarta Raya.

“Ibu Rose ini dulu banyak menyanyikan karya seriosa yang berangkat dari karya sastra,” sambung Ananda Sukarlan.

Sejak 1953, sebagai pengisi acara RRI, Rose terus berkiprah dalam gelanggang seriosa Indonesia. Dia menjadi pengisi acara konser musik klasik hingga opera sampai tahun 1990-an. Genap berusia 65 tahun pada 1994, dia menggelar konser perpisahan (afscheids concert) bersama pianis Sunarto Soenaryo di gedung Erasmus Huis.

Rose bersama Glend Fredli di sebuah kesempatan

Kiprahnya Sebagai Penyanyi

Perjalanan karier Rose Pandanwangi dalam dunia seriosa diawali ketika bertemu dengan guru menyanyi Jepang Miakira. Oleh Miakira, Rose diperkenalkan dengan serombongan orkes dari Jepang yang mengadakan tour keliling di Ujung Pandang. Bakat dan warna suara Rose ternyata cocok dengan selera orkes tersebut.

Pada zamanya itu musik seriosa sangat menarik dunia dan budaya secara luas di dunia. Pada tahun 1947, Rose masih menggunakan nama keluarga ayahnya, yaitu Poppeck. Rose dan keluarga dahulu tinggal di Makassar.

Ayahnya mengirimkan Rose ke Eropa, yaitu di Belanda untuk melanjutkan bidang studinya. Pada saat itu umur Rose masih berusia 17 Tahun.

Sebelum ia pergi ke Belanda untuk melanjutkan studinya, ternyata bakat yang dimiliki oleh Rose ini sudah menarik perhatian guru serta pemain musik luar negeri.

Rose juga sudah pernah tour keliling Sulawesi Selatan bersama rombongan orkes Jepang. Di Belanda Rose melanjutkan studinya di bidang musik hingga tampil sebagai peserta di festival di Budapest, Hongaria pada bulan Agustus 1949.

Rose adalah salah satu perwakilan rombongan Indonesai  pada saat itu ia memakia nama Rose Sumabrata dari suami pertamanya.

Tahun 1952 Rose pulang ke Indonesia. Tahun 1958 untuk pertama kalinya Rose mengikuti lomba bintang radio jenis seriosa dan merebut juara III.

Tahun 1959 Rose mengikuti lomba lagi, dan berhasil mengalahkan penyanyi legendaris seriosa Indonesia Norma Sanger. Prestasinya diulang lagi ketika tampil menjadi juara nasional di Senayan tahun 1981.

Sejak tahun 1958 sampai 1965, Rose telah mengumpulkan 14 piala kemenangan baik untuk tingkat DKI maupun tingkat nasional.

Semenjak tahun 1965 Rose tidak aktif mengikuti lomba-lomba Bintang Radio untuk memberi kesempatan kepada pendatang baru. Rose lebih aktif sebagai juri untuk lagu-lagu seriosa dan aktif mengadakan pentas di berbagai acara hiburan maupun gereja-gereja.

Prestasinya tidak terbatas di dalam negeri, tetapi juga ke mancanegara. Tahun 1953 Rose mengikuti festival lagu klasik yang diadakan di Bucharest, Rumania dan berhasil sebagai juara III. Selain itu, juga aktif pentas panggung hiburan antara lain di Pusat Kebudayaan Belanda Erasmus Huis, dan Lembaga Indonesia Amerika.

Meski sudah berusia senja, Rose Pandanwangi tetap stabil dalam melantunkan lagu. Buktinya, Senin 17 Agustus 2020 kemarin, di puncak acara HUT Kemerdekan RI ke-75, penyanyi lagendaris ini masih tampil dengan suara khasnya (dhino pattisahusiwa)

SIMAK VIDEO ROS PANDANWANGI DI BAWAH INI :