BERITABETA.COM – Sebagai pembawa acara yang dikenal dengan pertanyaan-pertanyaan sadisnya, Ira Koesno pernah memperoleh penghargaan Panasonic Gobel Awards untuk 3 kategori yaitu Pembawa Berita Wanita Terfavorit (1998 dan 2002) serta Presenter Informasi dan Berita (2003).

Nama Ira Koesno kini kembali muncul jelang Pilpres 2019. Komisi Pemilihan Umum (KPU) menujuk Ira Koesno menjadi moderator debat capres-cawapres pertama.

Kubu Prabowo tidak masalah meski nama Ira Koesno diusulkan oleh tim Jokowi-Ma’ruf. Koordinator Juru Bicara Badan Pemenangan Nasional Prabowo-Sandi, Dahnil Anzar Simanjuntak menerima baik usulan tersebut. Dia percaya, siapapun moderatornya akan berlaku profesional.

“Kami pada prinsipnya yang diajukan teman- teman dari kubu Pak Jokowi kami tidak masalah. Jadi Ira Koesno yang diajukan tidak masalah. Kami pikir toh debat ada kode etiknya, jadi moderator tidak bisa melakukan akrobatik. ingin tampil, itu tidak mungkin ya,” katanya di kantor KPU RI, Jl Imam Bonjol, Jakarta Pusat, Jumat (28/12/2018).

Dahnil  percaya tiap moderator debat punya kode etik yang tak boleh dilanggar. Apalagi, siaran debat disorot oleh publik secara langsung. “Kalau ada moderator macam macam, berusaha akrobatik ingin tampil, performance sendiri, show sendiri, saya pikir itu beresiko. Dan publik menonton,” jelasnya.

Siap Ira Koesno?

Kecintaannya kepada dunia tulis-menulis mendorong akuntan lulusan Universitas Indonesia ini menjadi wartawan. Namanya pun melambung karena pembawaannya yang berani dan kritis saat menjadi presenter berita.

Wanita kelahiran Jakarta, 30 November 1969 ini adalah anak dari Koesno Martoatmodjo dan Sri Utami. Ia lebih diikenal dengan panggilan Ira Koesno ketimbang nama panjangnya Dwi Noviratri Martoatmodjo.

Usai lulus kuliah dari Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Ira Koesno bekerja sebagai akuntan di Auditor KPMG Hanadi Sujandro, sebuah perusahaan akuntan publik, saat umurnya menginjak 25 tahun.

Selang setahun, Ira Koesno akhirnya memilih banting stir. Pada tahun 1996, ia melamar ke SCTV menjadi wartawan. Ia mengaku sangat senang dengan dunia barunya tersebut karena selain suka bidang finansial, Ira pun mengaku suka dunia tulis menulis. Ira beralih profesi sebagai wartawan pada usia 26 tahun.

Sebagai jurnalis, Ira Koesno telah meliput berbagai peristiwa baik, dari yang biasa sampai yang luar biasa. Putri bungsu dari dua bersaudara ini berani terjun langsung meliput peristiwa darurat militer di Aceh.

Ia juga berani dan kritis saat mewawancarai Menteri Negara Lingkungan Hidup, Sarwono Kusumaatmadja pada tahun 1998. Dalam wawancara tersebut muncul istilah “cabut gigi” dari Sarwono yang merujuk permintaan turunnya Presiden Soeharto sebagai penguasa Orde Baru saat itu.

Akibat keberaniannya menampilkan wawancara tersebut, ia dipanggil oleh petinggi SCTV dan diskor beberapa hari untuk tidak melakukan kegiatan jurnalistik karena adanya tekanan dari penguasa Orde Baru.

Kejadian tersebut tidak meluluh lantakan semangatnya. Setelah tumbangnya rezim Orde Baru dan lahirnya Era Reformasi, Ira Koesno makin berani dan kritis kepada nara sumber yang diwawancarainya dengan melontarkan pertanyaan-pertantaan secara lugas, tegas, dan cerdas.

Bahkan kemampuannya tersebut telah membuat Ira didaulat sebagai Asisten Produser Liputan 6 dan Produser Investigasi “SIGI”. Tentu saja, ia tetap sebagai presenter beritanya Liputan 6 SCTV.

Setelah hampir 7 tahun bekerja di SCTV, pada tahun 2003, Ira Koesno memutuskan untuk mundur sejenak dari dunia pertelevisian karena tidak ada tantangan lagi. Ia pun mendirikan bisnis baru, bernama Ira Koesno Production (IKPro). Bisnis ini bergerak dalam bidang jasa strategi komunikasi terpadu. Selang 2 tahun, perusahaan garapan Ira Koesno tersebut berganti nama menjadi Ira Koesno Communications (IKComm).

Di tengah merintis usaha barunya, ia diminta Komisi Pemilihan Umum (KPU) untuk menjadi moderator “Debat Presiden 2004”. Tawaran itu ia sambut dan ia lakokoni dengan gayanya yang khas, galak saat bertanya kepada calon presiden saat itu.

Lama tak tampil di televisi, Ira Koesno hadir sebagai pembawa acara talkshow “Satu Jam lebih Dekat” yang ditayangkan tvOne pada tahun 2010. Tak lama kemudian, Ira juga dipercaya menjadi presenter program “Satu Meja” di Kompas TV.

Lama menghilang, Ira Koesno kembali muncul ke layar kaca. Ia didapuk sebagai moderator Debat Terbuka Pilgub DKI Jakarta Putaran Pertama Februari 2017. Popularitasnya pun melejit di dunia netizen, melebihi popularitas 3 paslon, Agus-Sylvi, Ahok-Djarot, Anis-Sandi yang juga hadir dalam acara debat tersebut.

Bahkan, ia kembali dikukuhkan sebagai moderator Debat Terbuka Pilgub DKI Jakarta Putaran Kedua yang tayang 12 April 2017. Lagi-lagi, Ira Koesno menunjukkan kualitasnya.

Kini dua kubu pasangan Capres-Cawapres menyatakan setuju kepada KPU untuk menampilkan Ira Koesno  sebagai moderator bersama Imam Priyono di Debat pembuka tanggal 17 Januari 2019 mendatang. (BB-berbagai sumber)

KELUARGA

Orang Tua            : Koesno Martoatmodjo dan Sri Utami

PENDIDIKAN

Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia

Master of Arts Film dan Produksi Televisi, Universitas Bristol, Inggris (2000)

Master of Arts Jurnalistik Internasional, Universitas Westminster, London, Inggris (2001)

KARIER

Akuntan di Auditor KPMG Hanadi Sujandro (1995)

Jurnalis dan Announcer di SCTV (1996-2003)

Direktur Ira Koesno Communications (2004-Sekarang)

Presenter “Satu Jam Lebih Dekat” tvOne (2010)

Moderator “Satu Meja” Kompas TV, -2016